Tinggal di belahan bumi yang berbeda, pasti sedikit banyak akan membuka pikiran kita betapa unik dan berbedanya dunia ini, bukan hanya dari alamnya, namun juga budaya dan peradaban masyarakatnya.
Banyak sekali hal aneh, unik, yang aku temui sejak pertama kali menginjakkan kaki di Jerman, bahkan sampai sekarangpun, tak henti-hentinya aku menemui perbedaan demi perbedaan yang membuat aku selalu terinspirasi untuk membagikannya dengan kalian.Berikut ini adalah hal yang mungkin menurut kita, sebagai orang Indonesia tidak lazim terjadi atau dilakukan, namun sangat normal sekali dilakukan oleh orang di Jerman. Di rubrik lain, aku akan membagikan hal yang sangat lazim dilakukan di Indonesia, namun sangat aneh dilakukan di Jerman.

1. FKK (Freikörperkultur)
Aku mulai dulu dari yang paling ekstrim. FKK atau Freikörperkultur kalau diartikan kata per kata: Frei: bebas; körper: badan; kultur: budaya; sudah bisa menangkap artinya?
FKK adalah budaya bertelanjang badan di muka umum. FKK paling populer di daerah Jerman timur, dan sebagian daerah Bavaria. Sampai sekarang pun, FKK masih bisa dijumpai di beberapa tempat. Banyak orang Jerman yang juga tidak begitu suka dengan budaya ini, tapi mereka menerima juga.Jadi, FKK adalah sebuah tempat khusus (terbuka), seperti taman, perkemahan, atau sumber mata air seperti danau, dsb yang pengunjungnya diwajibkan bertelanjang, kalau hanya ke sana untuk melihat-lihat atau foto-foto pastinya dilarang, di tempat tersebut orang-orang layaknya binatang tak ada yang saling mengamati satu sama lain, mengapa mereka telanjang, dan sebagainya dan seterusnya.

Pertama kali aku tahu, saat masih di München dan lewat sebuah tempat di Englischer Garten yang tidak kuketahui sebelumnya bahwa itu adalah FKK, kontan saja aku lari tulang langgang sangking terkejutnya. 😀

Di Croasia contohnya, budaya FKK juga masih ada. Dan bagaimana kita tahu kalau tempat itu FKK atau bukan? biasanya ada papan petunjuk bertuliskan FKK. Kalian bisa masuk, siapapun boleh masuk asalkan telanjang.

2.  Berciuman atau bermesraan di depan umum

Kalau di Jerman, orang berciuman, bermesraan di kereta, bis, atau lampu merah itu mah biasa sekali.  Bahkan aku dan beberapa teman pernah makan di sebuah cafe dan nggak tau kenapa waktu itu kami duduk di dekat toilet, tak lama sebelum aku dapat pesanan makananku, aku melihat pasangan masuk ke dalam toilet bersama dan terdengarlah suara mereka yang sangat menganggu. Aku dan kedua temanku langsung berubah pikiran untuk membungkus makanan dan cabut. Sialnya, aku tak tahan ingin ke toilet saat itu, pergilah aku ke toilet yang sama yang baru saja ‘dipakai’ pasangan itu. Aku yang melihat kondom kotor berserakan di seputar toilet langsung mengumpat dan menahan hasrat sampai bertemu toilet lain. Hal seperti ini sangat ekstrim sebenarnya, tapi para pekerja cafe yang tahu pun tak berani melarang. Huh, jijik.

Seperti berciuman yang wajar sekedarnya di muka umum atau bahkan di depan anak-anak di Jerman adalah hal yang amat sangat normal karena orang Jerman berpendapat bahwa anak-anak juga harus tahu bahwa orang tuanya saling mencintai, orang dewasa yang yang saling mengasihi sudah selayaknya mencium, atau memeluk, seperti halnya mereka menyayangi orang tuanya dan saudara-saudara mereka.
Aku pernah ditanya oleh salah seorang kenalan yang pernah beberapa kali ke Indonesia: ‘kenapa sih di Indonesia, adegan mesra dipotong atau disensor, tapi adegan kekerasan tidak?’ ‘Kalau alasannya supaya sang anak tidak menirukan adegan mesra, artinya adegan kekerasan boleh ditirukan?’

3. Iklan, acara TV tanpa sensor

Bukan hanya di iklan atau plakat, kita bisa melihat foto orang memakai bikini bahkan telanjang, bahkan di buku pelajaran anak SD, gambar kemaluan pria dan wanita juga diijinkan diterbitkan.

4. Tinggal bersama/kumpul kebo

Pacar, tunangan yang tinggal bersama selama bertahun-tahun dan punya beberapa anak tanpa hubungan pernikahan adalah hal yang lumrah di Jerman.

5. Perempuan merokok/ minum bir, pemuda mengkonsumsi ganja di muka umum

Tidak ada yang akan men-judge perempuan merokok adalah perempuan nakal, murahan, dsb di Jerman. 3 dari 5 rekan kerja ku wanita juga merokok dan mereka sopan serta pekerja keras semua. Minum anggur adalah salah satu budaya orang eropa saat makan malam.

6. Bertanya dan menjawab terlalu langsung

Kecuali sebagian suku di Indonesia, kebanyakan orang Indonesia masih suka sungkan dan nggak enakan. Orang Jerman kalau tidak suka pada seseorang akan langsung bilang kepada orang tersbut tanpa basa-basi dan tanpa takut menyakiti perasaan. Tapi setelah itu, mereka akan biasa lagi, tidak marah, tidak dendam, dan tidak membahas lagi yang telah lalu.

7. Memanggil siapa saja langsung dengan nama

Memanggil paman, bibi, kakak langsung dengan nama mereka dan tanpa embel-embel mas, om, dsb adalah hal yang paling lumrah dan sopan-sopan saja dilakukan di Jerman. Anak juga memanggil dengan sebutan ‘kamu’ kepada orang tua, oma, opa dan semua orang yang telah kenal dekat meski mereka juga punya sebutan sopan seperti ‘anda’. Orang Jerman merasa kurang akrab saja kalau masih menyebut dengan sebutan anda.

8. Memakai nama hewan untuk menyebut orang yang disayangi

Selain schatzi (berasal dari kata Der Schatz yang artinya harta karun), orang Jerman biasa menggunakan nama hewan untuk memanggil kekasih atau anak-anak mereka seperti: Maus (Tikus), Bärchen (Beruang kecil), Hase (kelinci). Sedangkan di Indonesia, maus biasa diartikan jorok dan jelek. Tak pernah ada orang tua yang memanggil anak mereka dengan sebutan: sini tikusku. 😀

9. Memberi kado bunga

Tak hanya kepada kekasih, orang Jerman suka memberi bunga kepada tetangga, kenalan, teman, dsb. Sedangkan di Indonesia, aku hanya sering melihat rangkaian bunga besar kalau nggak di acara pembukaan gedung atau pemakaman. Bahkan ada Film Prancis yang berjudul: Jangan memberi bunga kepada wanita di Asia Tenggara. Kita lebih suka bunga bank, hehe,,

10. Ausschnauben (membersihkan hidung) di depan umum

Membersihkan hidung sampai keluar bunyi srot srot yang keras banget menurut orang Jerman biasa saja dan wajar dilakukan di mana saja bahkan di meja makan sekalipun.

Demikian artikel just for fun kali ini. Tentu saja artikel ini lebih mengarah ke stereotype budaya dan tentu saja tidak semua orang Jerman atau orang Indonesia sifatnya sama. Semua tergantung masing-masing individu yang menyikapinya 🙂

Semoga artikel ini memberikan informasi seputar Jerman. Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)
Viele Grüße

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *