Budaya Jerman dan Indonesia memang kadang bertolak belakang. Hal ini wajar mengingat budaya Jerman berkiblat ke barat sedangkan Indonesia ke timur, sampai kapanpun nggak akan pernah bisa menyatu.

Sebagai orang yang berpikiran terbuka, hal paling baik yang harus kita lakukan hanyalah memahami perbedaan tersebut, lalu mengharagai serta tidak selalu berpendapat bahwa budaya timur adalah budaya yang paling baik (ethnosentris). Yang namanya budaya, atau istiadat, tidak serta merta hadir dan tercipta. Semuanya bisa dipelajari, diakulturasi, dan (mungkin) diterima (mungkin) juga tidak.  Budaya tradisional Indonesia sendiri yang sekarang ada, juga dibawa oleh koloni Belanda, saudagar Arab dan India, pengaruh kebudayaan Malay, dsb. Sedangkan pengaruh pesatnya teknologi dan pengaruh internet serta globalisasi juga mempengaruhi budaya modern Indonesia, seperti pengaruh musik dan film Boolywood, Hoolywood, Korea, Jepang, dan banyak lagi.

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, seperti slogan untuk blog ini, kali ini, aku akan membahas satu dari daftar list tentang adat dan kebiasaan. List yang sudah menumpuk karena kesibukannku kuliah dan jarang menulis blog.  Yakni tentang kebiasaan orang Jerman yang berkebalikan dengan kebiasaan orang Indonesia. Apa saja itu? Berikut ulasannya:

1. Nge-blink lampu depan mobil
Di Indonesia, kalau kita mengendarai mobil dan melihat ada pengendara dari arah berkebalikan akan belok dan memotong laju mobil kita, apa yang harus kita lakukan agar pengendara tersebut berhenti dan menunggu sampai kita lewat? Pastinya nge-blik lampu depan atau tekan klakson 2 kali agar mobil tersebut berhenti.
Tapi kalau di Jerman, sinyal mengedip-kedipkan lampu depan seperti kasus di atas, artinya mempersilakan pengendara yang lain itu untuk memotong terlebih dahulu melaju.
Jadi kalau mengendarai mobil di Jerman, jangan sampai salah ngeblink ya…ntar malah tabrakan karena kalian mikir mau melaju, pengendara yang lain pikir kalian mempersilakan mereka melaju duluan. 🙂
Oh iya, di Jerman, ngeblink lampu depan seperti ini juga dilakukan pengendara mobil yang mempersilakan penyebrang jalan untuk menyebrang dahulu. Beda kan? Kalau di Indonesia, sinyal ini untuk memperingatkan kalau mobil kita akan terus melaju dan yang lain harus hati-hati.
Lalu kalau sudah di-blink dan dipersilakan untuk melaju terlebih dahulu, biasanya pengemudi atau penyebrang jalan akan melambaikan tangan sembari berkata pelan, “Danke” (terima kasih).

2. Kebiasaan tepat waktu
Wah kayaknya yang satu ini sudah tak usah diperjelas lagi. Di Jerman, semua orang serba menghargai waktu, dan serba tepat waktu. Beda dengan orang Indonesia yang janjiannya jam 8, datangnya bisa jam 9, 10 atau bahkan jam 11.
Apakah ini berarti nggak ada dan nggak boleh telat sama sekali? Tentu saja kadang ada keterlambatan, tapi kalau terlambat dari jam yang ditentukan, seseorang biasanya akan memberi tahu dengan cara menelepon atau sms atau bahkan di hari sebelumnya, agar orang yang lain tidak membuang-buang waktu mereka untuk menunggu.

3. Buang ingus
Srooooottt….sroooottttt….. Kalau di Indonesia, buang ingus di meja makan, atau di tempat umum sampai bersuara seperti itu bisa dipelototin sama orang di sekitarnya, iihhh jorok nian!!
Tau tidak? Di Jerman, hal tersebut amat sangat wajar. Kadang aku juga jijik dibuatnya. Tuh kan? Budaya Jerman nggak melulu superior, ada faktor jorok yang dipelihara juga loh! 😀

4. Sendawa
Saat masuk angin atau kerokan, kita biasanya bersendawa sesuka hati, setelah makan juga bersendawa dengan kencang, tanda bahwa kita kenyang dan makanan tersebut nikmat sekali.
Saat pertama kali makan di meja makan bersama host family dulu, aku juga enak saja bersendawa di depan mereka. Semua tertawa melihatku, untungnya mereka tidak marah. Di hari berikutnya, host mom ku bilang bahwa adat di Jerman, sebaiknya kita menahan sendawa agar tidak sampai di dengar orang, seperti juga kentut, yang di Jerman juga sangat tidak sopan untuk di loud speaker 😀

5. Minum air
Yang sudah baca postingan tentang air kran yang siap minum di Jerman, pasti sudah tahu kalau orang Jerman itu lebih suka minum air putih bersoda ketimbang air mineral biasa. Katanya sih kalau air bersoda itu lebih ada rasanya (rasa cekit-cekit di lidah kali ya :D), lalu lebih lama menahan dahaga ketimbang air mineral tanpa soda.

Baca juga: Air kran di Jerman siap minum? Kok bisa?

6. Kebiasaan kepo
Orang Jerman itu kalau nggak begitu kenal dan akrab, pasti terkesan cuek. Tapi memang mereka nggak kepo. Kalau di Indonesia (bukan di Jakarta dan kota besar lainnya), tetangga, teman, kerabat, semuanya pada kepo, suka ikut campur urusan orang. Kalau cuek-cuek saja dikatain sombong. Bingung ya?
Di Jerman, yang tahu urusan pribadi kita, hanya orang terdekat (pasangan atau keluarga), selebihnya, mereka nggak mau tahu urusan orang, begitu juga, urusan mereka juga nggak boleh diketahui banyak orang.

Baca juga: German Vs Indonesia Mentality: Cuek Vs SKSD

7. Kepedulian terhadap lingkungan
Lagi-lagi lingkungan menjadi point penting yang membedakan budaya Jerman dan Indonesia. Mulai kepedulian orang Jerman mengelompokkan dan membuang sampah sampai kepedulian mereka terhadap hutan, tumbuhan, dan hewan (di Indonesia) masih sangat jauh dibandingkan kesadaran orang Indonesia terhadap lingkungan sendiri. Tapi aku lihat semakin hari di Indonesia, kesadaran akan lingkungan hidup itu semakin membaik. Semoga kedepannya juga.

Baca juga: 10 Jenis pengelompokan sampah di Jerman

8.  Alat tulis
Ini point tambahan saja sebenarnya, karena dulu aku sempat kaget saat host mom ku yang tulisannya kayak cakar ayam itu menulis selalu menggunakan pulpen warna biru dan di buku kotak-kotak.
Di Jerman, ternyata buku kotak-kotak itu bukan hanya untuk pelajaran matematika dan anak TK supaya belajar menulis, tapi orang dewasa masih menggunakan buku kotak-kotak. Tergantung kesukaan masing-masing sih, ada juga yang suka pakai buku garis.

Sebenarnya, masih banyak lagi perbedaan adat istiadat dan kebiasaan orang Jerman dan orang Indonesia, untuk kali ini, 8 dulu ya. Lain kali di sambung lagi.

*

Semoga artikel ini cukup bermanfaat, silakan berdiskusi di kolom komentar atau jika kalian ingin bertanya lebih lanjut, mohon buka topik di forum diskusi yang aku sediakan di blog ini, caranya: Klik Forum di sini. Registrasi dan ingat password kalian, kemudian klik ‘HOME’ >> ‘GENERAL DISCUSSION’ >> NEW TOPIC. Dengan menggunakan fasilitas forum ini, pertanyaan dan jawaban kalian akan terkunci dan mungkin akan berguna bagi siapa pun yang ingin mencari pertanyaan serupa, jadi tanpa perlu menjawab berulang-ulang, pertanyaan dan jawaban dapat diakses dengan mudah.

*
*

Youtube channel belajar bahasa Jerman dan seputar Jerman: Youtube Denkspa

Liebe Grüße

Baca juga: 5 langkah menjadi au pair di Jerman

Liebe Grüße

Comments

  1. Oh begitu, jadi Kalo disana ngeblink atau ngelakson artinya silahkan lewat duluan ya? Beneran beda dengan disini ya, yang artinya awas, gw mau lewat! #hahaha tentang sadar lingkungan masih jauh dan mungkin sekian persen masih disitu situ aja #sad

  2. Banyak banget bedanya. Ya jelaslah sesama indonesia aja banyak yang beda budayanya.

    Duh, ingusnya tolong dikondisikan ?

    Tapi kalo sendawa temenku juga banyak yang gak seneng, katanya kalo ada yang sendawa jadi gak nafsu makan. Ehehe

  3. Dapat pengetahuan baru nih dari Mbabnya, ternyata orang Jerman lebih suka minuman bersoda ya, dibandingkan minum biasa. Dan itu semua berbeda banget sama di Indonesia ya, Mba 🙂

  4. Tepat waktu jujur masih satu hal yg sulit buat saya, kecuali mau naik kereta atau pesawat, hahahah… Buang ingus dan sendawa memang ga sopan sih. Kepo, haha… tukang kepoin saya kalo ke Jerman mesti lakban mulut kali ya. Buku kotak2, hemmm… unik juga ya kebiasaannya. Jadi nambah banyak deh pengetahuan saya ttg Jerman.

  5. Ah ketepatan waktu :/
    ituuuu!!!! Yang masih harus diubah wkwkw
    meski kalo kuliah juga hampir ga pernah telat kok.

    Kalo masalah kebersihan/buang sampah gimana kak? Kalau di sini tuh pernah ada temen bilang 'ahelah, kan cuma bungkus permen'
    tapi seujujurnya aku naik pitam bgt wkwkwk. Itu hal sepele tp berarti banget loh dlm menjaga kebersihan lingkungan. Yang hidup kan ga cuma dia, tp org lain….
    lah malah curhat -_-

  6. Wiikk. Beda ya perihal blink lampu mobill. Makasiih mbak sharingnyaa. Selalu sukaaak mampir ke sini banyak informasi yang aku dapat tentang jerman 😀 Ah favoritt aku emang mbak mah. Semangaaat kuliahnyaaa. All the best mbaak 🙂

  7. Wahhh bangga banget kalau ada yang seperti kamu! pengen ngejitak aja deh kalau ada yang menyelepelekan bungkus permen…woooiiii itu kan sampah plastik,,,yang butuh waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk bisa terurai..adduhhh minta disekolahin di Jerman tuh orang 😀

  8. Dilihat dari pengetahuan mbak Puspa tentang Jerman. Sepertinya pernah tinggal di Jerman cukup lama. atau mungkin sampai sekarang masih tinggal disana.

    Hehe ilmu sok tahuku keluar mbak. ?

  9. Halo Kak Girin! Ah akhirnya ada waktu juga baca blog denkspa. Harus disiapkan waktu khusus emang kalau baca info2 disini biar bisa diresapi(?) dengan baik^^

    Tentang ketepatan waktu, setelah baca2 info dari orang yang pernah ke luar negeri dan info dari kak Girin juga, aku mencoba berusaha biar tepat waktu. Kadang berhasil kadang juga enggak. Tapi kalau tepat waktu emang rasanya beda kak. Lebih tenang. Tentang sampah, miris kalau melihat banyak orang yang masih sering buang sampah sembarangan apalagi dilempar di sungai gitu aja. Di kampungku sendiri sekarang sudah ada tukang sampah yang rutin ngambilin sampah dari rumah ke rumah dan setiap KK wajib bayar iuran sampah. Bagus kalau menurutku, sudah ada kemajuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *