Masih dalam bahasan obrolan dan nongkrong, seperti yang aku singgung di topik beberapa hari yang lalu: Apa yang dibicarakan orang Jerman saat mereka nongkrong bareng?, orang Jerman, berbeda dari orang Indonesia,  kalau nongkrong bareng, rupanya bicara masalah-masalah yang berat, seperti politik, ekonomi, dsb. Itu sebabnya kalau kita cermati meme-meme atau parodi yang beredar seputar orang Jerman atau Bahasa Jerman (contohnya di 9gag), pasti banyak kita temukan bahwa orang Jerman itu kaku, serius, nggak humoris, dsb. Kalau nggak percaya, coba ketik kata kunci di google: fun in Germany, yang kita dapat adalah gambar seperti ini:

Iklan mug dan kaos yang viral tentang etos kerja dan budaya Jerman, menggambarkan seolah-olah orang Jerman itu kaku dan pekerja keras banget sehingga sampai nggak bisa have fun 😀

Tapi bukan berarti juga orang Jerman semuanya seperti itu, banyak juga kok yang humoris dan lucu, meskipun selera humor mereka dan humor kita berbeda. Kita suka ketawa ketiwi dan melontarkan ejekan satu sama lain, misalnya: nih yang jomblo nih, kapan dilamar? Noh yang badannya paling kecil maju gih biar keliatan!. Kalau orang Jerman nggak bakalan ada yg ketawa karena tema single, warna kulit dan bentuk fisik yang sudah bawaan dari sononya itu tabu untuk dibicarakan, apalagi dibuat bahan ketawaan. Yang ada malah menyinggung.

Lalu, orang Jerman, selera humornya kayak gimana?

Terus terang, aku juga kadang bingung. Aku banyak berkutat dengan orang Jerman, tapi sampai sekarang, masih belum menemukan titik terang bagaimana menyelaraskan selera humorku dengan mereka. Mungkin Tobi yang paling mengerti situasi yang aku alami, sehingga dia kini agak ketularan humorku yang suka ngebully satu sama lain. Dulu, kalau aku berusaha membuat lelucon, harus aku jelaskan dulu dari A sampai Z, kalau di Indonesia tuh, yang kayak gini lucu, aku tau kalau di Jerman , kesannya menyinggung, tapi kalau di Indonesia, semakin kita membully satu sama lain (dalam konteks bercanda dan nggak kasar), itu tandanya kita sayang. Lalu Tobi setuju dan bilang, “Wah di Jerman ada juga kok istilah kayak gitu!”

Was sich neckt, das liebt sich
Yang suka mengolok-olok itu biasanya yang cinta (sayang)

Saat kumpul sama keluarga Tobi, kadang aku bingung, nih orang ketawa-ketawa padahal menurutku nggak lucu banget. Giliran yang menurutku lucu, mereka malah nggak ketawa. Haduuuh. Contohnya, baru kemarin lusa, kami merayakan ulang tahun mamanya di sebuah restoran Jerman. Kita datang di Restoran lebih cepat 5 menit, sedangkan orang tuanya benar-benar datang tepat waktu (pukul 13.00 tet). Lalu, kakaknya Tobi yang datang bersama istri dan 2 orang anaknya datang terlambat sekitar 7 menit. Bayangkan 7 menit!!! Kita yang menunggu di dalam sudah membuat lelucon tentang orang yang telat. Nah, aku bilang, “Tujuh menit mah nggak telat, masih tergolong tepat waktu. Belum satu jam juga!”. 
Hanya Tobi yang ketawa di meja besar itu, sedangkan ayahnya berpikir keras mencerna perkataanku. Kemudian Tobi menjelaskan panjang lebar, kalau janjian sama orang Indonesia lebih parah lagi, janjinya jam 13.00, bisa datang jam 14.00 jam 15.00, makanya Indra bilang kalau 7 menit itu masih sangat tepat waktu. Barulah mereka ketawa. Aaaaahhh, syusyaaahh…
Orang Jerman yang tinggal di bagian selatan (Bayern, Baden-Wuttemberg, dan sekitarnya), masih punya selera humor yang lebih ketimbang orang yang tinggal di Utara (Hamburg, Schleswig-Holstein, Niedersachsen). Meskipun selera humor mereka terkadang terkesan sarkastis dan nggak lucu bagi kita, tapi saat tinggal di Bayern dulu, aku lebih melihat orang-orangnya lebih fresh dan ceria. Lagi-lagi kalau aku analisis, semua karena faktor cuaca. Di wilayah Utara Jerman, cuaca sangat tidak menentu, berangin, hujan, kalau dingin, dingin banget, matahari terbit jarang banget, jadi pengaruhnya ke jiwa juga naik turun. Alah apa sih, kok jadi ngomongin tentang kejiwaan. 
Baca juga:10 gejala winter depressi

