All about FSJ dan BFD in Germany (seluk beluk FSJ dan BFD di Jerman)

 

Banyak cara yang bisa ditempuh buat tinggal di Jerman, salah satunya dengan menjadi sukarelawan atau istilah populernya di sini : FSJ (Freiwilliges Soziales Jahr) dan BFD (Bundesfreiwilligendienst). Saat awal mendaftar FSJ, umur ku masih 26, tepatnya 26 tahun 6 bulan. Sedangkan batas usia untuk menjadi FSJ di Jerman adalah 27 tahun. Maka dari itu, aku adalah salah satu dari sekian banyak sukarelawan yang mengalami transformasi dengan menjadi FSJ selama empat bulan kemudian menjadi BFD selama setahun setelahnya. Di postinganku kali ini aku akan dengan senang hati berbagi kepada kalian tentang seluk beluk dan cara menjadi sukarelawan di Jerman. Semoga bermanfaat.

a. What? : Apa sih FSJ dan BFD itu?

aku usil saat masih jadi FSJ di Tagestätte

Kalian yang tertarik untuk menjadi FSJ dan BFD pasti sudah rajin google ke sana sini dan sudah dapat pandangan tentang arti dari kedua singkatan tersebut. FSJ dan BFD adalah program pemerintah Jerman untuk seseorang yang ingin menjadi sukarelawan, istilah bahasa Inggrisnya Voluntary Services.

Baca: Perbedaan FSJ dan BFD apa sih? 

  • Bedanya FSJ dan BFD apa? FSJ adalah sukarelawan yang berusia antara 16-27 tahun sedangkan sukarelawan BFD berusia lebih dari 27 tahun. Jadi begini, para remaja di Jerman setelah lulus sekolah (abitur), mereka rata-rata memilih untuk mengistirahatkan kegiatan belajar sementara waktu sembari berpikir ingin melanjutkan kuliah, ausbildung, kerja, atau malah nikah :D. Nah, banyak dari mereka yang memutuskan untuk mencari pengalaman hidup dengan bekerja sebagai sukarelawan di sebuah lembaga Panti Jompo, Rumah Penyandang Cacat, TK, SD, Rumah Sakit, Museum. Oleh karena itu, saat aku menjadi FSJ, teman-teman sesama FSJ yang berasal dari Jerman rata-rata berusia 18 atau 19 tahun. Lamanya waktu FSJ berkisar antara 6 sampai 18 bulan. Aku memulai FSJ di awal bulan Maret 2015, setelah 4 bulan menjadi FSJ-lerin, di bulan Juli aku berulang tahun yang ke-27, karena faktor umur (yang sudah menua :D), aku diharuskan berpindah haluan menjadi BFD. Terus terang dari FSJ ke BFD seperti tak ada bedanya, aku menerima gaji dan cara kerja yang sama. Hanya saja, aku tak harus menghadiri banyak seminar seperti saat FSJ. Saat menjadi BFD, aku hanya harus menghadiri seminar sebulan sekali dan peserta seminar yang berasal dari Jerman, dengan kata lain BFD dari Jerman rata- rata sudah berumur lebih dari 50 tahun. Lho kok? Iya, aku yang sempat kepo, tanya-tanya kenapa mereka menjadi sukarelawan. Sebagian dari mereka adalah pensiunan dini yang sudah tidak bekerja lagi di perusahaan tempat mereka bekerja dulu. Untuk mengisi waktu luang, mereka memustuskan untuk menjadi sukarelawan. Aku berpikir, mereka belum terlalu tua untuk masuk ke panti jompo, tapi masih terlalu muda untuk jadi pensiunan, kalau pensiunan yang berjiwa petualang, mungkin mereka akan memutuskan untuk travelling, yang nggak, ya akan mencari kegiatan lain, contohnya ya dengan menjadi BFD ini.
  • Baca juga: FSJ di Jerman, butuhkah uang jaminan??

b. Why? Mengapa memutuskan untuk menjadi sukarelawan?

Why not? Cita-cita aku untuk tinggal di Eropa sejak SD sudah tercapai dengan menjadi au-pair. Tapi menjadi au-pair bukanlah cita-citaku yang sesungguhnya. Aku ingin melanjutkan pendidikan S2 ku di Jerman. Sedangkan meskipun kuliah S2 di Jerman terbilang gratis, tapi bagaimana dengan biaya kehidupanku di sini? Aku mempertimbangkan segala sesuatu demi meraih sebuah impian. Saat menulis ini, aku sudah memasuki masa orientasi mahasiswa baru di Universitas Hamburg. Semua pencapaian ini, tak lepas dari pertimbanganku untuk menjadi sukarelawan di Jerman selama satu setengah tahun lalu. Kalau aku tulis semuanya, pasti topik akan melebar kemana-mana, jadi aku fokuskan saja. Hehehe, tentang study di Jerman gratis tanpa uang jaminan 8000 euro, aku akan sharing kepada kalian kalau aku punya waktu nge-blog. LoL.
Why not? Menjadi sukarelawan di Jerman bukan benar-benar jadi tenaga kerja sosial yang tidak difasilitasi oleh pemerintah. Tiap bulannya, kita juga mendapat uang saku. Uang saku yang di dapatkan, tergantung dari Träger (pemberi kerja) dan kota di mana kamu menjadi sukarelawan. Contohnya, saat aku masih di München, aku cari tahu berapa gaji yang di dapat para FSJ München, untuk Träger yang sama (IB atau Internationaler Bund), mereka memberi gaji sebesar maksimal 300 euro per bulan, tapi diberi tunjangan akomodasi, dan temanku yang bekerja sebagai FSJ di panti jompo (di München) mendapat gaji sebesar 625 tanpa tunjangan akomodasi euro dari Träger yang berbeda. Aku yang saat itu pengen banget pindah dari München (karena ingin belajar Bahasa Jerman dengan lebih baik), memutuskan untuk pindah ke Hamburg, dengan alasan:
  • Gaji FSJ di Hamburg dari Träger yang sama (IB) lebih besar dari pada di München, yaitu 400 euro per bulan dan ditambah kalau bekerja di Yayasan Penyandang Cacat (Leben mit Behinderung Hamburg), kita mendapatkan Wohngeld (uang tunjangan akomodasi) sebesar 223 euro per bulan. Tapi kita diharuskan untuk mencari apartemen tempat tinggal sendiri sedangkan mencari apartemen di Hamburg itu susahnya minta ampun, tapi bagiku yang saat itu masih berapi-api, nggak ada hal yang susah kalau kita mau berusaha dan mencoba, bukan? Dan aku yang saat itu masih tinggal dengan host family di München, bisa mendapatkan apartemen di Hamburg tanpa harus pergi ke Hamburg.
  • Orang Jerman di Hamburg berbicara Hochdeutsch, nggak kayak di München yang kental dengan dialeknya, jadi aku berpikir mungkin lebih mudah belajar bahasa Jerman.
  • I wanted to experience new things and new culture. Aku suka banget sama München, kenangannya, keindahan alam nya, budayanya, dan Bretzelnya (roti kepang ala München), tapi aku adalah tipe orang petualang yang kala itu masih ingin explore kota-kota di Jerman. Dan meskipun banyak orang bilang bahwa di Hamburg tuh nggak ada musim panas, cuma angin dan dingin doank, aku bersikukuh pindah ke Hamburg.
Why not again? Dengan menjadi FSJ atau BFD, kalian bisa memperlancar bahasa Jerman. Ini juga yang aku rasain saat setelah au pair. Dulu waktu au pair, aku udah kebiasaan ngobrol pake bahasa Inggris dengan host family, jadi pas FSJ, aku masih minim banget bahasa Jermannya. Tapi karena setiap hari selama 8 jam, aku berinteraksi dengan pekerja disana yang 90% orang Jerman, harus mendengarkan dan bicara bahasa Jerman. Kemampuan Bahasa Jermanku jadi berkembang pesat.
Selain mendapatkan tunjangan uang saku dan akomodasi yang aku sebutkan di atas, sebagai sukarelawan, kita akan mendapatkan seminar dari Träger dan dari tempat kita bekerja. Sebagai FSJ, kita dapat 25 kali seminar dalam setahun, dan BFD 12 kali dalam setahun. Ada juga seminar reise yang mengharuskan kita menginap selama beberapa hari (bisa juga di luar kota dengan biaya ditanggung Träger) sambil dibekali informasi dan pengetahuan positif selama seminar berlangsung. Seminar selama menjadi sukarelawan itu menurut aku seperti hiburan yang diberikan Träger kepada mereka yang telah bersedia menjadi tenaga sukarelawan di Jerman. Seminar tak hanya melulu duduk di ruangan (seperti yang aku pikir sebelumnya), namun kita juga diberi ilmu, dan kadang juga diajak bowling, segeln (naik perahu), dialog im dunkeln, dan program-program seru lainnya.

c. When? Kapan kita bisa jadi sukarelawan?

Seperti yang sudah aku sebutkan di point (a.), kita bisa jadi FSJ antara umur 16-27 dan BFD mulai umur 27-99 tahun, bekisar dari 6 sampai 18 bulan, tapi kita bisa mengundurkan diri kapan aja kalau dirasa nggak krasan atau nggak cocok dengan bidang yang diambil, atau pindah ke tempat lain karena pekerjaan dirasa terlalu berat, dsb. Kalau mau pindah, nggak cocok, mengundurkan diri dan sebagainya, kita harus menghubungi Träger, agar mereka yang membantu mengurusi penguduran diri atau pindah kerja kamu.
Kapan mulainya? Normalnya, FSJ dan BFD dimulai bulan September dan Maret. Tapi nggak menutup kemungkinan ada yang mengundurkan diri dari program ini di bulan lain, jadi ada lowongan di bulan tersebut. Pokoknya rajin tanya-tanya.

d. Where? Di mana kita bisa menjadi sukarelawan?

Kalau bertanya di mana? Sejauh yang aku tahu (sampai saat ini), program FSJ/BFD ini ada di Jerman dan sebagian wilayah Austria. Untuk orang Jerman, mereka bisa mendaftar menjadi sukarelawan yang ditempatkan di dalam dan di luar negeri, contohnya seorang kenalan orang jerman yang baru lulus Gymnasium tahun 2015 lalu mendaftar FSJ kepada Träger di Jerman untuk menjadi sukarelawan di Bali. Untuk warga asing, kita bisa mencari tempat FSJ atau BFD di seluruh negara bagian Jerman. Banyak Träger yang siap membantu mencarikan tempat FSJ atau BFD. FYI, untuk BFD, sejauh informasi yang aku dapatkan, tempat bekerja yang tersedia tak sebanyak untuk FSJ, Leitung (kepala yayasan) di tempat aku menjadi sukarelawan dulu bilang bahwa untuk BFD, di yayasan penyandang cacat hanya menyediakan 6 tempat untuk BFD, selebihnya ratusan untuk FSJ. Tapi Träger akan terus membantu sampai kalian dapat tempat untuk menjadi sukarelawan berapapun batasan umur kalian.

e. Who? Siapa saja yang bisa jadi sukarelawan?

Siapapun, tanpa terkecuali. Bahkan penyadang cacat dan penderita epilepsi pun bisa. Orang Jerman yang aku temui sebagai sukarelawan rata-rata pemuda fresh graduate gymnasium dan pensiun dini. Tapi untuk orang asing seperti aku, mereka rata-rata usia 23-26 tahun yang punya pikiran sama: setelah au pair, masih ingin tinggal di Jerman, ingin memperlancar Bahasa Jerman, ingin Ausbildung atau kuliah setelahnya.

f. How? Bagaimana cara menjadi sukarelawan?

