Budaya München tak bisa terlepas dari budaya minum bir orang-orangnya. Bahkan daerah Bavaria, khususnya München terkenal dengan produsen pembuatan bir lokalnya. Tak heran kalau kita banyak menemui Biergarten di daerah Bavaria.

Biergarten adalah salah satu tempat nongkrongnya orang-orang Jerman. Dari namanya, sudah bisa ditebak Bier dari kata Bir, Garten dari kata taman, Bier Garten artinya Taman Bir :D. Biergarten akan banyak sekali kita jumpai di München dan sekitarnya. Namun semakin ke atas (Jerman Utara), akan semakin jarang ada biergarten, karena budaya minum bier yang ekstrim itu adanya di München. Untuk sarapan saja, mereka bisa loh minum bir. Busyeet.

Baca juga: 10 Alasan orang Jerman membenci Bayern

Aku sendiri tak suka minum bir, tapi sangat suka ke Biergarten. Dulu saat di München, aku sempat mampir ke Biergarten paling mahal, namanya Hofbräuhaus (baca: hofbroihaus), demi apa? Demi liat gimana suasana di dalamnya. Saat di sana, aku pesan coca cola dan ayam goreng. Tak hanya di Hofbräuhaus, saat di München, aku sering sekali diajak gf atau pacar (yang sekarang sudah jadi mantan) untuk makan di Biergarten. Yang paling aku suka, dari bier garten ini adalah penyajian makanannya yang warna warni, dan selalu nampak wow sekali untuk difoto wkkk. Meskipun judulnya taman bir, di Birgarten ini kita tak harus pesan bir, tapi bisa juga pesan yang lain, seperti coca cola, radler. Minuman hangat seperti susu coklat, kopi, dsb itu jarang ada sayangnya (mungkin ada di beberapa Biergarten tapi nggak semuanya).

Nah, karena sudah lama nggak ke München, lama-lama kangen juga dengan Biergarten. Tahun lalu, aku dan Tobi sempat menemukan Biergarten di kawasan Ratzeburg (sekitar 53 km dari Hamburg). Beberapa minggu yang lalu, kami ke sana lagi untuk menyambut musim semi dengan menikmati pemandangan danau Ratzeburg yang indah dan mampir ke Biergarten lagi.

Kalau kalian kebetulan di Hamburg, untuk mencapai Ratzeburg, kalian bisa ke Hbf lalu mengambil RE (Regional Bahn) jurusan Lübeck atau Rostock lalu turun di stasiun Büchen. Dari sana, akan ada RE lagi jurusan Kiel (kali ini RE nya lebih kecil, cuma dua gerbong saja). Turun saja di Ratzeburg. Dari stasiun menuju danau bisa jalan kaki sekitar 20 menit. Tanya orang saja kalau bingung arahnya. 🙂

Danau Ratzeburg

Sama seperti akhir Maret tahun lalu, tahun ini kami juga menjumpai banyak pengendara motor besar di Ratzeburg ini

Tobi menikmati matahari, kebiasaan orang Jerman yang kalau ketemu matahari seperti ketemu harta karun 😀

Pemandangan seperti di pesisir Indonesia ini wajib aku abadikan, hehe

Matjesfille, ikan matjes mentah dengan saus yogurt dan kentang. Aku menyesal sekali pesan ini di Bier Garten, karena ekspetasiku awalnya ikannya digoreng, nggak taunya mentah. Huaaaa,,,

Ini foto dari tahun lalu, aku udah lupa pesan apa waktu itu, tapi ikannya digoreng, nggak mentah… kalau nggak salah ikan Schorle goreng,,,Enak banget sayang nggak ada sambel dabu-dabu (waaah ngimpi)

Pemandangan tepi danau

Sebenarnya, aku pertama kali ke sini saat seminar tahun 2014, aku harus bercapek-capek ria mengelilingi tepian danau dengan kereta manual, lalu sepeda, dan kembali ke kota dengan mengayuh perahu. Sampai sekarang, program 3Muskel Tour itu pun masih ada di Ratzeburg. Bagi yang suka danau dan alam, Ratzeburg bisa jadi alternativ kunjungan. 

 Baca juga

München, Dachau dan kepahitan Orang Jerman

Viele Grüße

Comments

  1. Bingung dijelasin arah kalo di daerah asing. Mending pake google map ??

    Wah kelihatannya enak ya. Tapi kalo ikan mentah agak gimana gitu. Aku gak biasa sih.. jadi bersyukur, di Indonesia hampir tiap hari ketemu matahari ??

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *