Setelah menulis 13 HAL YANG PENTING BAGI ORANG JERMAN TAPI BIASA SAJA BAGI ORANG INDONESIA, tak adil rasanya kalau aku tidak menuliskan perbandingan terbaliknya. Nah, 8 hal berikut ini adalah hal-hal yang bagi orang Indonesia TERAMAT PENTING, namun bagi orang Jerman dianggap biasa saja. Apa saja itu?

1. AGAMA

Banyak orang Jerman yang menganut agama tertentu. Bahkan kota München pernah dinobatkan sebagai kota pastor karena para penduduknya yang kebanyakan beragama Katolik. Di Jerman, masing-masing individu berhak memeluk agama apa saja. Tak ada batasan agama official seperti di Indonesia, bahkan tak ada larangan bagi orang yang tak ingin beragama. Di kartu penduduk atau pun paspor, tak ada himbauan untuk mencantumkan agama tertentu.

Agama merupakan topik paling panas tak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Banyak konflik juga yang ditimbulkan oleh para individu yang mengatasnamakan agama-agama tertentu. Di Jerman, memang penduduknya ada yang beragama ada yang tidak. Tapi, tentang ke-agama-an ini adalah urusan vertikal antara masing-masing individu dan Tuhan mereka. Jadi, menurut orang Jerman (yang bukan fanatik atau misionaris), urusan agama bukan termasuk topik yang amat penting dan krusial untuk dibahas.

2. SIKAP NASIONALISME

Percaya tidak percaya, mau tidak mau, kita harus menghadapi fakta bahwa: Semua orang Indonesia itu terdidik untuk mencintai negara dan berusaha berguna bagi NUSA, BANGSA, ORANG TUA dan AGAMA. Ajaran di masa orde baru yang terkesan mendikte itu masih amat melekat di otak kita, oleh karenanya, kita (sebagai orang Indonesia), sulit sekali untuk tidak cinta terhadap tanah air dan bangsa. Di mana pun kita berada, pasti ada upaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia terhadap dunia, dan rasa bangga terhadap Indonesia yang kita tunjukkan dengan menceritakan keindahan alamnya, keanekaragaman budaya, kelezatan kuliner, dsb. Sikap nasionalisme yang berlebihan seperti ini rupanya tidak dimiliki oleh orang Jerman.

Orang Jerman mah biasa saja menjadi bagian dari penduduk Jerman. Dibilang bangga tidak, dibilang tidak bangga juga tidak. Biasa saja! Aku ulangi Biasa saja! 😀

Kita bisa lihat bahwa klub sepak bola Jerman, dan berbagai cabang olah raga lainnya seperti Tennis sangat unggul di kancah dunia. Kemajuan teknologi, obat-obatan, dan keberhasilan perdana menterinya mengatur perekonomian negara membuat Jerman menjadi salah satu negara paling berpengaruh di dunia. Bahkan Angela Merkel dinobatkan majalah Forbes menjadi wanita paling berpengaruh sedunia di tahun 2015.

Dibandingkan dengan prestasi Indonesia (di tingkat dunia), rasanya tak ada alasan bagi orang Jerman untuk tidak bangga terhadap negaranya. Meskipun mereka bangga, namun, mereka biasa saja, tuh! Kalaupun mereka penyuka sepak bola dan olah raga, mereka tak akan mencerita-ceritakan kehebatan klub tertentu kepada seluruh dunia. Kenapa? Karena dunia sudah tahu! Jerman sudah terkenal tanpa diberitahu lagi! :D. Bahkan ada seseorang yang sempat cerita padaku, kalau mereka suka kesal kalau traveling ke Asia, karena orang-orang hanya tau Bayern-München. Padahal Jerman itu tak melulu soal sepak bolanya saja. 😀

3. Tradisi

Orang Indonesia amat menjunjung tinggi tradisi dan kebudayaan bangsa. Tapi orang Jerman mengalir begitu saja mengikuti arus perkembangan zaman dan globalisasi, sehingga mereka tak tergerus kehidupan yang semakin hari semakin modern ini.

Bukan berarti orang Jerman tak melestarikan tradisi. Banyak orang Bayern yang tetap menjaga budaya mereka. Tapi banyak juga orang Jerman yang lebih memilih untuk ikut alur saja. Orang di Hamburg, bahkan sudah hampir lupa kalau mereka punya bahasa Plattdeutsch. 🙂

4. BERGUNA BAGI BANGSA, ORTU, dan AGAMA

Poin ini berkaitan dengan poin nomor satu dan dua. Karena negara dan agama itu dipandang sangat penting di Indonesia, dan diajarkan di sekolah sejak dini, jadi berguna bagi bangsa dan agama ini menjadi amat penting bagi masyarakat Indonesia. Dan karena di Jerman tak diajarkan hal-hal berbau nasionalis seperti ini, maka berguna saja bagi lingkungan dan diri sendiri. 😀

Herannya, meskipun demikian, Jerman tetap sangat berprestasi dan temuan-temuannya sejak dulu kala selalu berguna tak hanya bagi bangsanya sendiri tapi juga bagi Dunia.

5. ISU KEKINIAN dan Ke-ALAY-an.

Orang Jerman adalah orang yang peduli pada kesejahteraan sosial. Mereka juga sangat kritis terhadap isu global. Karena kebebasan berpendapat sudah ditanamkan sejak kecil (berbeda dengan di Indonesia yang baru-baru saja bebas berpendapat setelah Suharto lengser: dulunya kan kita suka didikte), orang Jerman sangat kritis dan tak mudah ikut-ikutan terhadap isu-isu atau pun hoax. Misalnya: kita dengan mudah saja percaya kalau minum es jeruk ditambah dengan makan sea food itu menyebabkan keracunan, atau minum soda dan es saat haid menyebabkan kanker servix. Berita-berita hoax yang membodohi orang Indonesia seperti itu herannya dipercaya dan disebar luaskan. Sedangkan berita bermanfaat malah malas dibaca.

Kalau orang Jerman, mereka tak akan percaya kalau tak ada bukti. Orang Jerman (meskipun mereka tak bisa menghidari teknologi dan perkembangan internet), mereka cenderung ogah untuk terlalu terjerumus ke dalam lubang kapitalisme. Misalnya, orang Indonesia, kalau ada sosmed baru, langsung aja gabung. Kita? Sosmed apa yang tak kita punya? Mulai dari line, wa, friendster, fb, twitter, instagram, dsb. Sedangkan orang Jerman? Ada fb pun sudah maksimal dan itu pun karena mereka butuh, bukan untuk bergaya dan ikut-ikutan.

6. SUNGKAN

Satu hal yang aku pelajari setelah kenal beberapa teman mulai dari Aceh, Medan, Papua, Ambon, Lombok, Bali, Jawa, Sunda, Betawi: Orang Indonesia, dari mana pun ras, suku dan agamanya, semuanya punya satu sifat yang menjadi ciri khas mereka, yakni: SUNGKAN.

Suka nggak enakan, suka takut menyinggung, sungkan, dsb adalah salah satu sifat yang tak dimiliki orang Jerman. Bagi orang Indonesia, memang penting untuk menjaga keharmonisan (terutama orang Jawa), meskipun kalau sudah sakit hati, di belakangnya, mereka main santet. Ngeri ih.

Kalau orang Jerman? Mereka terus terang. Suka bilang suka, enak bilang enak, merasa nggak cocok bilang, kalau tak sesuai kemauan, diungkapkan, nggak cuma iya iya, tapi ternyata menyimpan dendam. Sungkan bukan budaya orang Jerman! Mereka lebih memilih untuk berterus terang, masalah terselesaikan dengan transparan dan tak ada dendam di belakang.