Ini topik yang perlu aku bahas dengan detail agar kalian nggak kesulitan menemukan tempat kerja yang sesuai dengan minat kalian dan dengan apa yang ingin kalian lakukan setelah selesai FSJ nanti.
  • Tentukan dulu kalian ingin bekerja di mana dan mendalami bidang apa. Sayang sekali topik ini dikhususkan untuk para calon FSJ yang tidak mempunyai kesulitan dana atau akomodasi. Pasalnya, nggak semua tempat kerja menyediakan tunjangan akomodasi selain tunjangan uang saku. Aku dulu berpikir: ah, FSJ di manapun terserah yang penting aku dapat tunjangan akomodasi tempat tinggal adan uang saku tiap bulan biar bisa nabung buat S2. Aku adalah salah satu dari ribuan FSJ yang beruntung karena aku bekerja di Tagestätte (Workshop buat Penyadang Cacat), jadi jam kerja teratur, senin- jumat jam 8-16, sabtu minggu libur, nggak ada shift. Jadi sabtu minggu atau malam hari aku manfaatkan untuk les bahasa Jerman atau babysitting. FYI, sebagai sukarelawan, kursus Bahasa di Volkholkschule dapat diskon 50%. Oh iya, tentang babysitting, kita sebenarnya secara hukum tidak diperbolehkan bekerja selain bekerja di tempat FSJ itu, ada juga pihak Behörde yang memperbolehkan, contohnya temanku dulu FSJ di Hamburg tapi dia anmelden behörde di Lübeck, dan di Lübeck, para FSJ boleh bekerja selain di tempat FSJ, jadi dia dulu selain jadi FSJ, juga bekerja di sebuah cafe burger tiap minggu. Lumayan 8 jam perminggu, per jam dibayar 10 euro. Tapi sebagian besar Behörde tidak mengijinkan FSJ untuk bekerja di tempat lain. Jadi aku dulu kerja babysitting tapi aku minta bayar nya cash, tidak ditransfer agar pihak behörde tidak bisa tahu bahwa kita punya penghasilan selain dari FSJ. Kerja babysitting ini juga populer, bahkan chef di tempat kerjaku pun tahu kalau aku kerja di tempat lain. Sebenarnya, dari pihak Träger dan Yayasan memperbolehkan, hanya dari Behörde yang agak njlimet. 🙂 Untuk menambah penghasilan sebagai babysitter atau putzfrau, setrika, jagain hewan peliharaan, kita juga digaji 10 euro perjam. Rajin- rajin tanya teman atau kollega yang punya anak yang butuh babysitter atau daftar di www.betreut.de untuk mencari seseorang yang membutuhkan babysitter/putzfrau.
  • Pilih Träger, träger yang terkenal di Jerman adalah Internationaler Bund (IB), banyak juga trager lain. Kalian bisa pilih träger sesuai dengan kota di mana kalian ingin menjadi sukarelawan. Aku dulu memilih träger di www.pro-fsj.de karena di sana nggak cuman penyedia info tentang FSJ, tapi juga ada ratusan Träger dari seluruh kota di Jerman. Kalian tinggal klik dan pilih. Selain pro-fsj, kalian juga bisa langsung daftar di träger IB misalnya, tinggal cari IB dan nama kota yang kalian inginkan.
  • Mulai melamar. Apa aja yang dipersiapkan? Semua lamaran yang aku kirimkan adalah per email, meskipun kalian juga bisa mengirim lewat pos.
    * Surat lamaran. Kalian ingin tahu contoh surat lamaran aku dulu seperti apa? Klik di sini. Surat lamaran ini aku simpan dalam bentuk PDF dan dilampirkan. Lalu di kolom tulis surat aku menulis:
    Judul : Bewerbung als Freiwilliges Soziales Jahr
    Isi Surat :
    Sehr geehrte Damen und Herren,

    ich interessiere mich für die ausgeschriebene Stelle als Freiwilligendienst Soziales Jahr und möchte mich darauf bewerben. Ich komme aus Indonesien und momentan absolviere ich au pair in einer Familie in München,  es wird am 10. 01. 2015 enden. Die andere Bewerbungsunterlagen habe ich diese Email angehängt.

Über Einladung zu einem Bewerbungsgespräch würde ich mich sehr freuen.
Mit freundlichen Grüßen
(Nama )
* Lebenslauf atau Daftar Riwayat Hidup (juga terlampir). Aku dulu bikin daftar riwayat hidup simpel banget. Kayak gini.
* Zeugnis atau ijazah terakhir kamu yang udah di terjemahin. Aku dulu cukup aku terjemahin dalam Bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah di Indonesia dan aku scan.
* Aufenthalterlaubnis atau KTP izin tinggal di Jerman yang udah discan.
* Kalau kalian ingin melamar di Kindergarten atau Schule, boleh juga meminta surat rekomendasi dari host family bahwa kalian sudah punya pengalaman menjaga anak. Tapi ini optional.
Setelah mencoba melamar ke berbagai Träger, tunggu balasan dari mereka. Aku dulu banyak dapat balasan negativ yang mengatakan bahwa untuk bulan Januari atau Februari tidak ada lowongan FSJ. Tapi aku terus berusaha dan akhirnya melamar di IB Hamburg (atas saran teman). Hanya selang beberapa jam saat setelah mengirimkan lamaran, pihak IB menelfon. Aku saat itu kaget bingung, bahasa Jerman yang masih minim jadi blank, tapi untuk keseluruhan percakapan, aku bisa menangkap bahwa mereka akan mengirimkan daftar tepat kerja yang masih membutuhkan FSJ. Sehari setelahnya aku menerima email dan daftar tersebut. Ada sekitar belasan (aku lupa berapa tepatnya), tempat kerja yang harus aku telpon. Tiap hari aku harus merelakan diriku sendiri berdebar-debar ria karena keterbatasan bahasa berbicara di telfon dengan orang asing. Sebelum telfon, aku tulis skrip dulu di kertas apa yang harus aku katakan. Banyak diantaranya (nggak tau kenapa), malah emosi dan bilang: loh, kita kan sudah bilang IB kalau nggak ada lowongan lagi. Gimana sih?. Aduh aduh aduuh, kenapa marahnya ke saya buk. Hal itu sempat menyiutkan nyaliku dan bikin bad mood seharian. Aku jadi takut dan malas telfon lagi. Tapi hari berikutnya, aku mencoba lagi dan setelah beberapa hari, aku mendapatkan 2 tempat untuk interview atau lebih tepatnya hospitation.
Akhir bulan Oktober, aku meminta ijin Hostfamily untuk pergi interview ke Hamburg beberapa hari. Satu di Sonderschule (Sekolah Luar Biasa) dan satunya di Tagestätte Falkenbek. Keduanya menarik menurutku, aku juga tertarik di SLB karena aku yang punya Background S. Pd ini bisa belajar bagaimana mendidik siswa cacat di Jerman. Sayang sekali SLB hanya memberikan uang saku bulanan tanpa tunjangan akomodasi. Jadi aku memilih bekerja di Tagestätte.
Setelah memutuskan untuk menjadi sukarelawan di tempat tertentu. Apa yang harus dilakukan?
  • Hubungi tempat kerja (bisa lewat email atau telfon) bahwa kamu sreg kerja di situ. Selanjutnya tunggu keputusan dari mereka, apakah mereka juga menerima kamu kerja di sana.
  • Setelah diterima, hubungi pihak Träger. Kalau tidak diterima bagaimana? Hubungi pihak träger juga agar mereka mencarikan tempat lain, dan kalian harus menelfon lagi, buat janji buat hospitation lagi. Kalau diterima, pihak Träger akan menghubungi yayasan, dan membuat surat kontrak kerja buat kita.
  • FYI, karena aku dulu selesai au pair awal bulan Januari di München, dan mulai FSJ bulan Maret di kota lain (di Hamburg), aku harus pulang dan ngurus visa FSJ ku di Indo. Sedih banget (soalnya boros), kalau misal aku dapatnya bulan Januari atau Februari, kemungkinan aku dapat Fiktionbescheinigung untuk tinggal beberapa minggu di Jerman sebelum mulai FSJ. Anyway, aku senang juga jumpa kembali sama teman dan keluarga sambil ngurusin Visa di Indo waktu itu. Untuk ngurus visa FSJ di Indo, apa aja yang harus dipersiapkan?
    * Kontrak kerja kamu dari Träger. Ini PENTING. Pihak Träger awalnya hanya mengirimkan Teilnahmebescheinigung (semacam surat yang menyatakan kamu akan jadi FSJ), Teilnahmebescheinigung ini cukup untuk memperpanjang Visa kamu di Jerman, tapi nggak di Indo. Jadi kamu harus mendesak Träger untuk menyegerakan kotrak kerja kamu karena kamu harus mengurus visa di Indo. Pengurusan kontrak kerja ini memakan waktu antara 2-4 minggu, aku dulu ketrima kerja awal november, 2 minggu setelahnya dapat Teilnahmebescheinigung, dan aku minta kontrak kerja, dapat pertengahan bulan Desember. Untungnya sebelum aku pulang ke Indo (Tanggal 12 Januari), kontrak kerja udah di tangan.
    * Mietvertrag atau Wohnungbescheinigung. Kamu juga harus nyari wohnung dulu sebelum pulang ke Indo dan minta mietvertrag kepada penyewa nya. Ini sebagai bukti bahwa nanti nya di Jerman kamu udah dapat tempat untuk berteduh dan nggak ngglandang., heheh. Kalau nggak ada gimana? Bakal susah, minta kenalan orang Jerman buatin. Nantinya, mietvertrag ini juga penting agar dapat tunjangan akomodasi dari yayasan.
    * Motivation Letter, aku dulu motivation letternya kayak gini.
    * Lebenslauf
    * Paspor
    * Foto
    * Fotokopi sertifikat A1, ya sama kayak au pair A1.
    * Asuransi Kesehatan yang sudah aku urusa sebelum kepulangan.
    * Asuransi Perjalanan. Asuransi perjalanan ini berbeda dengan asuransi kerja. Aku dulu ngurus asuransi perjalanan online dengan membayar 2,5 euro per hari. Karena aku sudah ter-asuransi mulai tanggal 1 Maret, jadi aku mengurus asuransi dari tanggal 22 Februari sampai 27 Februari 2015 dengan membayar 15 euro. Banyak websites yang menawarkan asuransi perjalanan seperti itu, tinggal di google dan mereka akan mengirim berkasnya lewat email, kita print dan tunjukkan kepada pihak konsulat.
    untuk lebih jelasnya dan kalau ada perubahan setelah Januari 2015, kalian bisa check di website nya kedubes Jerman.
  • Kalau kalian nggak perlu pulang ke Indo buat ngurus Visa, kalian bisa urus di Jerman dengan persyaratan yang nggak begitu rumit, antaranya Teilnahmebescheinigung, Paspor, Foto, Aufethalterlaubnis yang lama, asuransi, udah. Beda Bundesland beda regierungnya, dulu saat di München, aku dapat informasi bahwa untuk apply visa dari Jerman, kita nggak perlu datang ke kota tempat FSJ, jadi pihak ABH di kota tempat kita tinggal yang mengirimkan berkas-berkas ke kota tujuan FSJ.  Tapi beberapa waktu yang lalu, aku mendapat informasi bahwa di Hamburg, daerah sekitar NRW, untuk mengganti Visa, kita wajib datang ke ABH di kota tujuan FSJ. Sebaiknya, kita telefon atau bertanya langsung ke pihak ABH setempat untuk lebih jelasnya.
  • Urus Asuransi. Setelah ketrima FSJ, pihak yayasan akan membayar asuransi kesehatan, meskipun demikian, kita diwajibkan memilih asuransi sendiri. Cara mendaftar asuransi sangatlah mudah, tinggal kirim email ke perusahaan asuransi atau buka website nya dan daftar (mitglied werden). Aku pakai asuransi HEK  dan sangat puas dengan pelayananannya sampai saat ini. Semua aku urus online, mereka ngirim formulir pendaftaran per pos dan semua berkas yang dibutuhkan untuk pengurusan Visa, ke Träger, ke yayasan, dikirim lewat pos juga, berikut kartu asuransi.
  • Urus Führungzeugnis atau SKCK. Untuk keterangan lebih lanjut tentang cara mengurusnya, coba baca: Cara mengurus SKCK di Jerman
  • Urus Steueridentifikationsnummer. Ini nomor wajib pajak, ngurusnya di Finanzamt. Kalian tinggal ketik Finanzamt sekitar tempat tinggal dan nanti akan muncul di mana alamatnya. Datengin aja langsung, dan bilang mau minta Steueridentifikationsnummer. Jangan lupa bawa paspor buat ditunjukkin ke mereka.
  • Urus Gesundheitzeugnis atau surat keterangan sehat. Ini ngurusnya di dokter atau Hausarzt kamu. Tinggal datang dan bilang mau ngurus ini, ntar ditanya-tanya ada riwayat sakit apa dan dokter tinggal ngisi formulir yang dikirimin Träger, aku waktu itu bayar 15 euro untuk minta surat ini.
Semua yang aku tulis tentang FSJ di atas sepertinya lebih mengarah untuk mantan au pair yang bakal lanjut pengen FSJ di Jerman. Selama ini, cara yang termudah emang seperti itu. Kita au pair dulu dan daftar FSJ saat masih jadi au pair. Karena untuk jadi FSJ, kita harus datang interview, hospitation dan ngurusin segala berkas yang aku sebutin di atas yang nggak bisa diurus di Indo. Namun, buat kalian yang pengen jadi sukarelawan di Jerman dan nggak mau au pair dulu, bisa kontak Träger langsung dan tanya apa bisa melakukan interview dan hospitation lewat skype lalu mengirimkan semua berkas yang diminta lewat email atau pos ke Indo?. Nggak ada salahnya mencoba tanya.
Baca juga: Wawancara FSJ???
Selamat berjuang 🙂 semoga hasil sharing dengan nulis seharian ini bermanfaat buat kalian. Aamin. 🙂 Jangan lupa komen ya!!
Kalau yang masih di Indonesia, coba buka: Melamar FSJ dari Indonesia

Liebe Grüße

Comments

  1. Untuk FSJ atau BFD, kita nggak harus punya jaminan/asuransi, tidak juga harus deposit 8000 euro di Deutsche Bank. Karena kita dapat uang dan fasilitas dari pemerintah. Banyak yang tanya juga. Mungkin aku bisa pertimbangkan untuk menuliskan ini. Thanks

  2. Bermanfaat banget kak postingannya. Aq juga punya kenalan orang yaman yang tinggal di jerman untuk sekolah dan kuliah. Tapi karna dia nggak dapet beasiswa jadi harus kerja. Pengen banget bisa kerja di jerman apalagi sampe bisa kuliah disana. Tapi untuk saat ini pengen jadi au pair dulu buat buka jalan.

  3. Sore Kak Girindra,
    Sekarang usia saya 26th dengan cita2 sama yaitu melanjutkan S2. Saya mau tanya : saya belum pernah Au Pair, apakah mendaftar FSJ atau BFD perlu biaya?
    Saya sekekarang lagi di Indo, apakah lebih efisien jika ikut aupair dulu setelah disana bbrp waktu baru daftar BFD?
    Terima kasih

  4. kak, mau tanya dong…
    kalo ngurus FSJ di indo gimana, ya? niatnya sih mau fsj kultur cuman masih agak bingung sama cara daftarnya
    kalo liat di website fsjkultur.de, mulai kerja sosialnya bulan agustus/september, jd daftarnya harus sekitar januari-maret gitu dan 25 april ada pemanggilan untuk interview
    1. nah untuk interviewnya harus datang, atau bisa skype-an aja?
    2. trus kalo harus datang interview, biaya perjalanannya ditanggung trager atau bayar sendiri?
    3. visa yg dipake buat dateng interview visa apa?
    4. kalo misalnya stlh interview langsung tau kalo keterima, pdhl mulainya FSJ bulan agustus-september… nah, jadwal kerjanya bisa dimajukan jd april/mei, gak?
    5. kalo gabisa dimajukan, dan gak mau kembali ke indo (nunggu dr april sampe agustus), visanya pake apa? pdhl kondisinya pas itu bener2 gaada uang/sponsor, dan hanya menggantungkan pada trager aja
    6. kalo nunggu FSJ dimulai sambil kerja sambilan, bisa gak?

    makasih banyak atas jawabannya, kak girin 😀

  5. Hallo,, terima kasih ya atas pertanyaannya,,,tapi akan sangat panjang bila dijawab di kolom ini. Untuk semua pertanyaanmu ini, akan aku segerakan menjawab dengan menulis artikel baru seputar ini…Semoga segera sempat… 🙂

  6. Hallo mbak, seputar pertanyaan Artemis diatas apakah sudah dibuat Artikelnya yang baru? Krn kondisi saya dengan Artemis juga sama dan pengen tahu info lebih dalamnya. Trims

  7. Maaf sblumnya, saya mau tny nih, klo dftr BFD nya di indo dmn y mbak? krna dsni ada nya mlalui agen mbak, tu pn blm pasti brgkat dan biaya nya bnyk. mohon infonya y mbak. trjma kasih…

  8. Terima kasih Girindra, senang banget ketemu blog kamu ini. Informasi nya banyak dan terima kasih sudah share. Ijin untuk mendownload motivation letter dan surat lamaran ya – untuk acuan. terima kasih

  9. Hallo Kak! Trimakasih ya! Postingannya sangat bermanfaat. Aku melamar di tempat yg sama dengan tempat FSJ kakak dulu di Tagesstätte Falkenbek. Bulan depan aku akan pergi ke sana untuk Hospitasi. Mohon doanya ya kak!

    1. Hi, viel Erfolg… di sana juga masih ada FSJ yang dari Indonesia kok sampai saat ini… salam ke semuanya yang ada di sana yahhh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *