Tentang tulisan ini, sebenarnya ada perasaan yang kuat untuk menuliskannya,tapi di sisi lain, ada perasaan yang menarikku untuk TIDAK menuliskannya. Kenapa? Karena kita tahu banyak orang Indonesia yang masih belum berpikiran terbuka terhadap budaya Jerman yang satu ini. Memangnya kenapa sih? Karena budaya yang satu ini amat sangat tabu untuk dibicarakan dan ketakutan kadang menghantui untuk menuliskannya juga. Aduh apa sih, nggak penting deh paragraf pembukanya, kita lanjutin aja. ?

Freikörperkultur. Mari kita pilah-pilah istilahnya. Frei artinya bebas, körper artinya tubuh, kultur artinya budaya. Jadi Freikörperkultur (atau biasa disingkat FKK), adalah Free Body Culture atau Budaya Tubuh Yang Bebas alias budaya bertelanjang alias nudity alias naturism. Nah dari sini, sudah bisa ada bayangan mengapa paragraf pembukanya seperti itu?

FKK merupakan budaya bertelanjang di muka umum tanpa ada kaitannya dengan hubungan seksual manusia. Jadi, penganut paham naturism atau yang biasa disebut naturist adalah seseorang yang suka membebaskan tubuhnya sebebas-bebasnya alias mengumbar semuanya (termasuk organ vital) di depan umum tanpa rasa malu dan aneh. Nyebut…nyebut euuy 😀

Seminggu datang di Jerman, saat itu masih musim dingin. Nadja mengajakku keliling danau Unterföhring yang dekat dari rumah. Kami menelusuri tepian danau tersebut dan tiba pada sebuah area yang dikelilingi oleh pepohonan rindang. Di depan area tersebut, ada sebuah tulisan seperti gambar di bawah ini:

Artinya: Kawasan FKK, dilarang ambil Foto! image credit: dawanda.

Aku sebenarnya tak begitu tertarik pada papan kecil itu sampai Nadja bilang padaku, “Indra di kawasan ini, kamu harus telanjang”.

“What???” aku pun memekik.

Nadja tertawa melihatku heran. Lalu katanya, “Kawasan ini adalah kawasan FKK”. Kemudian dia menjelaskan apa itu FKK. Untuk masuk ke dalam kawasan itu, mau tidak mau kita harus TELANJANG. Kalau mau sekedar melihat-lihat orang bugil, kita tidak bisa masuk ke dalam sampai kita ikut-ikutan bugil seperti mereka. Saat itu tak ada seorang pun di sana, karena musim dingin seperti itu, mana ada orang mau telanjang di tepian danau? Bisa mati bugil, eh beku.

Saat pertama kali menyadari betapa ekstrimnya budaya ini, aku pun selalu penasaran, apakah mereka saling melihat satu sama lain? Apakah mereka ada yang terangsang dan kemudian bersetubuh juga di depan umum? Apakah mereka tidak malu? Apakah ada yang mengomentari ‘anu’ nya? Dan banyak lagi pertanyaan lain.

Ternyata, Nadja tak begitu suka budaya FKK. Katanya, “Banyak orang-orang tua dan gembrot obrot-obrot di sana, ngapain telanjang ama mereka, nggak asik”.

Setelah sekitar 3 bulan aku di Jerman, aku berjalan-jalan ditemani salah seorang Couchsurfer di Englischer Garten München.

Baca juga: apa itu Couchsurfing?

Tak sengaja, kami melewati kawasan ‘Nacktbadegelände‘ (baca: naktbadegelende), yakni kawasan mandi telanjang di tepian sungai. Secara spontan, aku lari kocar-kacir karena mataku tak kuasa melihat ‘anu’ nya orang di mana-mana. Perempuan dan laki-laki yang campur baur itu berjalan ke sana kemari tanpa ada rasa canggung, biasa saja. Malah aku yang terbirit-birit.

Rasa penasaranku terjawab setelah aku bertanya kepada Max yang ternyata pernah ke kawasan FKK di Kroasia. Dia bilang, “FKK itu nggak ada hubungannya sama gairah seksual! Kamu datang ke sana telanjang. Semua orang telanjang, apanya yang aneh? Malah kalau kamu sendiri yang berpakaian rapi, mereka bakal melototin kamu, karena sudah berani masuk area telanjang tapi nggak telanjang.”

Baca juga: pacaran sama orang Jerman, romantis nggak sih?

“Sebenarnya maunya orang-orang telanjang itu apa sih? Kenapa di jaman yang serba canggih ini mereka malah kembali ke peradaban manusia purba?”

Max pun tertawa, lalu katanya, “Mereka itu ingin membebaskan tubuhnya. Seperti hewan-hewan yang berkeliaran di alam bebas kan telanjang, dan mereka bisa bebas seperti itu, jadi manusia juga kadang ingin bebas juga, tanpa ada kain yang menutupi dan membelenggu, sehingga antara manusia satu dan manusia yang lainnya tak ada perbedaan derajat, karena tak ada yang memakai perhiasan, baju bermerek, dsb”

Meski aku tak habis pikir mengapa ada budaya ini di Jerman, rasa penasaranku tentang awal mulanya tercipta FKK membuatku membaca beberapa artikel tentang FKK dan menuliskannya di sini, agar kalian semua tahu bahwa Jerman itu benar-benar campur aduk, di satu sisi, dia ‘LIAR’, di sisi lain, dia indah dan menawan. Banyak orang yang menentang, tapi mereka tak melarang. Masalah orang lain mau telanjang di depan umum, selama tak mengganggu mereka, akan dibiarkan saja. Helllo,, bagaimana denganku yang lari tunggang langgang ketakutan melihat benda-benda bergelantungan tak karuan itu. Bagaimana bisa mereka tidak terganggu.

Bagaimana Sejarah FKK di Jerman?

Sebelum abad ke 18, sebenarnya sudah banyak orang yang mandi telanjang di sungai dan danau, meskipun ada pemisah antara pemandian pria dan wanita saat itu. Aku jadi ingat, di Jember dan di Batu rupanya ada juga FKK, di mana aku, dan keluargaku saat kecil dulu terbiasan mandi telanjang di kali-kali dekat rumah.

Di Jerman, di awal abad ke 18, mandi telanjang di muka umum seperti itu dinilai sangat tabu dan dilarang dilakukan. Meski demikian, ada juga yang bandel tetap telanjang di muka umum.

Di tahun 1898, FKK pertama kali diasosiasikan di Essen, lalu berkembang ke utara, ke Berlin, Swedia, Denmark, hingga ke sekitaran laut Baltic, bahkan di Prancis, orang-orang juga mulai mengenalnya. Pantai telanjang pertama di Jerman ada di Sylt (dekat Hamburg) pada tahun 1920.

Saat Hitler berkuasa, budaya FKK dicekal, namun setelah tahun 1945 hingga sekarang, budaya FKK masih saja ada. Terutama di wilayah bekas Jerman Timur. Di tahun 1949, Ikatan Organisasi FKK Nasional, dikenal dengan istilah Deutscher Verband für Freikörperkultur (DFK) malah didirikan dan diikuti banyak orang. Malahan, sampai sekarang banyak camping area telanjang di Prancis, Yugoslavia, Kroasia,  Jerman dan banyak negara-negara Eropa lain. Banyak orang beranggapan bahwa budaya FKK ini merupakan budaya bawaan Jerman Timur. Hal ini tidak sepenuhnya salah, mengingat latar belakang perkembangan sejarah dan sekulerisme di sana. Bahkan DFK juga mengadakan olimpiade olah raga telanjang yang diikuti banyak peserta dari berbagai negara. Di sana, pastinya ratusan bahkan ribuan orang sama-sama telanjang. Aduh, nggak bisa membayangkan. Di Australia dan Amerika, budaya naturism dan nudity juga berkembang pesat. Jadi, kalau kalian kenal sama seseorang dan dia menganut paham naturism, bisa dipastikan dia suka telanjang, baik di rumah maupun di luar rumah. Waspadalah…waspadalah!!! Hehhehe 😀

Sengaja aku tidak menyertakan foto area FKK, karena memang aku nggak punya fotonya, tapi kalau kalian ingin tahu sendiri, ya silakan saja google dengan kata kunci FKK in Germany, di sana pasti akan kalian temukan banyak orang telanjang. Selamat mencoba 😀

Okay, semoga informasi sedikit vulgar tentang FKK ini tidak membuat kalian jadi membenci Jerman apalagi mengutukku sebagai blogger budaya amburadul. Yah, yang namanya budaya, seperti yang selalu aku kecamkan, tidak ada yang salah, dan tidak ada yang paling bagus, semuanya tergantung persepsi masing-masing orang dalam menilainya. Semoga kita selalu berpikiran terbuka dan sampai jumpa di topik menarik selanjutnya.

Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)
Liebe Grüße

Comments

  1. nah ini aku pernah dikasih tau temenku
    dan dia plus aku juga sering takjub dengan kesaktian orang Jerman yang gak masuk angin pas acara gituan (emang di sana ada istilah masuk angin)

    Banyak orang-orang tua dan gembrot obrot-obrot di sana, ngapain telanjang ama mereka, nggak asik

    hahaha, tapi pasti tetep ada yang suka mbak, #eh

  2. Informasi baru nih, aku baru tahu. Meskipun keliatannya gimana FKK itu, tapi setidaknya jadi tahu dan gak heran kalau ke Jerman suatu saat nanti 🙂

    Maen tnpa busana gitu apa gk masuk angin ya, Teh? hehe

  3. -telen ludah-
    ada ada saja ya budaya itu.
    unik, menawan, khas, tapi gak bisa dinafikan……beberapa ada yang gak masuk ke moral value nya masyarakat lain. Yaa begitulah.

    Tapi yang kaya gini jadi ilmu pengetahuan aja sih wkwkw.

    Jadi inget Zootopia ada tuh mereka yg naturist juga xD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *