Saat tinggal di München dulu, seorang teman pernah menjemputku pakai mobil yang tiap minggunya berganti-ganti. Aku pikir, wah kaya sekali orang ini, mobilnya banyak.

Berbeda dari perspektif diriku saat di Indonesia, di mana aku melihat bahwa orang yang punya mobil itu pasti orang kaya, di Jerman, nyatanya mobil dibeli berdasarkan kebutuhan, bukan untuk pembuktian bahwa mereka mampu membeli mobil, atau untuk pamer-pameran. Orang yang tinggal di kota besar banyak juga yang tidak punya mobil. Tobi sendiri punya dua mobil, satu dari kantor, dan satu pribadi yang membuat dia menyesal dan akan menjual mobil pribadinya karena dirasa tak berguna. Host family ku dulu punya 4 mobil, dan saat aku tinggal di sana, ditawari juga untuk dibelikan mobil, karena rumah kami yang jauh dari stasiun kereta. Sayangnya, aku nggak bisa menyetir dan nggak punya SIM. 😀

Baca juga: 16 merk mobil buatan Jerman

Mobil bukanlah indikasi orang kaya di Jerman. Harga mobil sebenarnya sama dengan harga di Indonesia, tapi kurs mata uang dan pendapatan orang Jerman yang tinggi membuat harga mobil terjangkau. Di banyak kota besar, banyak orang berpendapat, “Ngapain beli mobil? parkir mahal, bayar pajak mahal, bensin mahal, mending pakai car sharing!”

Ternyata temanku yang gonta ganti mobil tiap minggu itu memanfaatkan mobil milik umum yang bisa dipakai kapan saja.

Jadi, mobil milik umum ini ada di mana saja dan bisa dipakai kapan saja, tanpa harus membeli bensin dan membayar biaya parkir (yang perjam nya bisa dibuat makan di warteg tiga kali, heheh).

Kalau kalian menemukan mobil seperti di bawah ini di Jerman, itu artinya mobil tersebut bisa dipakai oleh umum:

Lihat stiker oranye tersebut. Itu adalah logo perusahaan car sharing Cambio. Artinya kalian yang sudah mendaftar untuk pinjam mobil ini sewaktu-waktu, bisa langsung mengemudikan mobil ini kapanpun kalian mau. 

Car 2 go, ini juga salah satu mobil milik umum

Rata-rata, mobil car 2 go mungil seperti itu. Di Hamburg banyak tempar parkir mobil khusus mobil milik umum, seperti pada gambar ini, yang dicat hijau. Di sana, kita bisa memakir mobil tersebut tanpa bayar parkir

Drive now adalah perusahaan car sharing yang dipakai temanku saat itu, mobil Drive now biasanya Audi atau BMW dan  besar seperti ini- Cocok untuk berkendara beberapa orang. 

Selain beberapa jenis perusahaan car sharing di atas, di Jerman masih ada beberapa perusahaan car sharing seperti Citee Car, Stadtmobil, Hertz,

Lalu bagaimana cara kerjanya? Kan kita nggak punya kontak mobilnya?

Betul. Kita tak perlu kunci mobil! Jadi, awalnya kita daftar car sharing ini dengan mendatangi kantornya, misalnya perusahaan Drive Now, lalu membayar uang pendaftaran sebesar 29 euro. Uang pendaftaran ini tergantung perusahaannya, misalnya car 2 go biaya daftarnya hanya 19 euro, Cambio 30 euro, dsb.

Setelah mendaftar, mereka akan memberikan chip kecil yang ditempel di Surat Ijin Mengemudi tersebut, yang juga berfungsi untuk membuka dan menjalankan mobil. Jadi kita tak perlu kunci mobil. Oh ya, cara kerja chip tersebut juga unik, jadi kita hanya perlu mendekatkan ujung chip dengan logo car sharing yang biasanya ada di pojok kanan kaca mobil depan. Di bawah logo Drive Now, ada tiga logo: oranye, gambar jam pasir dan lambang senyum. Ujung chip didekatkan ke lampu kecil berwarna oranye itu hingga lampunya berubah jadi hijau. Setelah hijau, lambang smiley itu pun akan menyala dan tersenyum, lalu mobil sudah bisa dibuka. Begitu pun untuk mengoperasikannya, logo Drive Now itu ditempelkan di dekat kemudi dan berfungsi sebagai kontak mobil.

Setelah selesai, kita pun harus kembali menempelkan chip kecil itu ke logo Drive Now, yang menandakan, kita sudah selesai pinjam mobil itu, dan hitungan per menitnya sudah terkalkulasi.

Bayarnya gimana?
Saat daftar, otomatis semua data pribadi dan data bank kita juga ikut terdaftar, kalau kita pakai mobil itu, tiap menit pemakaian akan dikenakan biaya. Misalnya untuk Drive Now, tiap menit bayarnya 31 sen saja. Murah banget. Lalu dari chip tempelan di SIM itu, perusahaan bisa melacak orang ini memakai mobl berapa menit dalam sebulan, yang kemudian akan menarik uang dari rekening bank kita secara otomatis, bisa juga kita membayar per bulan sesuai tagihan yang dikirim perusahaan car sharing ini.

Boleh nggak dibawa ke luar kota?
Car sharing ini sebenarnya dikhususkan untuk dalam kota saja, misalnya kereta api lagi telat, sedang tergesa-gesa ke rumah teman, atau ingin berpergian dari A ke B yang lokasinya nggak ada Bus atau pun Kereta api lewat, dsb.  Bukan berarti kita nggak boleh membawanya ke luar kota, namun jarak tempuh luar kota yang ber-jam jam bisa merugikan kita sendiri.  Meskipun demikian ada juga kok yang meminjam car sharing ini untuk dibawa ke luar kota bahkan ke luar negeri.

Uniknya lagi, untuk menemukan mobil yang bisa dipakai kapan saja ini, kita nggak perlu sibuk mencari sepanjang jalan. Cukup dari rumah.

Lewat aplikasi tersebut, kita bisa mengecek, mobil-mobil itu ada di mana, bensinnya full atau kosong, dekat atau jauh dari lokasi kita berada, dsb.

Mobil milik umum ini akan banyak sekali kita jumpai di kota-kota besar seperti München, Hamburg, Frankfurt am Main, Köln. Kalau kita punya chip itu, bisa langsung pakai.

Enaknya pakai car sharing ini, kita bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain, tanpa harus menunggu bus atau kereta api, murah kalau dipakainya hanya di dalam kota, praktis dan nggak ribet daftar berkali-kali, tak perlu membeli bensin, tak perlu bayar parkir, dsb.

Kalau kecelakaan bagaimana? Car sharing ini pastinya sudah punya asuransi mobil, kalau kecelakaan fatal, kita tak harus menanggung biaya keseluruhan, tapi hanya sebagian dan tak sampai ribuan Euro. Misalnya Drive Now, kita hanya harus membayar 750 euro untuk mengganti kerusakaan akibat kecelakaan.

Aku sempat berpikir, kalau sistem mobil milik bersama ini diterapkan di Indonesia, waduh angkot jadi nggak laku. Gojek saja sudah di demo di Malang, apalagi car sharing. Dan lagi, masih banyak oknum yang curang di Indonesia, yang bisa saja ngakali biar bisa pakai mobil gratis atau lebih murah, di mana di Jerman nggak ada oknum seperti itu. Orang Jerman adalah orang yang fair dan bertanggung jawab, mereka akan membayar sesuai tarif dan kesepakatan bersama.

Mobil milik umum ini nggak bisa dicuri dan nggak bisa hilang, loh! Ya iyalah, kan kemana pun mobil ini berkendara dan terparkir, akan langsung otomatis terkontrol dan masuk ke applikasi yang bisa dilacak nggak hanya perusahaan, tapi semua orang yang punya aplikasi di smartphone mereka.

Semoga informasi tentang mobil milik umum di Jerman ini menambah pengetahuan kita tentang transportasi umum di Jerman.

Sampai jumpa di topik menarik selanjutnya

Baca juga: mengapa harga iphone lebih murah di Jerman?

Like juga facebook fanpage Denkspa kalau ingin mengetahui melihat informasi, foto dan video yang aku update seputar Jerman. Tinggal scroll down atau klik Denkspa. Terima kasih 🙂

Viele Grüße

Comments

  1. Indonesia mana berani yaaaaa car sharing kayak jerman, di rent car aja ga jarang kasus kecolongan.

    Iyah aku punya temen guru belly dance yang merid sama orang jerman katanya juga gitu enakan jalan sekalian Biar anget kalo jalan kan bergerak dan badan panes katanya.

  2. Wah enak banget ya. Kalo gitu kemana aja jadi praktis gak perlu isi bensin dan bayar parkir.

    Gak bayangin di Indonesia pake mobil begitu. Di sini aja masih banyak gepeng. Sedih.. ?

  3. Orang Jerman selain pintar membuat dan mengaplikasikan teknologi juga pandai membuat sistem transportasi ya mbak:D. BTW lama berkeliling sana kangen naik becak apa andong ga mbak hehehe

  4. Seru banget pake ini. Eh tapi kalo misalnya kita pake pergi terus parkir gitu. Balik-balik mobil kita bisa dipake orang lain apa enggak ya? Anyway, salam kenal ya kak! Baru pertama kali nih main ke sini. (w)/

  5. Wah… bisa pilah pilih mobil dong ya xixixi. ngebayangin kalo di sini udah diambil orang kali ya Mbak. Berarti kudu bisa nyetuir biar bisa bawa mobil kemana2. Keceh ya Jerman 🙂 tengkyu sharingnya…

  6. wah hebat ya mobil siap pake kapan dan dimanapun kita asal masih dalam area persediaan, sayang nya mobil pintar ini baru ada di jerman seandainya ada di negara kita indonesia pasti banyak penggunanya tuh

  7. ooh tentu doong…sim itukan satu persyarat pengendara mobil iya kan?

    beberapa hari yg lalu saya mencoba follow blognya mbak indra tetapi tombolnya gak fungsi baru ini bisa berhasil …kenapa itu mbak

  8. Oh ya?? masak Mas? saya juga kurang paham,,,sayangnya saya ini awam sekali masalah blogger…bahkan iklan saja menghilang, saya tidak tahu kenapa…kalau tombol nggak bisa gitu,,,kan juga susah dapat follower…saya jadi sedih…

  9. Wah bagus banget sebenernya ya. Di Idonesia mungkin belum bisa diaplikasikan soalnya ya, menurut teori kebutuhan maslow aja kebutuhan dasar kan makan minum rumah bayar sekolah dan sebagainya (kebutuhan fisik) belum bisa terpenuhi. Jadi untuk memenuhi kebutuhan diatasnya seperti self esteem, keamanan, juga masih sulit. Beda dengan di Jerman yang kebutuhan dasarnya sudah lewat. Tapi doakan aja semoga bisa jadi makin baik lagi

  10. "… di Jerman, nyatanya mobil dibeli berdasarkan kebutuhan, bukan untuk pembuktian bahwa mereka mampu membeli mobil, atau untuk pamer-pameran." Perbedaan mindset ya Kak, lols.

    Keren banget sistem transportasi di Jerman. Semua tersedia. Dan yang lebih keren lagi, orang Jerman nggak curang dalam menggunakan transportasi umum.

    O iya, Kak aku minta izin nyimpen artikel2 dari blog ini boleh nggak?

  11. Keren bangettt kereeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeennnn huweeeeeeeeeeeeeeeeee

    Banyak banget artikel kaka yang bikin aku mikir, "kapan ya itu bisa diterapkan di Indonesia?". Tapi yaa sampai kapanpun gabisa kalau karakter orang Indonesia yang kaya gitu belum bsia dirubah. Gak semua sih, tapi ya oknum"nya ituloh. Nah bahkan yang pejabat tinggi juga ikutan main :/ lah malah ghibah T~T

    Maafin aku.

    Semoga Indonesia bisa nyusul kayak Jerman secepatnya, amin xD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *