Sedikit cerita, beberapa bulan yang lalu, aku lagi gencar-gencarnya nulis blog dan suka duduk berjam-jam di depan komputer, sehingga tekanan darahku menurun. Sebelum diajak makan malam di sebuah restoran oleh si pacar (Tobi), aku merasa baik-baik saja. Hingga saat dia meminta Bill kepada waitress, aku merasa lemah (bukan karena billnya terlalu mahal) hehehe. Tiba-tiba saja pandangan mataku kabur, dan aku tak sadarkan diri. Aku sadar kembali setelah pingsan beberapa menit. Tobi meminta pelayan segera memanggil ambulan.

Aku bilang, “Nggak usah panggil ambulan lah, orang aku udah sadar,”

Pikirku, halah, paling ambulannya datang setengah jam lagi dan kita udah enyah dari restoran ini. Karena bayanganku seperti di Indonesia, saat nenekku terkena serangan stroke dan memanggil ambulan, ambulannya nggak datang-datang hingga nenek di-ojek-in ke Rumah Sakit dan meninggal karena tak tertolong lagi.

Wuduh busyet, belum sempat aku selesai dengan kalimatku, para petugas ambulan itu sudah datang, cuma 3 menit setelah di telepon. Aku kaget setengah mati, karena mereka badannya besar sekali, dan memakai seragam oranye, lengkap dengan peralatan medis. Bukan hanya ambulan yang datang ke Restoran itu untuk menyelamatkanku, tapi 2 mobil dinas rumah sakit untuk para dokter juga ikut datang dan memeriksa. Aku segera dibaringkan di sofa masih di restoran itu, dicek oleh dokter itu. Nggak lama kemudian, petugas ambulan itu berkata pada Tobi, “Aku angkat anak ini ke ambulan, anda bawa barang-barangnya.”. Meluncurlah aku ke Rumah Sakit. Di sana, aku segera dibawa ke UGD, di periksa ini itu, dan wajib menunggu hingga hasil pemeriksaannya selesai. Sekitar 4 jam kemudian hasilnya keluar. Tekanan darahku rendah, sehingga seusai makan, tekanan darah berkumpul di sekitar perut yang menyebabkan tensi di otak menurun dan aku kehilangan kesadaran.

Ya ampun, anemia itu mah udah penyakit aku dari dulu dan aku juga nggak kaget pingsan kayak gitu kalau kambuh, tapi lebay nya, pakai dipanggilin ambulan segala dan menunggu pemeriksaan lebih lanjut itu loh, membuat aku geregetan. Biasanya sih kalau kambuh gitu, aku cukup dikasih minyak kayu putih dan air mineral, pulih lagi.

Jerman adalah salah satu negara dengan penanganan asuransi kesehatan terbaik sedunia kepada para penduduknya. Sejak tahun 2007, pemerintah mencanangkan kewajiban untuk memiliki sebuah asuransi kesehatan kepada tiap-tiap warga negara, baik warga negara Jerman, maupun warga egara asing. Di Jerman tak ada yang namanya motto, hanya yang kaya saja yang boleh berobat, sedangkan yang miskin tidak. Semua mendapat hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan rumah sakit yang layak, baik warga mampu maupun tidak mampu. Saat aku diboyong ambulan dan para medis saat itu, aku tak membayar se sen pun untuk biaya apapun, karena sudah ter cover asuransi. Di Jerman, kalau ada orang datang ke Rumah Sakit dan butuh bantuan medis darurat, dokter atau petugas kesehatan WAJIB hukumnya menolong orang tersebut sesegera mungkin. Terserah orang itu dari kalangan apa. Mereka nggak akan tanya mana asuransimu, tapi menyelamatkan nyawanya dulu. Aku jadi berpikir, mungkin nyawa nenekku saat itu bisa terselamatkan kalau sistem kesehatan di Indonesia dan kecekatan para medis se canggih di Jerman. Bayangkan, bagaimana mereka bisa datang hanya dalam waktu kurang dari 5 menit saja, dan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mungil ini, satu nyawa saja, mereka memboyong sekompi prajurit :D. Aku sangat terharu karena merasa betapa negara ini menghargai sepenggal nyawa.

Aku juga sangat terkesan pertolongan pertama kecelakaan di Jerman. Regu pemadam kebakaran atau ambulan tak segan-segan meluncurkan helikopter untuk datang ke lokasi yang susah dijangkau mobil, agar penanganan bisa segera dilakukan. Ini contoh helikopter yang datang ke sebuah jalan tol untuk menyelamatkan kecelakaan.

pict: radioemmschlippe

Mereka akan menemukan segala cara untuk memberikan bantuan dengan secepat mungkin. Karena biasanya, angka kematian karena kecelakaan itu bukan murni dari kecelakaannya saja, tapi karena keterlambatan pertolongan yang datang ke TKP juga. Dengan seperti ini, meskipun tak ada limit untuk mengemudi di jalan tol, angka kematian karena kecelakaan di Jerman bisa ditekan.

Selain itu, semua pengemudi sadar akan pentingnya menepi di jalan tol saat terjadi kecelakaan, agar regu penyelamat bisa cepat meluncur ke lokasi. Seperti ini:

Bisa kita lihat di gambar tersebut, mobil-mobil menepi ke kanan dan ke kiri, sehingga di tengah-tengah terdapat jalan bebas hambatan untuk regu penyelamat.

Sampai jumpa di topik menarik berikutnya

Viele Grüße

Comments

  1. Keren keren keren. Kapan ya negara kita bisa kayak gitu? nggak membedakan yg m,iskin kaya, nggak harus setor uang dulu, nggak ada alasan lain2 untuk sebuah kata sakit? hikss… jadi piye gt mbak. semoga ke depan makin apik sistem di sini ya

  2. Ada juga kemarin video viral dari korea. Pas ada kecelakaan di terowongan terus seluruh mobil kompak parkir dan memberi ajalan pada pemadam kebakaran dan petugas medis. Di Indonesia masih belum bisa seperti itu 🙁

  3. Busettt 3 menittt. Warrbiyasahh… Kalo di Indonesia mah ambulancenya otw mulu, lama nyampenya haha

    Mobil pada minggir buat kasih jalan Ambulance ? Kalo di Indonesia itu kayaknya baru sebatas dongeng/teori untuk anak.. haha ckck

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *