Belanda-Belgia, Antwerp: Tinggal di Gang Dolly

Cerita perjalanan kami mulai dari awal, bisa disimak dulu di:
Berlin dan Kenangan Yang Terendap Di Sana
Düsseldorf-Köln: Se-mengenaskan itukah Kami Ini?
Köln: Petir dan Sempitnya Dunia Ini
Amsterdam: Menculik Anjing Dari Bapak Yang Aneh
Hitchike Amsterdam-Rotterdam: Minyak Goreng Pengganti Bensin
Rotterdam: Serasa Pulang Kampung
Delft-Den Haag: Tuhan Menciptakan Dunia, Orang Belanda Menciptakan Belanda
Masih Di rotterdam: Kota Yang Sempat Hancur
Taman Nasional Velowezoom: Abang Gerobak Dorong

Sebenarnya kami sudah punya rencana untuk mencari mobil tumpangan dari Rotterdam ke Antwerp karena jarak kedua kota tersebut tak begitu jauh, hanya satu jam (Seperti Amsterdam-Rotterdam), menumpang bla bla car juga nggak begitu mahal, hanya 5 euro saja.

Hari itu hari Senin dan Johan rela membolos kerja demi mengantarkan kami sampai ke Antwerp dengan mobilnya. Johan pernah tinggal di Belgia selama beberapa tahun, jadi dia hafal jalan-jalan di kota Antwerp. Gladys menangis sesenggukan saat Johan melepaskan kami di kota Antwerp. Aku pun ikut menangis mengingat kebaikan hatinya. Bagaimana mungkin dia bisa sebaik ini kepada kami yang baru saja dikenalnya.

Sebelum melepaskan kami, Johan mengantar kami mencari alamat Couchsurfer yang akan memberi tumpangan. Namanya Philip, dari foto Couchsurfingnya, aku berasumsi dia tinggi besar, dan ternyata benar.

Philip masih kerja saat kami tiba pagi itu. Jadi kami berputar-putar di sekitar daerah itu. Johan tertawa terbahak-bahak saat kami menemukan alamat Philip.

“Ada apa, Johan?” tanyaku.

“Lihat gang ini!” kata Johan sambil menujukkan gang di depan apartemen Philip. Kami masih belum mengerti apa yang dimaskud Johan. Setelah beberapa saat, akhirnya kami kaget dan ikut tertawa juga. Gang tersebut adalah kompleks pelacuran. Gang persis di depan apartemen Philip tersebut adalah red light district di Antwerp, sebelas dua belas sama gang dolly.

“Wah, kita tinggal di Gang Dolly nih, mbak!” kata Gladys padaku

di apartemen tengah itulah kami tinggal
Universitas  dan perpustakaan
Town Hall yang dipenuhi Bendera dari selurih dunia
jalanan Trem menuju stasiun utama
gang-gang yang dipenuhi cafe

Johan juga mengantarkan kami jalan-jalan sejenak ke kota dan ke Steen Castle,

Steen Castle yang didalamnya terdapat simbol kesuburan Dewa skandinavia. Letaknya persis di tepi pelabuhan
Pusat kota
Masih di Kota

Kami tak kuat menahan beban derita perjalanan berupa tas ransel besar di pundak kami. Akhirnya, sambil menunggu Philip pulang, kami duduk saja di pelabuhan hingga matahari tenggelam.

Tas ransel yang harus kami pikul selama keliling-keliling hari ini
Setelah Johan pergi, kami makan Bagguette isi ayam kari di sebuah Cafe
Belgia di Musim Panas menawarkan kursi-kursi di depan cafe agar orang-orang bisa berjemur sambil liat orang lalu lalang
Kembali ke kota sebelum akhirnya mangkal di Pelabuhan
Menunggu Philip pulang di pelabuhan hingga matahari tenggelam

Philip pulang kerja pukul 21.00 saat itu. Dia tinggal di sebuah apartemen besar bersama satu orang wanita (bukan pacarnya). Kami tinggal di kamar ketiga yang kosong. Kamar tersebut sebenarnya mau disewakan, tapi belum ada penyewa. Jadi kami bisa tidur di sana selama beberapa hari.

Philip orang yang santai dan easy going. Dia penggiat Couchsurfing sejati. Dia juga pernah travelling dari Eropa ke Indonesia dengan menggunakan motor. Ya motor besar. Yang pada akhirnya disita saat dia masuk ke perbatasan Iran. Philip menunjukkan kepada kami tumpukan album-album saat dia menjelajah dunia hingga di Indonesia. Sangat mengesankan sekali bahwa dia saat ini memilih untuk kembali ke Belgia dan bekerja di kantor. Seperti bukan jiwanya yang meledak-ledak akan petualangan.

Aku senang sekali bertemu Philip dan mendengarkan cerita perjalanannya. Dia mempercayakan kunci rumahnya kepada kami selama tinggal di sana. Sehingga besok kami tak perlu menunggunya pulang kerja untuk bisa masuk ke rumah.

Jangan lewatkan cerita selanjutnya: Bruges&Gent: Nasib Gembel Sejati

4 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


x

Related Posts

5 Asuransi Terbaik di Jerman dan Cara Daftarnya
Halo, teman-teman Denkspa! 👋 Hari ini aku mau ngobrol soal asuransi kesehatan di Jerman. Buat kalian yang baru mau pindah ke Jerman, m...
Perbandingan BPJS di Indonesia dan GKV di Jerman
Halo, teman-teman pembaca Denkspa! Sebagai seseorang yang pernah tinggal dan bekerja di Jerman, saya sering mendapat pertanyaan seperti ini: “Ba...
Panduan Menulis Motlet dan CV untuk Apply Visa FSJ/BFD ke Jerman
Program FSJ (Freiwilliges Soziales Jahr) dan BFD (Bundesfreiwilligendienst) di Jerman adalah bentuk layanan sukarela di Jerman yang ditujukan unt...
powered by RelatedPosts
Ada yang ingin ditanyakan?