Sedikit tergelitik dengan status seorang dosen di Universitas Hamburg beberapa waktu yang lalu, aku ingin sedikit menulis tentang polisi dan aparat keamanan di Jerman. Status beliau di facebook kurang lebih seperti ini:

“Teman saya memarkir mobil di dekat universitas. Mobil pun ditinggal beberapa saat. Tetapi dia lupa menutup jendela mobil.
Ketika teman saya kembali ke mobilnya, dia lihat ada kartu kecil dari polisi. Kartu itu terletak di sebelah setir mobil. Sehingga langsung terlihat dan terbaca.

Isi pesan di kartu: “Kaca jendela mobil Anda terbuka. Tas Anda yang berisi laptop dan barang lainnya berada di kantor polisi. Alat navigasi mobil Anda juga kami ambil. Silakan hubungi alamat kantor polisi yang tercantum di kartu ini!”
Teman saya pun langsung ke kantor polisi tsb. Sesampai di sana, benarlah, seluruh barangnya ada dan masih utuh. Setelah menunjukkan kartu identitas dan kartu rebowes mobil kepada polisi, maka kembalilah seluruh barang ke tangan teman saya sebagai pemiliknya.
Sungguh beruntung teman saya hari itu!
Maka semakim kagumlah saya kepada Bapak/Ibu polisi Jerman. Luar biasa!!”

Ada banyak cerita tentang polisi di Jerman. Beberapa temanku juga sempat menuturkan bahwa hp dan dompetnya hilang, saat ia menangis tersedu dan datang ke kantor polisi. Sang polwan pun segera mengerti dan membuatkan laporan kehilangan untuknya. Dengan sigap, tim kepolisian segera menyisir daerah yang telah dilalui temanku tersebut. Hp dan dompet sayangnya tidak ketemu. Untungnya, hp yang dibeli kredit tersebut masih ada asuransi dari perusahaan, sehingga bisa digantikan. Satu bulan kemudian, dompetnya ditemukan oleh pihak kepolisian dan mereka menghubungi temanku agar segera mengambilnya di kantor polisi. Semua uang amblas, tapi kartu-kartu berharga masih utuh. Temanku tersebut rupanya kecopetan.


Baca juga: Kasus Kriminalitas di Jerman, darimana datangnya?

Sebuah cerita juga datang dari Tobi beberapa bulan yang lalu yang sempat kehilangan mobilnya. Mobil yang diparkir dekat taman serta agak jauh dari apartemen tersebut tiba-tiba lenyap. Kontan saja dia panik dan cerita padaku bahwa mobilnya hilang. Ini bukan pertama kalinya dia kehilangan sesuatu, sepeda nya juga pernah dicuri saat belanja di sebuah supermarket beberapa tahun lalu. Sepeda kesayangannya tersebut sangatlah berharga. Pasalnya, dengan sepeda onthel hitam itu, dia pernah keliling Eropa. Sepeda tangguh itu menempuh jarak hampir 12.000 kilometer (sejauh Jerman dan Indonesia). Kalau hilang begitu saja, tentu saja dia akan nangis darah.

Sesaat setelah sepedanya hilang, Tobi menelepon polisi. Selang beberapa hari, sepedanya ditemukan oleh pihak kepolisian dan Tobi menjemput sepeda itu dalam keadaan utuh. Dari sepeda, beralih ke mobil. Mobil tua pemberian kakeknya ini juga mengukir sejarah keluarga. Mobil pertama dalam keluarga yang diwariskan ke cucu bungsunya ini tentu saja tak boleh hilang begitu saja. Tobi pun menelepon polisi.

Pihak kepolisian mengabarkan bahwa, mobilnya diamankan pihak polisi karena seseorang telah merusak kaca belakang mobil dan berusaha mengambil piala kejuaraan sepak bola yang tertinggal di mobil. Piala itu lenyap dan kaca mobil rusak. Polisi yang mengetahui ada mobil pasca percobaan pencurian itu pun segera menugaskan pihak kepolisian untuk mengamankan mobil itu dengan mengirim petugas pengangkut kendaraan (sejenis truk besar pengangkut mobil).

Polisi menuturkan kepada Tobi, mereka melakukan hal tersebut agar mobilnya aman dari serangan lain yang mungkin bisa dilakukan penjahat kalau mengetahui kaca jendela pecah seperti itu. Selang beberapa jam, mobil tersebut sudah bisa diambil dan dibawa ke bengkel untuk diperbaiki.

Kasus pencurian dan keteledoran memang tak dapat terhindarkan. Seorang teman yang hpnya ketinggalan di kereta api juga kembali utuh. Karena ada seseorang yang baik hati mengembalikan hp tersebut dan membawanya ke pihak kepolisian untuk dikembalikan kepada temanku. Ada juga hp, dompet dan barang berharga yang tak pernah kembali meski sudah lapor polisi, karena yang menemukannya memang berniat mengambil. Semua tergantung keberuntungan.

Nah, mari kita kita berbicara tentang kepolisian di Jerman.

Daftar kepolisian?
Berbeda dari kepolisian di Indonesia, yang untuk masuk menjadi anggotanya, mereka harus membayar sejumlah uang tertentu, di Jerman, sebaliknya, polisi malah dicari, iklan-iklan pun bertebaran di sepanjang jalan, menawarkan orang-orang untuk bergabung menjadi anggota kepolisian.

Berapa penghasilan polisi?
Penghasilan polisi sama dengan penghasilan orang kantoran lainnya. Tentang tunjangan dan sebagainya, buruh pabrik, supir bus, teknisi, pekerja sosial,  guru (PNS dan honorer), semua berpenghasilan yang tak berbanding jauh satu dengan yang lainnya. Juga membayar pajak penghasilan sama dengan pekerja lainnya.

Kalau penghasilannya sama, apa mereka juga korupsi dan melakukan praktek pungli seperti di Indonesia?
Simak cerita-ceritaku di atas, adakah aku menyebutkan bahwa mereka membuat laporan kalo korban menyerahkan sejumlah uang tertentu? Sama sekali tidak!! Tugas polisi di Jerman, murni membantu orang yang tertimpa musibah, kesusahan, menertibkan lalu lintas (polisi turun tangan langsung saat lampu merah rusak), menertibkan seseorang yang melanggar hukum dan lalu lintas tanpa pandang bulu, tanpa pungli.

Apa pihak kepolisian juga banyak dibenci oleh masyarakat?
Sama seperti di Indonesia, banyak orang yang benci dengan pihak kepolisian dan aparat keamanan, di Jerman, polisi rupanya juga banyak yang tidak suka. Karena polisi Jerman terlalu saklek, terlalu tertib, dikit-dikit sanksi, dikit-dikit tilang!

Apakah polisi pekerjaan keren dan jadi pusat perhatian wanita?
Sama sekali tidak. Polisi dan aparat keamanan lainnya mempunyai derajat yang sama dengan pekerjaan non-pemerintah. Orang Jerman sendiri melihat polisi sebagai seseorang yang terpanggil untuk menegakkan hukum dan membantu orang lain, bukan untuk keren-kerenan agar digemari para wanita. Wanita yang punya tipe idaman seperti aparat kepolisian yang gagah dan heroik pastinya ada juga di Jerman. Tapi mereka mendekati polisi karena wibawanya, bukan karena polisi berpenghasilan besar, sekali lagi, mereka jadi polisi karena panggilan hati, masuk tanpa menyogok, bertugas pun anti pungli.

Demikian bahasan kita kali ini tentang kepolisian di Jerman yang semoga menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)

Liebe Grüße

Comments

  1. Sungguh luar biasa kedisiplinan dan kepedulian para aktor Polisi Jerman ini ya…dan yang membuat saya lebih kagum pas ditemukannya sebuah mobil dengan pintu jendela terbuka , Polisi dgn sigap membawa barang yg ada dalam mobil tersebut dengan tujuan keamanan, dan barang pun kembali ke pemilinya…like pak Polisi Jerman

  2. tapi profesi sebagai polisi di indonesia sudah termasuk title keren lhoo neng…ngomong ngomong apa iya sih cewek lebih suka tampang keren jadi polisi lagi…jawab dong…!

  3. sukeren tindakan pak polisi Jerman tersebut ya, kepatuhan dan kedipilinan beneran diterapkan kepada warga juga kepada aparat polisi tersebut…indahnya Jerman, tapi tetep masih enak polisi Indonesia, pas kena tilang kita bisa berdamai di tempat…asik kan 10 ribu beres…#ehh

  4. Negara maju memang pelayanannya menyenangkan. Di Negara kita sebenarnya banyak ornag baik, tapi tidk sedikit yang acuh tak acuh. Beberapa kali aku kehilangan barang di tempatku dan alhamdulillah sebagian kembali dengan utuh,, walau pernah juga kehilangan barang agak besar dan tidak kembali.

  5. berbeda banget ya sama Indonesia mbak…disini polisi seakan memiliki martabat yang lebih tinggi dibandingkan sipil… Memang baiknya profesi-profesi seperti itu benar-benar panggilan untuk melayani bukan semata-mata kerena uang

  6. Masing-masing orang pasti punya kriteria dan tipe pasangannya masing-masing. Kalau di Jerman, polisi ya biasa aja, dibilang keren, nggak, dibilang kampungan juga nggak. Di Jerman mah, polisi adalah orang biasa yang bekerja menjalankan tugasnya…

  7. Polisi di Jerman sepertinya memang menjalankan sesuai tugasnya ya, Mba. Dan benar-benar membantu masyarakat. Salut, semoga di Indonesia juga bisa seperti itu 🙂

  8. Di sini mau jadi anggota kepolisian sampe kursus sampe pake trik apapun biar lolos. Kadang melupakan substansi apa tugas sebagai polisi yang sebenarnya. Salut deh sama polisi Jerman dengan motivasinya utk membantu orang lain 🙂

  9. Kalau menurut saya lebih baik jangan menjadi polisi, tapi jadilah apa yang Anda mau artinya berekspresilah menjadi diri sendiri dulu setelah itu baru Anda akan menyadari kalau hidup di butuhkan kebebasan, sementara di kepolisian tidak bebas seperti yang Anda mau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *