Elbstrand (baca: elb strand) adalah sebuah pinggiran sungai Elbe yang menyerupai pantai di Hamburg. Yah, jadi pantainya nggak di pinggir laut donk? Yup memang benar. Bahkan konon katanya, pantai yang selalu ramai pengunjung ini, pasirnya bukan pasir alami ciptaan Tuhan, alias pasir yang didatangkan berton-ton dari pabrik pasir, untuk ditata sedemikian rupa sehingga pinggiran kali Elbe ini bisa dinikmati warga sekitar dalam bentuk pantai, seperti pantai di laut.
Kasihan ya? Memang. Dari sini, kita harus bersyukur loh, ada ribuan pantai di Indonesia, dengan gelombang ombak yang alami, begitu pun dengan pasir dan pohon kelapanya. Di Jerman, saking pinginnya orang pergi ke pantai dan berjemur, mereka harus pergi ke luar negeri. Untungnya, orang Jerman dengan segala akal dan kecanggihannya bisa memberi alternatif bagi warganya agar bisa menikmati matahari (yang hanya beberapa hari/minggu dalam setahun itu?) dan tak perlu jauh-jauh ke luar negeri, yakni dengan mendesain tepian danau dan sungai dengan pasir buatan pabrik. Ada-ada saja kan?
Elbstrand, Elb diambil dari kata Elbe (Sungai Elbe), Strand artinya pantai. Tak usah diterjemahkan lagi donk ya, dari penggabungan dua kata itu saja, kita sudah bisa langsung menebak nama pantai ini (Nggak kreatif banget sih ya, orang Jerman, gampang ditebak). Elbstrand ini ada di beberapa tempat, seperti di Blankenesse, juga di Övelgönne.
Di postingan kali ini, aku akan bahas Elbstrand yang ada di Övelgönne. Pantai yang awalnya kukira bernama Neumühlen ini berada di Stadtteil Othmarschen. Stadtteil itu artinya kota bagian. Jadi, Hamburg itu banyak Stadtteil, yang membagi wilayah-wilayahnya dan Othmarschen adalah salah satu bagiannya. Nah, nama Neumühlen ini adalah nama pelabuhan kecil menuju pantai ini.
Dulunya, wilayah ini adalah kampung nelayan, namun saat ini, daerah Elbufer sudah disulap menjadi kampungnya orang-orang kaya dengan banyaknya rumah-rumah mewah di sepanjang tepian pantai (sungai) dari Teufelsbrücke ke Övelgönne. Tepian pantai ini semakin ke Barat (ke arah Blankenesse), akan semakin terlihat kawasan elit rumah-rumah di pinggiran pantai dengan pemandangan yang sungai Elbe yang menawan.
Saat pertama kali ke sana, aku benar-benar tidak bisa menikmati suasana pantai yang syarat dengan keindahan air dan semilir angin sepoi-sepoi. Pasalnya, aku ke sana pada akhir musim dingin (sekitar akhir Februari), di mana suhu udara masih berkisar nol-7 derajat, ditambah angin dingin dari arah pantai yang bertiup tak henti-hentinya. Selain itu, kunjungan pertamaku tersebut sebenarnya, kunjungan mendadak, karena si Max ingin menunjukkan kalau di Hamburg itu ada pantai juga (nggak cuma di Indonesia), aku memakai sepatu boot tinggi tebal khas musim dingin. Bayangin aja, jalan di pasir dengan memakai sepatu winter yang berat. Bruk….bruk…bruk…gedebuk. ?. Tak ada pilihan lain selain memakainya, karena kalau sepatu kulepas, kakiku bisa beku.
Kunjungan kedua, masih mending. Saat itu, bersama keempat kawan dari Indonesia yang tinggal di Hamburg, kami memutuskan untuk menikmati matahari di tepi pantai ini. Waktu itu musim panas (yang sebenarnya juga nggak panas-panas amat). Puas banget menikmati pantai waktu itu, meskipun tak menyentuh air sama sekali, hanya duduk-duduk saja ngobrol di tepi pantai. Alasan pertama, karena kami males berbasah-basah. Alasan kedua, karena aku tak bisa renang dan tak membawa baju ganti. Alasan ketiga, meskipun musim panas, air sungai tetap dingin banget (sekitar 15-17 derajat). Males banget. ?
Bagaimana cara ke sana?
Cara paling mudah untuk ke sana dari stasiun utama adalah: naik Underground Train (U3) jurusan Schlump/Barmbek lalu turun di Landungsbrücken. Kemudian, dari sana, kita menuju pelabuhan dan naik kapal Ferri no 62, jurusan Finkenwerder dan turun di pelabuhan Neumühlen (tak usah bayar karcis lagi, karena karcis ferri sudah termasuk HVV).
Ini kapal yang membawa penumpang dari Landungsbrücken |
Kalau belum punya tiket kereta HVV, sebaiknya beli tiket di mesin tiket ini. Selain lewat jalur laut, kita juga bisa naik bus no 112 atau car to go (mobil milik umum).
Ada apa aja di sana?
Pastinya ada pantai, ada Museumhafen Övelgönne yang menampilkan sejarah perkapalan.
Lalu Cafe dan Restoran (cukup mahal), juga penjual ice cream. Kalau mau santai dan menikmati suasana pantai ala orang Jerman, jalan saja terus ke arah barat. Di sana, akan ada sebuah Cafe atau Restoran namanya Strandperle dan Strandkiosk yang harganya meskipun mahal, tapi kita bisa beli waffel atau hotdog seharga 2 euro, lalu duduk di bangku di depan cafe sambil menatap kapal-kapal lewat. Di dekat bar Strandperle, ada sebuah tangga naik, yang bisa kita telusuri (meskipun tidak beli apa-apa). Naik saja ke atas, di sana ada WC (kalau pas kebelet, hehe), kemudian perkampungan nelayan (yang sekarang disulap jadi rumah penduduk, homestay dan penginapan dengan harga yang sangat mahal), juga museum Oevelgönne Seekiste yang menarik untuk dilihat.
Bayar nggak masuknya?
Untuk masuk ke pantai ini, seperti di pantai manapun di Eropa, tentu saja tidak bayar, alias GRATIS. Bahkan kita bisa bawa peralatan Barbeque dan piknik, lalu bakar-bakar di pinggir pantai. Pasti asik tuh bakar sate tanpa mengipas, karena angin sudah gencar menghembus. ?
Jangan lupa untuk membuang sampah pada tempatnya! Ada puluhan tempat sampah di sepanjang pantai, juga tempat khusus untuk membuang bekas arang. Jadi kebangetan banget kalau masih membuang sampah sembarangan.
Nah, semoga info tentang pantai di Hamburg ini bisa memberikan sedikit informasi tentang Jerman, khususnya Hamburg.
Sangat unik juga ya pantai buatan tersebut..
bersyukurlah, indonesia tak perlu bikin pantai. karena garis pantainya terpanjang didunia. jerman pasti iri ma indonesia. mbak, kirimin donk kotak sampa kesini. coz disini kekurangan kotak sampah 🙁
orang orangnya pada bandel. udadibilang jangan buang sampah di laut, masih ada aja oknum yang nggak memperindah larangan itu
Airnya keruh ya.
Indonesia memang indah kalau sekilas melihat ini laut hahahhahhaha
Keren!!! Pantai buatan.
Lama nggak kesini udah ganti tema aja. Keren mbak.
Oalah jadi di Jerman gitu ya, pantai buatan, Indonesia pantainya banyak tinggal pilih pantai yang mana
tapi itu airnya waduh dinginnya sist … pantes cuma duduk-duduk aja ?
Ojo keceh mbak, ndak mlempem
Bersih pantainya, semoga para pegunjungnya ga bikin kotor saat Barbeque an 😀 . Aku malah kebalikannya orang Jerman, dari dulu ga suka ke pantai klo ga terpaksa, krn takut item haha 😀 .