Jerman tentunya adalah salah satu negara yang namanya sudah masyhur di dunia. Bagi kita yang berasal dari Indonesia, nama Jerman biasanya akan mengingatkan kita pada teknologi, negara maju, sepakbola, dan tentunya sistem pendidikan yang mumpuni.
Baca juga: 16 merk mobil buatan Jerman
Setiap tahunnya, tidak sedikit orang Indonesia dan juga masyarakat dari negara lain yang berbondong-bondong ingin ke Jerman. Salah satu alasannya apalagi kalau bukan untuk mencicipi sistem pendidikan di negara ini.
Di artikel kali ini, saya ingin membahas tentang sistem pendidikan di Jerman yang tentunya berbeda dari negara kita. Dengan membaca artikel kali ini, mudah-mudahan teman-teman atau bahkan Bapak/Ibu dan para orang tua sekalian bisa mendapatkan gambaran tentang sistem pendidikan di Jerman.
*
Artikel ini sendiri akan dibagi menjadi beberapa bagian. Bagian pertama tentunya akan saya tulis di sini, denkspa.com (https://denkspa.com/).
Bagian selanjutnya akan saya tulis di website saya, ceritavoneropa.com (Klik di Sini: Sistem Pendidikan di Jerman part II).
***
SISTEM PENDIDIKAN DI JERMAN – PART 1
Sumber: Make it in Germany
Kalau melihat tabel tersebut, sistem pendidikan di Jerman bisa digolongkan menjadi lima bagian, yaitu:
– Pendidikan anak usia dini (Kindergarten, Tageseltern, und Kinderkrippe)
– Sekolah dasar (Grundschule)
– Sekolah menengah (Termasuk di dalamnya: Hauptschule, Realschule, Gesamtschule, dan Gymnasium)
– Pendidikan lanjutan (Universität und Fachhochschule)
Sampai di sini mungkin teman-teman akan berfikir, wah ribet juga sistem pendidikannya. Berbeda dengan Indonesia yang dimulai dari TK, SD, SMP, SMA/SMK, hingga kuliah. Sistem pendidikan di Jerman menurut saya lebih spesifik dan lebih terarah. Sehingga sejak dini, remaja-remaja di Jerman sudah bisa kurang lebih menentukan arah tujuan pendidikan mereka. Tentu saja dengan bantuan dan masukan dari orang tua dan pengajar di Sekolah.
PENDIDIKAN USIA DINI (Umur 6 Tahun)
Baca juga: Mau Kuliah di Jerman, tapi tak punya dana, sebaiknya program apa dulu?
Mirip dengan Indonesia, pendidikan usia dini ini diperuntukkan untuk anak-anak yang berusia 0-6 tahun. Kalau bahasa umumnya sih disebut dengan Kindergarten alias TK.
Biasanya orang tua juga bisa menitipkan anaknya di institusi untuk anak-anak ketika mereka sedang bekerja. Beberapa tempat malah menawarkan jasa untuk anak-anak bermalam dan keesokan harinya bisa dijemput oleh orang tua mereka.
Pendidikan usia dini ini umumnya berlangsung selama 7 jam per hari, disertai dengan break dan juga makan siang. Hal-hal yang didapat oleh anak-anak tentunya seputar perkembangan anak usia dini, seperti menyanyi, bermain, membaca buku bergambar, mengunjungi tempat-tempat umum seperti playground, dsb.
Di akhir pendidikan usia dini ini pengajar atau pendidik akan berdiskusi dengan orang tua mengenai perkembangan anak mereka. Tenaga pendidik tentunya secara terus menerus telah memperhatikan perkembangan si anak. Apabila dianggap cukup, maka anak dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya.
Lantas, apa yang terjadi apabila si anak tidak siap?
Terkadang tentunya ada anak-anak yang usianya sudah cukup untuk sekolah dasar, akan tetapi perkembangannya belum dinilai cukup misalnya untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Di Jerman, anak-anak ini bisa mengikuti sekolah khusus yang biasa disebut Schulkindergärten dan Vorklassen.
SEKOLAH DASAR (Umur 6 Tahun)
Mirip dengan Indonesia, Jerman juga memiliki sistem pendidikan wajib yang berdurasi sekitar 9 tahun hingga Gymnasium atau 10 tahun pada jenjang pendidikan lainnya. Pendidikan wajib ini dimulai dengan sekolah dasar (Grundschule).
Pada bulan September setiap tahunnya, anak-anak bisa memulai sekolah dasar apabila sudah mencapai umur 6 tahun. Sekolah dasar ini harus diselesaikan hingga kelas 4.
Di Jerman sendiri terdapat dua jenis sekolah dasar, yang pertama adalah sistem lima hari dengan total 188 hari pengajaran per tahun. Selanjutnya ada sistem enam hari, dengan total 208 hari pengajaran pertahun. Pada sistem ini biasanya anak-anak harus sekolah pada dua hari Sabtu setiap bulannya.
Mata pelajaran yang diajarkan meliputi Bahasa Jerman, Matematika, Bahasa Asing, Seni, Kerajinan Tangan, Olahraga, Musik, hingga pelajaran Agama. Mirip dengan sekolah di Indonesia ya?
Uniknya, Jerman juga menyediakan sekolah khusus bagi anak-anak yang orang tuanya harus selalu berpindah-pindah sehingga tidak bisa belajar di sekolah dasar pada umumnya. Sekolah ini disebut ‘‘Schule für die Kinder beruflich Reisender‘‘ alias sekolah untuk anak dari traveller profesional. Bahkan ada juga ‘‘Schule für Circuskinder‘‘ alias sekolah untuk anak-anak yang orang tuanya bekerja di sirkus atau bidang pentas seni.
Sebelum memasuki awal kelas 5, anak-anak dan orang tua harus memiliki jenis pendidikan lanjutan yang diinginkan. Untuk menyelesaikan sekolah dasar, murid-murid di Jerman tidak perlu melakukan ujian. Biasanya juga tidak ada sertifikat tertentu (kecuali di provinsi Baden-Württemberg dan Rheinland-Pfalz). Tentunya, ada tujuan dan pencapaian tertentu yang harus dicapai para murid di masa sekolah dasar ini.
Baca juga: 7 Keuntungan Kuliah di Jerman
Bagaimanakah sistem penilaiannya?
Setelah menyelesaikan kelas 1, anak-anak akan secara otomatis naik ke kelas 2. Di mulai dari kelas 2 inilah anak-anak akan mendapatkan nilai tertentu. Apabila nilainya kurang, maka mereka harus mengulang. Nilai-nilai ini akan tertera pada rapor murid atau yang biasa disebut Zeugnis.
Sistem penilaiannya menggunakan sistem skala 6, yaitu:
1 = Sangat memuaskan
2 = Memuaskan
3 = Cukup
4 = Memadai
5 = Buruk
6 = Sangat buruk
Sistem ini tentunya sangat berbeda dengan Indonesia yang biasanya dari 0 hingga 10/100, di mana semakin besar nilai, semakin memuaskan juga kinerja muridnya.
SEKOLAH MENENGAH (Umur 10 Tahun)
Pendidikan di sekolah menengah di Jerman ini menurut saya sangat terspesifikasi dan mungkin saja terlihat rumit bagi kita yang terbiasa dengan sistem SMP dan SMA di Indonesia. Di Jerman, sekolah menengah ini terdiri dari beberapa jenis.
Utamanya sekolah menengah di Jerman dibagi menjadi dua bagian yaitu Sekundarstufe I (Sekolah Menengah Pertama) dan Sekundarstufe II (Sekolah Menengah Atas). Sekundarstufe I diperuntukkan untuk murid berusia 10 hingga 15/16 tahun dan Sekundarstufe II untuk murid berusia 15/16 hingga 18 tahun yang sudah menyelesaikan pendidikan di tingkat sebelumnya.
Tujuan dari sekolah menengah:
- * Mengikutsertakan murid secara intelektual, jasmani, dan emosional
- * Mengajarkan kemandirian, pembuatan keputusan, dan juga tanggung jawab personal, sosial, dan politik
- * Membantu murid meraih tujuan dalam pendidikan mereka
- * Memberi support untuk meningkatkan pengetahuan
Tipe-tipe sekolah menengah:
Gymnasium
Gymnasium menawarkan sistem pendidikan umum secara intensif yang biasanya diperlukan untuk universitas. Biasanya terdiri dari kelas 5 hingga 12/13 yang akan diakhiri dengan Abitur atau yang sering disebut dengan Abi.
Kurikulum yang ditawarkan bisa berbeda dari satu sekolah ke sekolah lain. Akan tetapi, mata pelajarannya umumnya meliputi Bahasa Jerman, Matematika, Komputer, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi, Seni, Musik, Sejarah, Bahasa Asing, dsb.
Hauptschule
Terdiri dari kelas 5 hingga 9 atau bahkan 20. Sistem pengajarannya umum dan cenderung bersifat dasar (tidak setinggi Gymnasium). Pada akhir tahun pendidikan murid-murid akan mendapatkan predikat Hauptschulabschluss.
Realschule
Menawarkan pendidikan yang lebih ekstensif, mulai dari kelas 5 hingga 10. Pada akhir Realschule, murid akan mendapatkan predikat Realschulabschluss.
Sistem penilaiannya menggunakan sistem skala 6, yaitu:
1 = Sangat memuaskan
2 = Memuaskan
3 = Cukup
4 = Memadai
5 = Buruk
6 = Sangat buruk
***
Tidak sampai di situ saja, masih ada beberapa jenis sekolah menengah di Jerman dan juga pendidikan setara universitas di Jerman.
Silahkan kunjungi Bagian selanjutnya yang saya tulis di website saya, ceritavoneropa.com (Klik di Sini: Sistem Pendidikan di Jerman part II).
***
Penulis: Abigail Tessa
Website: http://ceritavoneropa.com/
CATATAN:
Semua gambar diambil dari https://www.pexels.com/.
Pexels mengizinkan penggunaan gambar secara bebas, untuk lisensi lebih lanjut:
https://www.pexels.com/license/ (All photos can be used and downloaded for free).
SUMBER PENTING:
https://www.studying-in-germany.org/german-education-system/
https://www.howtogermany.com/pages/germanschools.html
https://www.german-way.com/history-and-culture/education/the-german-school-system/
Baca juga: Bagaimana mengirim uang dari Luar Negeri ke Indonesia?
Youtube channel belajar bahasa Jerman dan seputar Jerman: Youtube Denkspa
Liebe Grüße