7. MAKAN NGGAK MAKAN KUMPUL!

Slogan yang satu ini penting banget buat orang Indonesia. Bahwa kebersamaan, kekeluargaan merupakan adat dan budaya yang senantiasa mengikat rasa persatuan dan kesatuan. Tapi bagi orang Jerman -seperti yang sudah aku jelaskan- mereka mengalir mengikuti perkembangan zaman. Di Jerman, kalau anak sudah waktunya pisah dari orang tua (biasanya mulai umur 18), mereka akan melepaskannya dan membiarkannya hidup seturut kemauannya sendiri. Tak ada hak bagi orang tua untuk melarang anaknya melakukan apa yang mereka mau. Toh mereka sudah besar dan bisa memilih apa yang terbaik buat mereka dan lalu belajar dari pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Meskipun anak gadis menjadi lesbi, anak lelaki menjadi hombreng, orang tua tak akan mempermasalahkannya. LGBT meski penting dan menarik, tapi orang Jerman belakangan ini menerima isu tersebut, dan mulai Oktober 2017, pernikahan sesama jenis sudah legal dan sah secara hukum di Jerman.

8. SOSMED

Banyak orang Jerman yang memanfaatkan kecanggihan teknologi juga. Tapi yang aku teliti dari masing-masing orang Jerman yang aku kenal ini, mereka punya sosmed, tapi mereka tak punya semuanya. Biasanya satu saja sudah cukup.

Contohnya, kakaknya Tobi (umur 31), tak suka facebook, tak punya twitter apalagi instagram. Dia tak peduli semua itu, yang paling penting dia punya whatsapp dan hp untuk berkomunikasi dengan sesama. Tobi hanya punya satu sosmed (facebook). Max dulu paling anti sama facebook, dia punya couchsurfing dan facebook tapi jarang dibuka.

Orang Indonesia, karena (mungkin) pengaruh lingkungan, teman yang punya banyak sosmed, mereka mau tak mau ikut-ikutan, karena tak ingin dianggap kuper, nggak gaul, ketinggalan zaman, dsb. Aku sendiri merasa hidupku lebih tentram kalau tak sering berada di fb. Mungkin sehari mengecek instagram 10 menit menjelang tidur, fb seminggu sekali dua kali kalau ada sesuatu yang penting yang harus kuposting atau kucari. Tapi aku masih tetap Indonesia. Punya twitter, ig, wa, blog, 😀

Semoga informasi tentang 8 hal yang penting bagi orang Indonesia namun biasa saja bagi orang Jerman ini menambah pengetahuan kita, terutama tentang Jerman, ya :). Ingat, apa yang aku tulis adalah berdasarkan observasi dan pengalaman pribadi. Tentu saja tak semua orang Jerman punya sifat yang sama, ada yang seperti ini dan seperti itu. Sama seperti kita juga. 🙂

Comments

  1. Widiwwwww, lagi2 geleng2 kepala dan merasa amazed!!

    Tapi ini nih;
    Bahkan ada seseorang yang sempat cerita padaku, kalau mereka suka kesal kalau traveling ke Asia, karena orang-orang hanya tau Bayern-München. Padahal Jerman itu tak melulu soal sepak bolanya saja. 😀 <<- nah tuh makanya gak dikenalin sih kayak orang2 Indonesia tuh hehehe.

    Paling noted yang poin no. 5!! Saya sering geleng2 kepala tuh klao dapet broadcast di FB/Wa maslaah2 yang serupa. Kok bisa gituloohhh kadang2 heran deh sama teman yg sdh berstatus mahasiswa, tapi masih saja suka sebar2 berita yang 'gak banget'. Hmm…..semoga saya juga ga kelupaan melakukan hal yg sama xD

    Trus jugaa. Sebenernya main2 sosmed utk memperluas sharing post di blog sih hehehe xD
    tapi iya. Kayaknya jamur di daerah lembab banget tuh sindrom medsos2 di Indonesia xD

  2. Budaya kebersamaan dan kekeluargaan adalah hal yang aku suka dari kultur Indonesia, tapi sebaliknya untuk kebebasan agama, keyakinan, atau cara menjalani hidup aku lebih suka di Jerman. Aku setuju dengan ideologi mereka bahwa setiap individu bebas memutuskan yang terbaik bagi dirinya asal tidak merugikan orang lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *