Setelah sekian lama tinggal di Jerman, aku tidak pernah sadar dan tahu bahwa ada sebuah tata krama yang mengharuskan seseorang menyapa atau menjabat tangan perempuan dulu baru laki-laki, sampai minggu lalu aku diundang dalam acara pertemuan sebuah keluarga bersama Tobi.
Setelah masuk di depan pintu, kami disambut oleh pemilik rumah dan mereka menjabat tanganku lalu temanku. Aku belum begitu ‘ngeh’ sampai salah seorang gadis (yang usianya masih belasan) keluar dari dapur dan ingin menjabat tangan kami. Dia mengulurkan tangannya kepada Tobi, tapi Tobi menolaknya, dan bilang: tolong jabat tangan Indra lebih dulu. Kemudian gadis itu menjabat tanganku, setelah itu Tobi.
Aku sempat merasa bingung juga karena berpikir: apa masalahnya sih menjabat tanganku atau tangan siapapun dulu, toh sama saja. Tapi Tobi menjelaskan bahwa adat di Jerman, paling sopan kalau kita mendahulukan wanita, dengan menjabat dan menyambutnya terlebih dahulu. Seperti saat jalan yang sempit, laki-laki membiarkan wanitanya jalan dahulu agar dia bisa menjaga dan melindunginya, tidak membiarkannya berjalan di belakang.
Tapi sepertinya adat istiadat ini juga berlaku di Indonesia karena aku pernah melihat di televisi saat para pejabat elite menghadiri pertemuan international, para pejabat tersebut mempersilahkan istri mereka untuk bersalaman terlebih dahulu. Namun tidak sedemikian kentalnya di kalangan masyarakat umum. Akan tetapi di Jerman (juga di sebagian besar negara berkebudayaan barat) hal yang paling sopan dilakukan saat bertemu pasangan, jabatlah tangan wanitanya terlebih dahulu baru sang laki-lakinya, demi menghormati adat istiadat setempat. 🙂
Demikan sharing kita kali ini tentang adat istiadat Jerman. Tentu saja hal ini bisa juga berbeda kalau berada di kantor, menemui klien, di mana kita seyogyanya kita menjabat tangan seseorang yang mempunyai posisi tertinggi terlebih dahulu. Aku senang bisa berbagi dengan kalian, akan lebih senang lagi bila kalian juga mau membaginya kepada orang lain, kakak, adik, saudara, yang barang kali ingin tahu serta menambah wawasan tentang perbedaan budaya antara Indonesia dan Jerman. Aku menerima kritik, saran agar kedepannya aku bisa sharing hal-hal unik yang bermanfaat dari Jerman. Sampai ketemu di topik lainnya.
Viele Grüße