Jangan dikira Jerman bebas dari penjahat, pencuri, pencopet, pengemis, dan pengamen. Pembunuh, teroris, pegida, orang rasis, semua ada di Jerman! Hal ini mengajarkan kita agar selalu waspada terhadap aksi kejahatan di mana pun kita berada.
Beberapa bulan lalu, video wanita ditendang saat turun tangga kereta bawah tanah di Berlin menjadi sorotan media massa. Aksi perampok di Hamburg dengan modus minta tolong lalu merampok wanita lemah masih menjadi trending topic saat ini (paling tidak saat aku menulis ini). Dua tahun lalu saat aku di Kรถln bersama Gladys naik eskalator, kulihat di depan mataku sendiri pencopet wanita berusaha merogoh tas ransel Gladys, untungnya kami cepat mengetahuinya. Masih beberapa hari yang lalu, di Bonn, teman dekatku juga sempat hampir dicopet di eskalator. Di Frankfurt am Main, salah satu temanku juga pernah kehilangan dompetnya dan saat dikembalikan, uangnya sudah ludes diambil pencopet. Dosen di Uni Hamburg juga sempat memergoki dua orang pencuri menyusup ke dalam gedung Asia Afrika Institut dan menjalankan aksinya di sana. Pokoknya masih banyak sekali kasus kriminal yang terjadi di Jerman.
Memang kita bisa bilang, mungkin memang sudah waktunya sial kali. Benar, memang ada faktor untung dan sial yang bisa kita kaitkan dalam kasus-kasus kriminal di tempat umum seperti ini. Aku pun percaya pada hal itu. Aku bukan termasuk orang yang hati-hati. Sebaliknya, aku adalah orang yang cenderung ceroboh.
Pernah satu kali setelah kerja 6 jam, aku mendapat uang sebesar 60 euro yang tanpa pikir panjang langsung aku masukkan kantong celana jeans belakangku. Dengan tergesa-gesa, aku naik kereta menuju kampus. Setelah menyebrang jalan, aku sedikit berlari karena aku tahu seminar yang akan aku hadiri saat itu sudah dimulai. Uang sebesar 60 euroku itu pun terjatuh dan aku tak menyadarinya. Sebelum aku masuk ke gedung seminar, kudengar dua orang gadis memanggilku. Mereka juga ngos-ngosan mengejarku karena aku lari-larian sejak tadi. Rupanya mereka ingin megembalikan uang 60 euro yang mereka temukan di jalan. Sepersekian menit aku belum sadar bahwa itu uangku, sampai akhirnya mereka meyakinkanku bahwa mereka melihat uang tersebut jatuh dari kantongku saat aku mulai berlari. Aku sangat berterima kasih sekali kepada mereka. Tuh kan, faktor seperti ini juga namanya keberuntungan.
Namun, aku sarankan jangan seperti diriku yang ceroboh dan cenderung cuek lalu bilang, “Halah, kalau memang itu rejeki ya nggak bakal kemana, mungkin kurang beramal kita, dsb”.
Meskipun Mรผnchen sempat dinobatkan salah satu dari 10 kota ter-aman sedunia, buktinya isu teror penembakan di Olympia Einkaufzentrum terjadi juga. Yang artinya, tak ada kota teraman, yang ada, kita yang membuat diri kita aman.
Lalu, kok bisa sih di Jerman banyak pencopet dan isu kriminalitas seperti itu?
Beberapa hari yang lalu, saat menonton acara talk show di TV, Markus Lanz dan membaca Zeit, kuketahui bahwa sebagian besar kasus kriminal tersebut terjadi akibat kehidupan para pendatang yang kurang memadai. Meskipun tak semua kasus kriminalitas dilakukan oleh para pendatang. Banyak orang Jerman yang juga nekat melakukan aksi kejahatan.
Dalam kasus ini, kita tidak hanya bicara masalah para pengungsi yang baru datang, tapi juga dari puluhan negara yang sudah tinggal di Jerman bertahun-tahun sebagai imigran gelap maupun resmi. Banyak sekali calo-calo pekerja dari Romania yang memboyong para imigran tersebut ke Jerman dengan iming-iming pekerjaan dan gaji tinggi, namun nyatanya mereka hanya ditipu, dijadikan pengemis dan pelacur. Romania, Moldova dan banyak negara Eropa yang masyarakatnya masih hidup di bawah garis kemiskinan, sering meninggal karena kedinginan tersebut mencoba mencari peruntungan dengan bermigrasi melalui jalur darat ke Jerman dan negara Eropa kaya lainnya.
Hal ini tak hanya membuat kasus kriminalitas kian marak, tapi juga kasus illegalitas penduduk yang juga sering jadi topik perbicangan di Jerman.
Dari 201 kasus pembunuhan yang terjadi di Jerman pada tahun 2016, satu orang Jerman dinyatakan dibunuh oleh imigran, 200 kasus lainnya adalah kasus imigran membunuh imigran atau bisa jadi orang Jerman membunuh imigran.
Pengungsi dari Syria, Afghanistan, dan Irak bukanlah tersangkanya. Tidak mengejutkan karena kalau mereka melakukan pembunuhan, mau tak mau mereka harus dikembalikan ke negaranya, sedangkan di negaranya juga tidak aman. Ternyata 201 kasus pembunuhan tersebut, mayoritas dilakukan oleh imigran dari Maroko, Tunisia, Georgia, Albania, Bosnia, Mazedonia, Serbia, Serbia, Gambia, Nigeria, dan Somalia. (Zeit)
Mengapa tidak ditangkap lalu dijebloskan ke penjara?
Di Jerman, semua ada aturannya. Mereka yang bukan warga Jerman atau yang tidak memiliki ijin tinggal di Jerman, tidak bisa dituntut secara hukum (Zeit). Kalau mereka melakukan kasus kriminal, polisi hanya akan menasehati dan memperingatkan mereka agar tidak mengulangi perbuatan mereka kembali. Kecuali kasus pembunuhan yang mengharuskan mereka dipenjara atau dipulangkan, dihukum di negaranya. Mereka tahu sekali bahwa hukuman mencuri, mencopet akan cuma seperti itu kalau tertangkap, jadi ya santai saja melakukan tindak kriminal. Bahkan bintang tamu Markus Lanz yang bekerja mengurusi kasus imigran dan kriminalitas di Jerman itu pun juga menunjukkan puluhan kasus pencopetan yang terekam kamera CCTV di Berlin. Dari hasil penelitian yang dia lakukan, kasus penyalahgunaan tenaga kerja oleh para calo menjadi isu yang sangat signifikan memicu timbulnya kasus pencurian.
Masih sering aku jumpai pria yang tak punya tempat tinggal mengemis bersama anjingnya di jalanan kota Hamburg, atau tidur di cepitan gedung di mana mereka juga buang hajat dan makan di sana juga. Warga negara Jerman yang tuna wisma tentu saja mendapat tunjangan dan bantuan hidup dari pemerintah, namun untuk warga pendatang yang bandel, di suruh pulang ke negaranya nggak mau, di suruh kerja malas, dimasukkan ke bui nggak ada hukum yang menaunginya, begitulah akhirnya nasib mereka, ya jadi sampah masyarakat. Kadang banyak juga orang yang berbelas kasihan memberi mereka selimut, kasur atau uang. Bisa dipastikan kalau musim dingin tiba, banyak sekali dari mereka yang meninggal karena hipotermia. Kasihan memang, tapi mau bagaimana lagi.
Mulai sekarang, yang tinggal di Jerman, kita wajib hati-hati. Ingat! Kejahatan terjadi bukan karena ada niat dari pelaku, tapi adanya kesempatan! WASPADALAH WASPADALAH!!! ๐
Viele Grรผรe
Bang Napi ๐
Untuk para turis dan pendatang mesti hati-hati juga ya. Modusnya banyak juga ๐
Lah, harus hati hati juga dijerman -_-
Ya allah. Hati hati mbak rindra
Iya, kejagatan selalu ada di mana mana. Orang yang jahat selalu nyari kesempatan. Orang baik diuji kesempatan dan nyatannya banyak yang ternyata lemah juga.
Susah juga ngatur pengungsi yang malas akhirnya cuman jadi sampah masyarakat.. ?
Waduh Mbak, mo di Jerman, dimanapaun tetep kudu waspada. TApi dibalik banyak kasus, Ternyata tetep saja ada yg berbaik hati mengembalikan uang yg terjatuh. Emang rejeki nggak kemana ya Mbak ๐
Iya…orang licik ternyata ada di mana-mana ๐
Terima kasih mas Fajar ๐
Iya,,,makanya kita harus selalu waspada ๐
Itulah sebabnya aku terharu saat menerima uangku kembali ๐
Ati2 ya mba. Mba, cb dung bikin vlog gitu ๐
Wah serem juga ya Kak. Dari artikel ini aku jadi tau kalau di negara maju kasus kriminalitas "ringan" seperti pencopetan yang targetnya warga negara Jerman sendiri masih ada. Aku pernah baca di salah satu majalah Jerman, sasaran pencopetan seringnya orang Asia karena kecenderungan orang Asia adalah menaruh semua barang berharganya saat dibawa bepergian seperti uang hanya di satu tempat saja (di dompet misalnya).
Iya kamu benar,,,kebanyakan memang target mereka orang Asia…orang Jerman sendiri juga tak luput dari kasus kriminalitas…
Wah jadi sampah masyarakat……
kalau cuma diingetin ya pasti ngelunjak
kenapa gak langsung dipulangin ke negara asalnya ya. Kan ga punya ijin tinggal tuh.