Banyak jalan menuju Roma adalah kalimat yang tepat untuk kita yang sedang memutar otak berusaha mewujudkan mimpi berpetualang ke luar negeri. Ada sebagian dari kita yang punya mimpi besar, namun, faktor ekonomi yang membuat kita sering merasa kurang beruntung dan akhirnya berputus asa demi meraih mimpi tersebut. Come on guys. Kita hidup di jaman di mana dengan meng-klik saja kita bisa mendapatkan semua informasi yang kita butuhkan. Asal mau berusaha, impian kita sudah terbentang di depan mata.

Bermula dari aku yang waktu itu mencari referensi menulis skripsi, aku menemukan judul skripsi yang menggugah hati serta impian untuk berpetualang ke Eropa, judulnya adalah: Culture Shock and Cross Cultural Understanding between Indonesia and Netherland Based on Indonesian Au Pair in Netherland. Skripsi yang di tulis kakak tingkat tersebut menjelaskan tentang kisah beberapa pelajar Indonesia yang hidup di Belanda selama satu tahun dengan menjadi Au Pair, mereka menjelaskan bagaimana akulturasi budaya yang mereka dapatkan dan pelajari selama hidup dengan menjadi au pair di Belanda. Dari situlah aku tahu apa itu au pair.

 1. What: Apa sih program au pair itu?

Kata Au Pair berasal dari bahasa Perancis yang berarti ‘by mutual agreement’ atau pasangan/perjanjian. Jika kita memaknai kata pasangan, mungkin akan terbayang di benak kita kata simbiosis. Ya simbiosis mutualisme, pasangan yang saling menguntungkan. Karena kita tidak membahas au pair secara harfiah, maka aku akan jelaskan makna au pair dari pengalaman yang aku tahu saja.
Menjadi Au Pair berarti menjadi seorang warga asing di negara tertentu demi mempelajari bahasa dan budaya dengan tinggal di sebuah keluarga (host family) dan membantu mereka mengasuh anak. Ada juga au pair yang tinggal bersama host family yang tidak mempunyai anak, namun orang tua (manula).
Program Au Pair sangat popular di Eropa sejak tahun 90 an dan banyak remaja usia mulai umur 18 melakukannya, tentang batasan usia au pair, tergantung negara tujuan, contohnya di Jerman, batas usia menjadi au pair adalah 26 tahun. Program yang disediakan pemerintah di berbagai negara di dunia ini sangat membantu para keluarga yang membutuhkan support mengurus anak dan juga para au pair untuk mempelajari Bahasa Asing.
Selain diberi uang saku tiap bulan, pihak keluarga WAJIB memberi kursus bahasa kepada sang au pair. Jam kerja au pair juga sangat dibatasi, yakni 30 jam per minggu, lebih dari itu, pihak keluarga akan memberi gaji tambahan (sesuai kesepakatan bersama). Selain itu, au pair juga dianggap sebagai bagian dari keluarga, ikut makan di meja makan yang sama, kadang juga diajak liburan bersama. Tak jarang pihak keluarga dan au pair akan menjadi seperti saudara, teman, bahkan ada juga keluarga yang balik mengunjungi ke negara asal au pair.

2. Who: Siapa yang bisa jadi au pair?

Program Au Pair dikhususkan kepada para pemuda di seluruh dunia. Tak hanya para pemuda di Asia yang ingin belajar bahasa lalu jadi au pair di Eropa, banyak sekali remaja dari Amerika, Inggris, Jepang, yang aku temui saat jadi au pair di Jerman dulu. Tak ada yang menganggap au pair itu pekerjaan seperti TKW, atau babysitter, karena banyak anak yang notabene kaya raya di Jerman rela jadi au pair di Australia atau Amerika demi memperbaiki bahasa Inggris dan travelling, demikian pula sebaliknya. Mereka (orang Eropa) yang aku temui akan bilang, wow, cool kamu bisa jadi au pair di Jerman.
Meski pekerjaan utamanya adalah mengurus anak, bukan berarti program au pair dikhususkan untuk anak perempuan saja. 4 dari 10 au pair Indonesia yang aku temui di Jerman buktinya adalah laki-laki. Banyak keluarga yang malah ingin punya au pair laki-laki karena anak-anaknya juga laki-laki dan mereka ingin au pairnya bisa jadi kakak bagi mereka.

3. When: Kapan bisa jadi au pair?

Batasan usia untuk menjadi au pair adalah 18-30 tahun, tergantung dari peraturan pemerintah di masing-masing negara penerima au pair. Dan di masing-masing negara, kita hanya bisa menjadi au pair maksimal satu tahun saja. Misalnya, tahun ini jadi au pair di Jerman, kita masih ingin tinggal di Jerman dan memperbaiki bahasa Jerman, namun tidak bisa memperpanjang visa au pair, kalau kita tidak ingin jadi sukarelawan (FSJ) dan betah jadi au pair, maka cara satu satunya adalah pindah keluarga yang berada di negara berbahasa Jerman, contohnya Austria, atau Swiss (pindahnya jangan ke Swiss di mana kota yang berbahasa Prancis atau Italy ya) 🙂

4. Where: Di mana kita bisa jadi au pair?

Remaja dari Indonesia bisa jadi au pair ke sebagian besar negara Eropa, misalnya Jerman, Austria, Belanda, Prancis, dsb. Namun tidak bisa ke Inggris (Great Britain), Amerika, dan Australia. Kalaupun ada yang bisa, mereka membuat visa non-au pair, contohnya visa travel and work ke Australia. Ada baiknya kita check dulu negara yang kita inginkan di websites kedutaan besarnya, atau bisa juga check di sini. Pastikan negara yang kalian inginkan menerima au pair dari Indonesia, kalau tidak, akan menyesal nantinya karena kalian sudah apply keluarga sana sini, dapat kabar kalau keluarga tersebut mau menerima kita, tapi saat mau apply visa, ternyata negara asal keluarga tersebut tidak menerima au pair dari Indonesia.
Kalau au pair dari Jerman (atau negara EU), bisa jadi au pair kemana saja, bahkan ada juga yang jadi au pair ke Indonesia. Prinsipnya, au pair itu bukan pekerja yang berasal dari negara miskin/berkembang lalu mencari uang ke negara kaya. Banyak juga anak muda Eropa yang tertantang jadi au pair ke Jepang, Korea, bahkan Indonesia, karena mereka ingin bertukar budaya dan mempelajari bahasa.

5. Why: Mengapa au pair?

Au pair bagiku adalah sebuah program batu loncatan untuk meloncat ke mimpi selajutnya. Menjadi au pair adalah cara paling mudah untuk pergi ke Eropa tanpa uang sepeserpun dan tanpa beasiswa. Selain itu ada banyak sekali pertimbangan mengapa mau menjadi au pair:
* dapat uang saku. Memang tidak besar, di Jerman dapatnya hanya 260 euro perbulan. Dan uang segitu amat sangat tidak cukup untuk hidup di Eropa. Tapi kan kita tinggal dijamin oleh hostfamily? jadi kalau kita bisa sangat hemat, kita bisa nabung buat jalan-jalan keliling Eropa, atau bahkan nabung untuk mimpi kuliah di Eropa nantinya. Selain uang saku, kita juga bisa minta tambahan uang kalau kita bekerja lebih dari jam yang ditentukan di dalam kontrak kerja. Dulu aku diberi tambahan 15 euro dari kerja pagi, dan 30 euro kalau mau bantu bersih bersih selama 3 jam. Lumayan juga hasilnya aku bisa mengantongi uang 600 euro perbulan bersih. Teman aku yang jadi au pair di Hamburg dapat uang saku 260 euro, uang makan 100 euro (karena dia tinggal di apartemen terpisah), uang transport per bulan 50 euro, uang pulsa 20 euro. Udah gitu dia kerjanya cuma jam 14.00 sampai 18.00 saja, jadi kalau pagi, atas ijin keluarga, dia bisa kerja sambilan (jadi baby sitter atau bersih-bersih)
* belajar bahasa. Dengan tinggal bersama orang asing, mau tidak mau kita harus mendengar, menimpali pembicaraan dengan bahasa mereka atau bahasa Inggris.
* bisa travelling keliling Eropa. Sesuai perjanjian dengan host family sebelum berangkat, aku meminta jatah libur satu bulan full di bulan desember untuk keliling Eropa. Saat jadi au pair dulu, selama satu tahun, aku bisa menjelajahi lebih dari 40 kota dari 9 negara Eropa.
* menambah pengetahuan tentang keanekaragaman kebudayaan. Mana mungkin tidak, kalau kita tinggal di sebuah keluarga, kita pasti akan mengadaptasi pola dan budaya dari keluarga tersebut, contohnya adab saat makan, saat berbicara. Aku dulu sering banget dianggap tidak sopan karena suatu hal yang biasa aku lakukan di Indonesia, contohnya menggunting kuku di depan TV, orang Jerman hanya menggunting kuku di kamar mandi. 😀
* awal dari segala mimpi. Bersyukurlah kalian kalau masih diberi kesehatan, dan keluarga yang baik yang mau menanggung biaya pendidikan di Luar Negeri, atau kalian yang mempunyai otak cemerlang dan bisa mendapatkan beasiswa setelah lolos dari seleksi yang amat ketat. Namun, diantara kita, hanyalah punya mimpi. Jadi, hanya modal mimpi dan usaha yang keras, jadi au pair adalah salah satu cara mewujudkan impian kuliah serta tinggal di Eropa.

6. How: Bagaimana menjadi au pair?

a. Daftar sendiri:

Ada puluhan situs pencari au pair dan keluarga yang tersebar, tapi aku dulu daftar lewat situs:
https://www.aupairworld.com
Situs ini gratis, (meskipun kita bisa juga daftar premium member), sangat relevant dan anti spam.

b. Lewat Agency:

Mantan au pair yang sudah berpengalaman tinggal di Eropa dan punya koneksi beberapa keluarga host family, biasanya membuka agency penyedia informasi tentang au pair, host family, dan juga pelatihan bahasa. Dengan membayar sejumlah uang tertentu, kita bisa menjadi au pair lewat agency ini.

c. Dari kenalan

Jangan segan-segan menambah teman, bukankah banyak teman banyak rezeki?. Banyak keluarga yang terus ingin au pairnya berasal dari Indonesia, jadi mereka biasanya tanya kepada au pairnya, apakah punya kenalan di Indonesia yang mau jadi au pair?. Nah, kalau kalian rajin mencari informasi dan dengan sopan kenalan ke beberapa au pair yang sudah tinggal di Eropa, kalian bisa dapat link keluarga yang mau jadi host family.

Baca juga: Prosedur mendaftar au pair jalur mandiri!

Demikian sedikit info tentang au pair, semoga menambah pengetahuan dan jadi inspirasi. Akan banyak info, tips dan kisah seru lainnya yang akan aku bagi seputar au pair, Jerman, FSJ, Kuliah, semoga aku akan terus punya semangat untuk menulis. Hhehhe.

Aku senang bisa berbagi dengan kalian, akan lebih senang lagi bila kalian juga mau membaginya kepda orang lain, kakak, adik, saudara, yang barang kali ingin tahu serta menambah wawasan tentang perbedaan budaya antara Indonesia dan Jerman. Aku menerima kritik, saran agar kedepannya aku bisa sharing hal-hal unik yang bermanfaat dari Jerman. Sampai ketemu di topik lainnya.

Semoga tips ini memberikan informasi seputar Jerman. Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)

Baca juga: plus minus jadi au pair di Jerman

Viele Grüße

Comments

  1. Kalo aku membaca informasi ini duluuu banget, mau saya ikutin program au pair. Ternyata kalo ada kemauan ada jalan itu nyata. Salut buat Indra. Semoga sukses ya di negeri orang.

  2. Ka mau nanya nih, tadi aku kan main-main gitu ke website aupairworld. Nah biar lebih di notice sama profile nya muncul harus punya premium membership yah? Itu kira2 brp? Bayarnya monthly kah?

    1. Sebenarnya udah mepet banget, tapi ada juga kasus karena gast familie nya ngotot minta anak itu datang, tetap bisa datang.

  3. Iseng browsing dan nemu blog ini. Temenku ada yang ke jerman dan katanya pertukaran budaya. Baru tau kalau pasti dia ikut au pair.
    Jadi pngn juga.

  4. kak, aku apply aupairnya pake angency. terus di suruh siapin berkas. salah satunya liebefamilie’. liebefamilie ini adalah surat yang sama dengan motivationschreiben atau tdk kk?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *