Siapa yang menyangka kalau negara Jerman yang sampai tahun 2014 kemarin tercatat sebagai satu-satunya negara di Eropa yang perekonomiannya paling stabil ini, juga memiliki kisah sejarah pahit yang melatar belakanginya.

Mungkin yang belum mengenal Jerman, sejarahnya, dan orangnya, akan beranggapan kalau negara yang sempat menjadi negara diktator di bawah pimpinan Hitler ini akan bangga terhadap negaranya. Siapa yang tidak kenal Jerman? Kecanggihan teknologinya, para ilmuwan dan Komposernya, sejarah sastra dan budayanya yang terkenal di seluruh dunia. Namun, Deutsche sind doch nur Menschen (orang Jerman tetaplah manusia), banyak orang Jerman, mungkin sebagian besar dari masyarakat Jerman, amat sangat malu terhadap apa yang dilakukan Hitler, orang kelahiran Austria itu, di Jerman.

Satu orang yang membuat jutaan orang tercoreng nama baiknya, satu orang yang membawa dampak kekejian bagi warga dunia. Tercatat lebih dari 6 juta orang  Yahudi yang tewas karena pembantaian di bawah kekuasaan Hitler, tak hanya itu, hampir 30 juta orang tewas akibat perang dunia kedua yang disebabkan kebengisan dan ketamakan Hitler. Orang yang mengaku bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan itu tak layak disebut manusia. Bagi orang Indonesia yang belum tahu sejarah Eropa dan perang dunia kedua, sebaiknya amat sangat hati-hati dalam membicarakan atau menyebut nama Hitler dihadapan orang Jerman. Tak terhitung banyaknya orang Jerman yang masih menaruh kebencian terhadap nama itu. Sampai nama ‘Adolf’ atau ‘Hitler’ DILARANG keras dipakai menamai anak di Jerman. Kasian anaknya kalau dia tahu siapa Adolf Hitler itu, begitu pertimbangan pemerintah Jerman.

Aku mengunjungi kamp konsentrasi Dachau saat aku sudah 2 bulan berada di München dulu, tepatnya Maret 2014. Kamp Konsentrasi Dachau merupakan kamp konsentrasi yang dulunya tempat tinggal para tahanan Yahudi dan juga tempat pembantaian mereka. Kalau kalian melihat sendiri bagaimana di kamp ini orang tak bersalah dianiaya, disiksa cuma karena kebencian dan dasar yang tidak jelas, kalian pasti akan jijik mendengar nama Hitler. Sangat tidak manusiawi.

Ini Dachau zaman dulu (1933-1945)

Gambar di atas adalah gambar blok-blok di kamp konsentrasi ini, sebanyak 9000 orang tinggal di lahan luas yang di atasnya dibangun 34 blok untuk menampung para tahanan.

satu kamar bisa penuh sesak seperti ini
ini toilet para tahanan

Lihatlah mayat mayat yang menunggu dibakar ditumpuk sedemikian rupa. Mayat-mayat tersebut adalah orang Yahudi yang dibenci Hitler atau orang yang dianggap tidak berguna lagi untuk negara, orang cacat, orang sakit, dsb. Orang-orang seperti itu akan dikumpulkan per kelompok dan ditempatkan di sebuah kamar kecil lalu diasapi dengan gas beracun sampai semuanya mati. Kemudian jasatnya ditumpuk seperti gambar di atas dan dibakar.

ini tempat pembakaran mayat-mayat tersebut
ini Dachau sekarang (blok-bloknya sudah dibongkar)
Dulunya kawasan kamp ini dikelilingi pagar tinggi berduri berlistrik agar para tahanan tidak kabur
Ada foto saya di lambang Yahudi. Bukan berarti saya Yahudi, hanya kebetulan warna-warni saja

Kamp konsentrasi ini pastinya tidak cuma di Dachau, München saja, tapi banyak sekali. Saya juga sempat mengunjungi di Berlin, Rostock, di Bergerdorf, Hamburg dan Lübeck juga. Pastinya masih ratusan kamp konsentrasi lainnya yang bertema sama. Mengerikan dan kasihan sekali. Itulah sebabnya, orang Jerman MALU. Malu sekali terhadap dunia, terutama bangsa Yahudi dan keluarga yang sempat menjadi korban pembantaian biadab itu.

Salah satu teman Jerman yang pernah tinggal di Indonesia sampai nangis dan bertekat membangun sekolah untuk anak-anak di Surabaya dan Jember gara-gara dia melihat ada seorang anak SMP (anak Indonesia), yang memajang foto Hitler sebagai foto profil facebooknya. Kalau di Jerman, atau sampai ketahuan oknum tertentu, bisa dibunuh anak itu, begitu katanya.

Banyak, mungkin termasuk aku juga sebelum ke Jerman, yang belum mengenal kepahitan orang Jerman yang harus menanggung malu sepanjang masa karena sejarahnya ini. Oleh karena itu, saya mohon untuk yang membaca ini, tolonglah bilang kepada orang yang belum tahu, wartakan siapa Hitler itu dan mengapa kejadian itu tidak boleh terulang kembali, seperti kejadian G30S/PKI dan pembantaian masal setelahnya terhadap kaum tak bersalah yang dianggap komunis, yang sejarahnya ditutup-tutupi di masa orde baru, yang sampai sekarang banyak orang Indonesia yang masih belum membuka mata atas fakta di jaman Suharto tersebut.

Viele Grüße

Comments

  1. Makasih kak udah nulis ini. Aku jadi tau kenapa dulu temanku asal Jerman langsung negur waktu ada dua remaja lokal pake kumis-kumisan kotak dan pegang bendera Jerman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *