Di Jerman, ada budaya makan di restoran bersama. Karena makan siang biasanya dilakukan di sela-sela jam kerja, sarapan, brunch (breakfast and lunch), atau makan malam yang biasanya dilakukan bersama. Di konteks ini, bersama maksudnya bersama pasangan atau keluarga, bukan teman. Makan malam bersama teman di restoran, terkadang juga jadi agenda bagi orang Jerman. Mereka suka janjian untuk pergi ke restoran dan mencicipi makanan atau restoran yang baru dibuka.

Banyak hal yang membedakan cara makan di restoran Jerman dengan Indonesia. Terus terang, seumur hidup, baru sekali aku makan malam bersama keluarga besar. Itu pun saat ada teman Jerman datang berkunjung dan mengajak kami semua untuk makan malam di sebuah restoran. Ibuku paling anti makan di restoran alias marung (makan di warung) dengan alasan mahal, uang yang dihabiskan, bisa jadi jatah makan seminggu, bla bla bla. Jadi, aku paling sering makan sama teman-teman atau mengajak adik, dengan syarat dia nggak memberitahu ibu. 😀

Kalau kalian kebetulan berada di Jerman dan ingin mencoba makan di restoran Jerman, tak ada salahnya memperhatikan hal-hal di bawah ini agar tidak dianggap aneh atau pun tidak sopan:

1. Reservasi Tempat

Ada banyak restoran favorit yang pengunjungnya bejibun, sehingga reservasi tempat dengan menelepon terlebih dahulu itu jadi kewajiban. Tapi kalau ide makannya mendadak, kita bisa langsung singgah ke restoran tersebut tanpa reservasi. Tentunya bertanya kepada pihak restoran (pelayan), apakah masih ada tempat.

2. Jangan langsung duduk

Begitu masuk di pintu restoran, sebaiknya menunggu pelayan nyamperin dan memilihkan tempat duduk untuk kita. Biasanya, mereka akan bertanya, untuk berapa orang, mau di dekat jendela, di area bebas rokok, dsb. Terutama kalau restorannya besar, kita nggak bisa langsung nyelonong dan memilih tempat duduk sendiri, karena kalau demikian, pelayan nggak bisa mengetahui kalau ada orang yang baru masuk dan harus segera dilayani. Kalau nggak ada pelayan yang melayani dan mengatur tempat duduk, tanya saja atau beritahu bahwa kalian ingin pesan makanan untuk dua orang (misalnya).

3. Bilang Hallo saat datang dan Tchuß (baca: cuss) saat pergi

Seperti di Alfamart atau Indomaret, orang Jerman berbudaya menyapa saat datang dan mengucapkan selamat tinggal saat pergi. Kalau kita masuk ke sebuah restoran, sapa paling tidak pelayan atau penjaga yang ada di sana dengan sapaan, “Hallo”. Kemudian setelah selesai dan pergi meninggalkan restoran tersebut, jangan lupa bilang, “Tchuß” yang artinya daadaaag.

4. Pikirkan Minuman Dulu Sebelum Memesan Makanan

Kalau di Indonesia, makanan disediakan terlebih dahulu baru minuman. Tapi sebaliknya kalau di Jerman, minuman disajikan sebelum makanan. Saat di restoran Indonesia di Hamburg, temanku (orang Jerman) protes. Katanya, “Duuuh mentang mentang ini resto Indo, minuman baru datang saat makanan hampir selesai dimakan.”
Di Jerman, orang biasa memesan minuman dulu. Lalu saat minuman datang, baru mereka memesan makanan. Bukan sebaliknya. Jadi, pikirkan minuman dulu yang akan dipesan, lalu cari daftar makanan.

5. Tutup Buku Menu Kalau Sudah Siap Memesan

Menu restoran biasanya berbentuk buku. Pelayan akan menyadari kalau kita sudah siap memesan saat kita sudah menutup buku menu. Jadi kalau sudah yakin mau pesan apa, tutup buku dan letakkan di atas meja tanda kalian sudah siap memesan. Kalau kalian masih membolak balik buku, tandanya masih butuh waktu untuk berpikir.

6. 3 Kata Ajaib

Sekali lagi, 3 kata ajaib: Bitte, Danke, dan Entschuldigung (Tolong, Terima Kasih, dan Maaf) adalah elemen penting bersosialisasi di Jerman. Saat pesan, jangan lupa sisipkan kata, “Bitte”, saat makanan datang, jangan lupa bilang, “Danke”, saat mau tanya kepada pelayan, angkat tangan dan bilang, “Entschuldigung” (baca: enshuldigung)

7. Menjawab Pertanyaan Pelayan

Pernahkan kalian berada di sebuah restoran dan merasa benar-benar dilayani oleh sang pelayan? Di Jerman, pelayan restoran biasanya akan bertanya di sela-sela mekan seperti, “Apakah anda butuh sesuatu?” atau saat membayar, “Bagaimana makanannya? Apakah semuanya okay? Enak? Baik-baik saja?.
Tiap restoran di Jerman menjaga reputasinya karena mereka nggak mau ada orang yang menulis review jelek di internet, selain itu, pelayanan juga harus bagus agar pelanggan bersedia kembali lagi serta ngasih tips.
Untuk menjawab pertanyaan ini, kalian yang puas dengan makanan dan pelayanannya, cukup bilang, “Ya, semuanya baik, enak”. Kalau nggak enak? Ya berarti kalian salah pesan makanan, kenapa nggak tanya sebelumnya? Kalau layanannya lelet dan tidak memuaskan? Kalian bisa protes sampai lapor manager. Kalau ada benda asing di makanan? Bisa protes dan akan diganti baru atau makanan digratiskan.

8. Bertanya, Memesan, dan Membayar

Semuanya bisa dilakukan di meja makan. Cukup acungkan tangan, pelayan akan datang melayani. Kalau bill datang, biasanya kita akan langsung ditanya, “Bayar sendiri-sendiri atau bersama?”. Kalau bayar sendiri-sendiri, pelayan akan menghitung masing-masing makanan yang kita pesan, kita membayarnya (plus tips) di saat itu juga. Pelayan biasanya membawa dompet atau kantong berisi uang kemana-mana. Jadi kita nggak perlu ke kasir.

9. Meletakkan peralatan makanan

Kalau piring sudah nampak bersih dan kalian ingin pelayan mengambilnya dari meja, letakkan sendok dan pisau seperti gambar di bawah ini dan pinggirkan. Kalau kalian ingin memesan makanan penutup, bisa minta daftar menu lagi kepada pelayan.

Ini tandanya kita belum selesai makan
Ini Tandanya Kita sudah selesai makan

10. Budaya Memberi Tips

Ini penting di Jerman. Nggak semua negara Eropa memiliki budaya memberi tips kepada pelayan restoran. Seperti di Italia, tips sudah tercantum di bill. Tapi kalau di Jerman? Tips tidak tercantum di bill tapi kesediaan pengunjung sendiri untuk memberinya. Bekerja sebagai pelayan restoran di Jerman biasanya digaji dengan upah paling minimum, sehingga orang-orang mengandalkan pendapatannya dari Tips yang diberi oleh pengunjung (seperti di Amerika juga).
Lalu berapa TIPS yang harus kita sisihkan untuk pelayan? Tergantung kedermawanan kalian dan tingkat kepuasan kalian terhadap layanan dan makanannya. Paling aman, ngasih tips 10% dari jumlah bill. Kalau kalian nggak ngasih tips atau ngasih tips sedikit sekali, artinya kalian sama sekali nggak puas dengan layanan restoran tersebut. Orang Jerman, sebagai informasi, cukup dermawan dalam memberi Tips ini, karena mereka menghargai pekerjaan orang lain yang melayani mereka.

Semoga sepuluh tips di atas bermanfaat. Oh iya, tentu saja tips di atas nggak berlaku kalau kalian makan di Mc. Donalds,  KFC, restoran siap saji lainnya karena kita bayar duluan dan mencari tempat duduk sendiri-sendiri.

Sampai jumpa di topik menarik berikutnya

Viele Grüße

Comments

  1. Kak Gir, yakali ga dikasih dalem kurung dibacanya apa. mmm

    aku lebih suka gitu minuman dulu yang dikasih baru makan, suka seret soale. tapi yaaa gitu, maklumin kalo makanan dulu dateng pas makanan uda abis baru datng minuman. apalagi kalo pas warungnya lagi rame, ya Allah kalo ga negor mungkin ga dibuatin minum.

  2. Senang deh baca2 tentang kebiasaan di suatu negara, karena mungkin… di suatu saat nanti saya akan terdampar di negara itu, haha… Yang cara meletakkan sendok dan pisau itu yang mesti diingat, haha… Bahasa Jerman Mba Giri sekarang makin keren pastinya ya 😀

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *