Winter nggak melulu terkesan indah dengan salju lembut dan seputih kapas yang romantis seperti di film-film, namun juga bisa membawa dampak negatif bagi kesehatan tubuh, mental, jiwa dan raga. 🙂
Bagi kawan-kawan yang tinggal di negara bermusim dingin, pernah tidak kalian mengalami tekanan, tekanan batin yang teramat kuat yang membuat sedih teramat dalam padahal tidak ada kejadian sedih nan pilu yang menimpa?
Di suatu malam sepulang kuliah dan aktifitas lainnya di kampus, tiba-tiba saja aku merasa kehabisan oksigen, sesak dan menangis sejadi-jadinya. Bukan karena apa-apa, tapi karena merasa apa yang telah aku lakukan di hari itu, terlalu banyak, terlalu menekanku. Padahal kalau dipikir-pikir lagi, aku ya beraktifitas seperti biasanya, tak ada yang berlebihan. Lalu aku mulai konsultasi ke seorang dokter. Konsultasi ini juga dilakukan oleh teman-teman kampus yang pernah mengalami depressi yang sama.
Namanya Seasonal Affective Disorder (SAD). Menurut apa yang kuteliti dan kubaca dari berbagai sumber, SAD ini menyerang orang-orang yang tinggal di cuaca ekstrim, terutama winter. Mengapa? karena tubuh kita ini memproduksi vitamin D, namun vitamin tersebut akan terproduksi jika kita mendapat sinar matahari yang cukup. Sedangkan di musim dingin, kita jarang sekali mendapatkan sinar matahari. Vitamin D3 ini akan menghasilkan zat yang dinamakan serotonin, yang akan dikirim ke otak kita untuk membantu menjaga suasana hati. Nah, kalau cahaya matahari kurang, vitamin D yang diproduksi juga kurang, maka zat serotonin yang dikirimkan ke otak juga kurang. Oleh sebab itu, kita mengalami depressi.
Sejak seringnya mengalami depressi ini, aku jadi bersyukur hidup di Indonesia, yang cukup dan selalu berkelimpahan cahaya matahari. Mungkin ini juga sebabnya orang indonesia pernah tercatat sebagai orang terbahagia nomor satu di dunia (sumber: world’s Happiest People).
Berikut ini merupakan gejala SAD yang mungkin kalian alami saat cuaca ekstrim menyerang:
1. Kesulitan Bangun Di Pagi Hari Hingga Morning Sickness
Kalau kalian yang terbiasa bangun di pagi hari, mendadak ngantuk terus, mager alias malas gerak, tak bertenaga, sampai mual dan ingin muntah kalau pas bangun pagi. Bisa jadi kalian terkena gejala SAD. Cara mengatasinya adalah dengan mengatur pola tidur, paksakan tubuh agar terbiasa tidur lebih awal sehingga bisa bangun lebih awal juga. Tidur yang cukup. Banyak tidur dan kurang tidur sama-sama membuat badan pegal-pegal dan capek.
2. Suka Makan Kesiangan
Otomatis ini bawaan dari bangun kesiangan pula. Sehingga pola makan juga ikut berubah. Malas sarapan dan tidak nafsu makan saat pagi hari juga bisa diindikasikan sebagai gejala SAD. Tubuh kita akan menyesuaikan dengan pola hidup kita. Jika kita hidup teratur dan menjaga pola makan dengan teratur, tubuh juga akan menjaga keseimbangannya.
3. Makan Berlebihan
Pola makan tidak teratur, sekalinya makan suka banyak banget dan cenderung pengen makan karbohidrat yang memicu kegemukan. Padahal biasanya tak ada kecenderungan mengkonsumsi makan secara berlebihan dan mudah mengontrol karbo. Bisa jadi kalian terkena SAD.
4. Kekurangan Energi
Letih, lesu, tak bersemangat dan pengennya menyendiri atau melakukan aktifitas malas-malasan saja. Ini juga dampak winter depressi melanda.
5. Sulit Berkonsentrasi
Bawaannya melamun, ngantuk, dan murung serta kurangnya daya konsentrasi dalam menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi penuh. Jika kalian mengalaminya terutama di cuaca yang ekstrim, naik turun, dingin banget atau panas banget, ini adalah indikasi SAD.
6. Menjauh dari aktifitas sosial
Gejala lain yang mungkin timbul sebagai dampak cuaca ekstrim adalah malas gaul, pengennya menyendiri. Saat sendiri bawaannya jadi sedih sendiri.
7. Mendadak Jadi Pesimis dan Putus Asa
Kalau kalian adalah seseorang yang biasanya ceria, easy going, optimis, dan semangat, lalu mendadak jadi takut tentang kejadian yang akan menimpa di masa depan, khawatir akan hal buruk yang belum tentu terjadi dan suka pesimis akan segala sesuatu, mungkin kalian terkena dampak SAD.
8. Suka Sedih Tanpa Alasan Yang Jelas
Biasanya cewek juga mengalaminya menjelang datang bulan. Emosi yang naik turun dikarenakan perubahan hormonal menjelang siklus ovulasi, juga mempengaruhi emosi jiwa serta membuat suasana hati tidak menentu. Gejala lain adalah perasaan rindu sekali dengan sesuatu, keluarga, homesick yang berkepanjangan dan berlebihan serta tak dapat menahan perasaan itu sehingga ingin menangis, marah, melampiaskan emosi kepada orang lain atau lingkungan sekitar.
9. Merasa Tertekan
SAD selalu identik dengan perasaan tertekan dan merasa segala sesuatu itu ‘too much’. Too much stress, too much pressure, too much coldness, too much heat, too much and too much. Lingkungan seketika berubah menjadi tak ramah. Merasa semua orang seakan membenci kita dan dunia seakan tak bersahabat (lo kok malah nyanyi :D). Intinya, rasa tertekan yang mendalam ini juga salah satu gejala winter depressi.
10. Tak Ada Gairah
Winter depressi bisa juga menyebabkan hilangnya gairah, bagi yang sudah menikah, tak ada gairah berhubungan seksual dengan pasangan atau bagi yang jomblo bahkan tak ada gairah hidup sama sekali (walah). 😀
Lalu, bagaimana cara mengatasinya?Jangan lewatkan artikel menarik selanjutnya: 8 Cara Atasi Winter Depressi.
Sampai jumpa di topik lain
Viele Grüße
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/valentino/waspadai-seasonal-affective-disorder-sad-dalam-menghadapi-cuaca-ekstrem_550d5d6b813311ae77b1e2b9
wah TIDAK ADA GAIRAH??? efeknya serem juga
efek dari gejala winter depressi parah juga ya, untung saja di indonesia hanya ada 2 musim..
Tapi sebagian orang Asia menunggu Winter loh. Kayak yang teman-teman di Indonesia kadang rela ke Luar Negeri saat winte rhehehheh
Iya, sungguhan. Hidup rasanya kelabu. Kalau ada matahari muncul sedikit saja, rasanya sudah woow. Hhehe
Itu keuntungan yang luar biasa di Indonesia 🙂
Betul sekali. Dulu saat pertama kali di Jerman, aku juga menanti-nanti turunnya salju. Sekarang, boro-boro ah, bodo amat. Dingin banget….lol
wak serem amat kalo akhir nya anti social, mungkin karena hawa dingin jadi males gerak gitu yaaa
Amat sangat, kadang juga suka marah pada sosial media tanpa alasan…aneh lah pokoknya 😀
Jadi, kalo tiba tiba sedih musim winter gitu termasuk gejala winterdepresi ya. Untung Indonesia gak ada ya
[…] Baca juga: 10 Gejala Winter Depressi […]