Sertifikat A1 untuk syarat daftar FSJ, sebenarnya cukup atau tidak?

Banyak pertanyaan datang soal pendaftaran FSJ di Jerman, soal sertifikat bahasa salah satunya. Sebenarnya, syarat untuk menjadi FSJ, harus lulus sertifikat A1 atau A2, sih? Apakah A1 saja cukup? Nanti saat kerja pakai bahasa Inggris atau bahasa Jerman? Bagaimana saat interview?, dsb.

Jawaban dari pertanyaan-pertayaan diatas sebenarnya: Jain (ja dan nein). Ja  yang artinya iya, nein artinya tidak. Sebenarnya sertifikat A1 sudah cukup untuk melamar FSJ dan BFD (officially), namun belum cukup secara praktek.

Dikutip dari persyaratan untuk daftar FSJ di Jerman dari pihak kedubes:
Pengetahuan Bahasa sesuai dengan tingkat A1 menurut standar perjanjian negara-negara Eropa. Sertifikat bahasa harus dilampirkan (asli dan fotokopi). Kemampuan bahasa Jerman juga akan diuji ketika wawancara di kedutaan. 
Bukti kemampuan bahasa tidak perlu ditunjukkan apabila penanggung menjelaskan bahwa kemampuan bahasa Jerman tidak diperlukan atau jika kursus bahasa Jerman akan diadakan setibanya di Jerman.”

Dari kutipan ini, sebenarnya pemerintah Jerman sudah sangat melonggarkan calon FSJ, bahkan kalau pihak pemberi kerja tidak butuh sertifikat A1, kita tidak usah melampirkannya. Dulu, karena aku sudah satu tahun tinggal di Jerman, sertifikat bahasa itu tak perlu dilampirkan. Namun selonggar itukah pemerintah Jerman? Bagaimana prakteknya?

Sebelum memulai FSJ, kita akan diinterview oleh pihak pemberi kerja atau penyalur tenaga kerja. Biasanya dengan bahasa Jerman (kalau pun memang sangat tidak memungkinkan, akan menggunakan bahasa Inggris,  menggunakan bahasa Jerman akan jauh memberi kesan lebih baik). Interview dalam bahasa Jerman lewat skype juga membutuhkan kemampuan bahasa Jerman yang mumpuni, oleh karena itu, ada baiknya meskipun sudah lulus A1, terus pelajari dan latihan bahasa Jerman. Aku dulu sudah lulus A2 saat memulai interview dengan pihak penyalur tenaga kerja dan itu pun masih sangat bingung. Aku harus meminta mereka mengulangi pertanyaan berkali-kali dan agar lebih jelas suaranya sehingga aku bisa mengerti dan menjawab.
Baca juga: Wawancara FSJ???

Kalau kalian sudah mengantongi sertifikat A1, bukan berarti harus berhenti belajar bahasa Jerman sebelum ke Jerman. Saat memulai kerja, kita akan dihadapkan di situasi dimana semua rekan-rekan kerja berbicara dalam bahasa Jerman yang cepat, terlebih kadang ada rapat (Dienstbesprechung), membuat laporan untuk klien, dsb. Semua itu bisa kalian pelajari dan rata-rata rekan kerja orang Jerman tidak menuntut banyak dari sukarelawan. Namun, untuk memahami di awal-awal dengan kemampuan bahasa masih setara level A1, akan sangat sulit bagi kalian. Aku dulu sering sekali berbuat kesalahan dan melakukan kebalikannya dari apa yang mereka perintahkan karena kemampuan bahasaku masih sangat kurang. Kadang ingin menangis karena tidak mengerti penjelasan dan sungkan karena selalu berbuat salah. Jadi, kemampuan A1 memang cukup, tapi prakteknya sangat belum cukup.

Tapi, jangan menyerah. Semua orang berbuat salah, terlebih kalau kalian datang langsung dari Indonesia dan harus dikondisikan bekerja di lingkungan orang Jerman dengan etos kerja yang luar biasa berbeda dari Indonesia, pasti akan berat sekali. Tenang saja, semua mengalaminya, aku pun juga, meskipun sebelum FSJ sudah tinggal di Jerman setahun sebelumnya.

Untungnya, ada beberapa Träger yang memberi pelatihan bahasa untuk para sukarelawan setibanya mereka di Jerman, sesuai dengan kemampuan bahasa mereka. Jadi, tenang saja. Orang Jerman bilang, “Es kommt noch mit der Zeit nach und nach” (seiring berjalannya waktu pasti bisa).

Baca juga: Kabar baik bagi calon FSJ di Hamburg (kursus bahasa gratis)

Demikian sedikit info seputar FSJ. Semoga sedikit membantu dan selamat berjuang. 🙂

Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)

Salam dari Hamburg

4 Comments

  1. Kak, kayanya ada yg perlu dibenerin di paragraf pertama deh hehehe ' Jain (ja dan nein=ja dan nein). Ja yang artinya iya, '

    ya dan tidak, heheh.

    Aku juga pernah berada di posisi seperti itu, ga mudeng sama instruksi! Cuma bisa nyengir xD tapi aku suka yang kaya gitu, menghadapi language barrier xD

  2. aaah pengalaman berharga ini… persoalan bahasa emang yg paling sulit ya kalau tidak pake bahasa inggris.. saya selalu pengen belajar bahasa lain tapi lembaga-nya di kota saya tidak ada T.T

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


x

Related Posts

5 Asuransi Terbaik di Jerman dan Cara Daftarnya
Halo, teman-teman Denkspa! 👋 Hari ini aku mau ngobrol soal asuransi kesehatan di Jerman. Buat kalian yang baru mau pindah ke Jerman, m...
Perbandingan BPJS di Indonesia dan GKV di Jerman
Halo, teman-teman pembaca Denkspa! Sebagai seseorang yang pernah tinggal dan bekerja di Jerman, saya sering mendapat pertanyaan seperti ini: “Ba...
Panduan Menulis Motlet dan CV untuk Apply Visa FSJ/BFD ke Jerman
Program FSJ (Freiwilliges Soziales Jahr) dan BFD (Bundesfreiwilligendienst) di Jerman adalah bentuk layanan sukarela di Jerman yang ditujukan unt...
powered by RelatedPosts
Ada yang ingin ditanyakan?