Nah, semoga bahasan kita tentang selera humor yang berbeda ini menambah pengetahuan kita tentang budaya Jerman, sehingga kalau kita kebetulan kenal sama orang Jerman, jadi nggak salah pengertian dan memahami satu sama lain dengan lebih baik. 

Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)
Liebe Grüße

Comments

  1. Tapi kalo bicarakan fisik emang agak gimana gitu. Soalnya itu ciptaannya Tuhan. Masa kita mencela ciptaannya..? Yah.. sebenernya tergantung siapa yang diajak bercanda sih..

    Itu mah parah banget ya telat kok sampe sejam?? Kalo janjian sama dosenku telat 5 menit aja kita udah serem banget!!

  2. Weh, Kalau begitu butuh banyak waktu untuk menyeimbangkan selera humor dengan orang jerman.
    Beda dengan indonesia yang apa saja dikadiin candaan sampai diluar batas :D.

  3. Selera humor orang Jerman juga beda2 sih, tergantung klo seseorang ktemu sama yg punya selera humor sama. Misalnya suamiku sama bpknya klo lagi ngobrol sering ketawa2 ngakak, nih sering ngomong menjurus ke obrolan porno haha ya aku juga ketawa, kadang perlu mencerna pembicaran mereka, telat deh ketawanya. Klo bpk dan anak nih ada emak mertuaku di situ diomelin deh krn ga bagus ngaya humor gitu katanya.

  4. Bener banget mbak.. hahhaaa…. janjian sama orang Indonesia itu harus bilang 1 jam lebih awak. Kalau niat mau ktemu pukul 10, ya harus bilang janjian ktemu pukul 9. Hahahhaa…

  5. Hihihi, bahkan tentang selera humorpun beda bingit ya Mbak. Memang beda tempat, beda budaya, beda cuaca beda jiwa juga .. ih kok malah ngomongin kejiwaaan sih ya? 🙂 hepi weken ya 🙂

  6. sekarang saya lebih paham seperti apa raut wajah neng Indra semenjak ganti background G plus nya,..

    lain ladang lain belalang …lain lubuk lain pula ikanya….begitu kira kira syairnya ya…apa lagi ini sudah beda negara soal gaya dan tipe bergaul juga beda ya neng….tetapi nggak terlalu

  7. berarti ketidak tepatan waktu itu hal yang wajar ketika menghadiri sebuah acaera di jerman …

    uniknya lagi "Tujuh menit mah nggak telat, masih tergolong tepat waktu. Belum satu jam juga!".

    ha…ha..

  8. wwkwk jd bayangin mbaak susahnya bikin lelucon sama org jerman. . kalau org indonesia kayanya dasarnya emang suka ketawaa ya mbak, jd lelucon yg paling ndak lucupun juga masih ketawa 😀 wkwkwk #proudtobeindonesian

  9. Aku jadi inget dulu waktu Piala Dunia 2006 di Jerman. Ada singa yang jadi maskot (kalau nggak salah) dan si bola yang bisa ngomong, mereka saling melempar joke trus ada suara2 ketawa. Walau udah diterjemahin ke bhs Indonesia, aku tetep ramudeng dimana lucunya?

  10. Orang Indonesia juga yg cerdas nggak akan meledek masalah fisik, status, atau apapun yg berkenaan dg privacy. Yg tolol doang yg rajin menghina kayak gitu, haha…

    Orang Jerman yg jauh lebih maju mungkin ya, apalagi mereka, lebih enggak mau punya pemikiran terbelakang dg menghina privacy orang lain. Mereka cari becandaan yg berkelas biar ga merendahkan harga diri.

  11. Simply desire to say your article is as amazing. The clarity in your post is simply
    great and i could assume you’re an expert on this subject.
    Well with your permission allow me to grab your RSS feed to keep up
    to date with forthcoming post. Thanks a million and
    please keep up the rewarding work.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *