Malam pertama di Verona, aku memutuskan untuk makan di sebuah restoran yang menghidangkan seafood. Meskipun sebenarnya aku alergi sama udang. Aku pernah pingsan dan muntah di sebuah restoran di Mallorca, Spanyol gara-gara kebanyakan makan udang dan ikan tuna. Tapi aku selalu saja pengen makan seafood, iiihhh bandel banget ya aku ini.
Nama Restoran yang terletak tepat di pinggir Arena ini adalah Ristorante Olivo. Sebenarnya aku memutuskan makan di sini karena foto udang di atas nasi Curry yang terpajang di menu di depan restoran. Setelah berputar-putar mengelilingi jalanan sepanjang Arena, aku memutuskan untuk makan di sini saja.
Restoran di malam Valentine itu amat penuh, sehingga tanpa reservasi, pengunjung tidak bisa makan di lantai atas. Untungnya ada lantai bawah tanah yang masih kosong.
Lantai atas restoran ini bertema sangat modern sedangkan lantai bawahnya sangat kuno. Kalian bisa bandingkan perbedaannya dari dua foto yang aku ambil dari webnya:
![]() |
lantai atas |
lantai bawah |
Hidangan yang aku pesan adalah hidangan yang membuat aku terpikat pada pandangan pertama yakni Nasi Paella yang dibumbui curry dengan taburan cumi dan udang.
Laper Mata pada Nasi Paella |
Pizza Jamur |
Ekspektasiku seperti yang digambar, hidangan nasi ini besar dan terlalu banyak untuk aku, tapi ternyata, porsinya porsi Asia. Rasanya, seperti nasi goreng kari yang asin dan dibumbui banyak minyak zaitun. Mungkin aku bisa bikin nasi goreng kayak gini sendiri deh di rumah, tapi king prawn dan scampi nya enak banget, dan ada sensasi gosong yang aku suka. Tobi pesan menu favoritnya, Pizza. Porsi pizza ini cukup besar. Oh ya, Pizza di Italia itu jangan dibayangkan seperti pizzanya pizza hut. Roti pizza yang asli amat sangat tipis pis dan sausnya juga beda dari yang di pizza hut. Karena aku orang dengan lidah Asia, menurutku, pizza hut di Indonesia lebih enak, meskipun teman Jerman ada yang bilang pizza di pizza hut itu palsu, bukan pizza yang seperti di Italia. Bodo amat.
Harga untuk nasi Paella: 16,50 euro (sekitar 250 ribu rupiah), terbilang mahal untuk porsi yang tidak begitu besar.
Harga Pizza: rata-rata 8 sampai 10 euro (100 sampai 150 ribu rupiah). Lebih murah ketimbang harga pizza di Jerman (yang rata-rata 10-12 euro).
Minuman yang ditawarkan tak karuan mahalnya, harga bir yang di Jerman cuma 3 Euro, di restoran ini dibandrol dengan harga 7 euro (2 kali lipatnya). Begitu pula dengan harga Wine. Kami Pesan sprite saja yang juga mahal, ukuran kaleng kecil yang di supermarket cuma 75 sen, di restoran ini dibandrol harga 3,5 euro.
Oh iya, di Italia, kita tidak perlu memberikan Tips kepada pelayan seperti di Jerman, karena di bill nya sudah tercantum Coperto, yang artinya uang peralatan makan (sendok garpu), arti sesungguhnya uang tips buat pelayan. Tapi kalau kita ingin memberikan tips tambahan, kita bisa meninggalkan uang di atas meja sebelum meninggalkan restoran.
Sebenarnya aku ingin duduk di lantai atas agar bisa melihat orang lalu lalang di sekitar Arena. Tapi di lantai bawah, nyaman juga. Harga restoran di sekitar tempat wisata ini memang sangat mahal. Seperti di Indonesia juga, bukan?
Viele Grüße
Pizza jamur itu enak banget kayaknya. Kalau di Jogja nyari yang khusus menu jamur di Jejamuran
Baru tahu kalau ada pizza zamur, hehe
tempatnya bagus, nyaman juga keliatannya..
Itu di dindingnya lukisan ya ?
Enaknya kalau udah di Jerman itu bisa ngayap ke negara tetangganya juga ya. Nasinya secuil amat ya, mba, haha… Pizza-nya kayaknya enak, ada angus2nya.
Ah.. a.. aku pengennnnn
Pizza asli italia 🙂 rasa gosongnya sih kayak apa Mbak?
Minuman kaleng 3,5 euro? Gak salah?
*pengsan*
Aku juga kaget…pfuuuh mahal abisss
Idih mbakkk sumpah masih enakan pizza buatan orang Indonesia,,,rasa gosongnya yang pait mbak…hehhe
Iya, masak dari Hamburg ke DEnmark aja cuma beberapa jam… kita penyuka gosong yaaa 😀
Iya itu lukisan nggak tau tentang apa 😀
Iya aku pernah ke Jejamuran sekali,, enak banget banyak menunya…pengen kesana lagi 🙁