Penulis: Maulana Adrio IG Penulis: @maulanaadrr
Apa itu Studienkolleg?
Pernah gak berpikir untuk kuliah di negara pencipta BMW dan Volkswagen? Negara yang terkenal akan bir, sosis, dan sepak bola. Deutschland! Begitu sih orang Jerman menyebut negaranya sendiri. Jumlah WNI yang sedang mengeyam pendidikan tinggi di Jerman tiap tahun pun meningkat jumlahnya. Ketika bertemu orang Indonesia yang sedang melanjutkan studi Bachelor atau S1 di Jerman, coba deh tanya “Dulu kamu STK di mana?”. Ya, Studienkolleg, biasa disingkat STK atau Studkol di kalangan orang Indonesia, adalah sekolah persiapan yang ditujukan untuk orang asing yang ingin kuliah di Perguruan Tinggi Negeri di Negara Jerman tetapi tidak memiliki ijazah SMA yang setara dengan ijazah SMA Jerman. Dalam istilah lain STK adalah sekolah penyetaraan karena Gymnasium atau SMA di Jerman itu ditempuh dalam 4 tahun sedangkan SMA di Indonesia hanya 3 tahun. Program Studienkolleg itu sendiri adalah sekolah persiapan sebelum kuliah S1, maka calon mahasiswa S2 tidak perlu masuk STK dulu. Oleh karena itu, kalau di antara kalian ada yang ingin melanjutkan Master atau S2 ataupun ingin kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Swasta di Jerman, syarat masuknya beda dan artikel ini tidak membahas tentang itu.
Studienkolleg ini juga biasanya diadakan di bawah naungan sebuah Universitas atau Fachhochschule. Maksudnya apa? Sedikit crash course tentang sistem perguruan tinggi di Jerman:
Sistem perguruan tinggi di Jerman terdiri dari dua jenis: Universitas (Uni) dan Fachhochschule (FH) atau Hochschule (HS). Sistem pembelajaran di universitas lebih menitikberatkan pada teori dan biasanya lulusan Universitas banyak ditemukan di bidang penelitian dan akademisi. Sedangkan Fachhocshule atau Hochschule lebih menitikberatkan pada ilmu praktik. Biasanya lulusan FH bisa ditemukan sebagai tenaga ahli di lapangan dan industri. Eits, tapi lulusan Uni juga banyak yang kerja di lapangan kok! Sekarang lulusan FH juga bisa bekerja di bidang research and development. Intinya terserah kalian aja mau atau lebih suka belajar teori atau praktik. Tapi untuk beberapa jurusan hanya bisa ditemukan di salah satu system perguruan tinggi. Ilmu kedokteran dan hukum contohnya, hanya bisa ditempuh di universitas. Sekarang kembali ke topik utama.
Di dalam Studienkolleg itu sendiri terdapat lima jenis Schwerpunkt-Kurse atau kelas penjuruan yang bisa diambil. Dari lima pilihan Kurse kita hanya bisa mengambil satu, sesuai dengan jurusan di perguruan tinggi yang kita minati. Maksudnya adalah kalau kita mengambil T-Kurs berarti kita selepas lulus dari STK akan kuliah di jurusan teknik atau MIPA dan tidak bisa kuliah di jurusan lain, seperti Ilmu Kedokteran atau Ilmu Sastra. Ada apa saja sih Kurse yang ditawarkan program Studienkolleg? Menurut website Studienkollegs.de:
Studienkolleg di bawah naungan Universitas menawarkan:
- G-Kurs: Ilmu Humaniora dan Politik
- S-Kurs: Ilmu Sastra dan Budaya (biasa digabung dengan G-Kurs)
- W-Kurs: Ilmu Ekonomi dan Sosial
- T-Kurs: Ilmu Teknik dan MIPA (kecuali Biologi)
- M-Kurs: Ilmu Kedokteran dan Biologi
Studienkolleg di bawah naungan Fachhocschule menawarkan:
- TI-Kurs: Ilmu Teknik dan MIPA
- WW-Kurs: Ilmu Ekonomi
- GD-Kurs: Ilmu Seni dan Budaya
- SW-Kurs: Ilmu Sosial dan Humaniora
Lho, kenapa dibedakan STK di Uni dan STK di FH? Karena cara belajar di STK sudah disesuaikan dengan cara belajar di Uni dan FH itu sendiri. Oleh karena itu apabila kita memiliki ijazah STK dari FH, berarti kita tidak akan bisa kuliah di Universitas. Tetapi kalau kita memiliki ijazah STK di Universitas, kita tetap bisa berkuliah di Uni maupun di FH. Lho kok tidak adil? Ya, silahkan utarakan perasaan Anda ke pemerintah Jerman, bukan ke penulis maupun pihak Denkspa.
Ketika memilih penjurusan di Studienkolleg, secara otomatis kita akan mendapatkan mata pelajaran yang sesuai dengan penjuruan kita plus pendalaman Bahasa Jerman (ini sih sudah pasti ya). Kalau mau kuliah bisnis atau manajemen misalnya, kita akan ambil W-Kurs, di mana kita akan belajar tentang ekonomi mikro, makro, dan statistik. Kalau kita ingin kuliah Teknik Mesin dan ambil T-Kurs, maka di STK kita akan belajar matematika teknik, fisika, dan informatik. Kalau ambil G atau S-Kurs kita akan belajar sejarah, politik, dsb.
Perlu dicatat bahwa tidak semua Universitas atau Fachhochschule menawarkan program Studienkolleg. Universitas dan FH yang menawarkan program STK pun terkadang tidak menawarkan semua Kurse. Misalnya, STK di TU Berlin hanya menawarkan M, T, dan W-Kurs saja. Sementara STK di Uni Heidelberg menawarkan M, T, W, dan G-Kurs. Untuk list perguruan tinggi yang menawarkan program Studienkolleg bisa dilihat di sini.
Program Studienkolleg ini biasanya berdurasi selama dua semester dan bisa diperpanjang selama maksimal empat semester. Artinya, apabila dalam empat semester kita belum lulus dari Studienkolleg, kita akan di exmatrikulert alias di-DO dan tidak bisa melanjutkan studi di PTN di Jerman. Kita juga hanya bisa mengulang sebuah semester sebanyak satu kali. Artinya, kalau kita gagal menyelesaikan semester yang sama sebanyak dua kali, kita akan di-DO. Tapi ada beberapa STK yang menawarkan „Program akselerasi“, di mana peserta bisa menyelesaikan program STK dalam kurung waktu satu semester saja. Contohnya Studienkolleg di Kaiserslautern dan TU Berlin.
Selain dibedakan sesuai dengan jenis perguruan tinggi, Studienkolleg juga bisa dibedakan dari jenis instansi yang menawarkannya, antara negeri (staatlich) atau swasta (privat). Secara simpel, perbedaannya hanya satu: biaya. Masuk STK negeri sudah jelas akan jauh lebih murah biayanya dibandingkan dengan masuk ke STK Swasta. Biaya STK negeri biasanya diintegrasikan dengan tiket transportasi publik di sebuah kota atau provinsi. STK di Berlin biaya per semester biasanya kurang lebih 300-350€ dan kita sudah bisa menggunakan semua transportasi publik di Berlin (tidak termasuk kereta cepat dan kereta antar kota). Sedangkan STK di Kota Köthen hanya membutuhkan biaya sebesar 80-100€/semester. Biaya STK Privat sih tergantung si pemilik instansi. Biayanya dari ratusan sampai ribuan euro per semester. Jadi, kalian mau pilih yang mana?
Kesimpulan yang bisa diambil dari post singkat ini adalah:
- Apabila kita adalah calon mahasiswa S1 yang tidak memiliki ijazah SMA yang setara dengan ijazah SMA Jerman, maka kita harus mengikuti program Studienkolleg apabila ingin kuliah di PTN di Jerman.
- Program STK (biasanya) berdurasi selama dua semester.
- Biaya program STK disesuaikan dengan kebijakan institusi penyelenggara program STK.
- Kita akan memilih satu penjurusan ketika mengikuti program STK yang disesuaikan dengan jurusan apa yang akan kita ambil ketika kuliah.
Semoga post ini bermanfaat! Untuk info mengenai kursus Bahasa Jerman dan program ke Jerman lainnya, silahkan follow instagram: @denkspa dan Youtube channel belajar bahasa Jerman dan seputar Jerman: Youtube Denkspa. Bis zum nächsten Mal!
*
Youtube channel belajar bahasa Jerman dan seputar Jerman: Youtube Denkspa
Liebe Grüße