Setidaknya 20.000 polisi dan aparat keamanan dikerahkan dalam rangka menjaga keamanan pada puncak KTT G20 di Hamburg. Kendati demikian, jumlah demonstran ditambah pers dan ekstrimis yang turun ke jalanan membuat para polisi-polisi tersebut kewalahan, sehingga bantuan keamanan dari negara bagian lainpun dikerahkan. Tercatat sebanyak 196 polisi terluka akibat bentrok dengan para demonstran.

Image Credit: Milliastuti

Baca juga: Indonesia dalam KTT G20 di Hamburg, Jerman

Hari ini adalah diskusi hari pertama KTT G20 yang diselenggarakan di Hamburg. Tak kurang dari 21 tokoh dunia mewakili KTT ini. Kesempatan ini benar-benar dimanfaatkan oleh ratusan ribu orang untuk menjalankan aksi protes mereka terhadap kaum kapitalis. Setidaknya 30 agenda Demo digelar menyambut kedatangan orang-orang penting tersebut.

Baca juga: Agenda Diskusi G20 di Hamburg

Memang aksi-aksi demo yang kreativ dan tidak radikal turut mewarnai sambutan tersebut. Namun, apa yang terjadi di hari pertama KTT ini benar-benar diluar dugaan. Banyak sekali oknum-oknum brutal membakar mobil-mobil di pinggir jalanan. Mobil-mobil orang tak bersalah yang terparkir di sekitar apartemen mereka turut menjadi korban. Sasaran utamanya adalah tentu saja mobil mewah karena mereka menganggap, orang yang punya mobil mewah tersebut pastilah orang kaya, orang kaya pastilah ada andil dalam dunia kapitalisme, dsb. Benar-benar brutal.

Video berikut adalah rekaman salah seorang rekan kerja, yang anaknya sempat menyusuri jalanan di sekitar Altona dan Sternschanze:

Aksi radikal tersebut tak hanya terjadi di satu tempat saja, namun di banyak lokasi di seluruh penjuru kota (kecuali tempat dimana para politikus berada).

Mengapa Pemerintah Membiarkan Mereka Berdemo?

Di Jerman, setiap warga mempunyai hak untuk protes dan berdemo. Tak hanya demo anti kapitalis seperti ini, setiap tanggal 1 Mei, bisa dipastikan banyak pekerja berdemo di Jerman demi memperjuangkan nasib para buruh.

Mengapa Para Polisi Membiarkan Mereka Membakar Kota?

Menjadi aparat keamanan di situasi seperti ini memang serba salah. Di satu sisi, mereka harus mengamankan kota, di sisi lain, mereka harus melawan para pendemo yang liar dan brutal tersebut. Jika mereka salah ambil tindakan (misalnya menembak mati salah satu pendemo, bisa terjadi baku hantam yang akan menewaskan lebih banyak orang), tapi jika mereka terlalu memberi kebebasan, para pendemo itu semakin liar.

Oknum kepolisian sepakat membiarkan aksi pembakaran di jalanan kota yang melibatkan puluhan mobil-mobil pribadi yang terparkir selama mereka tidak melampaui batas yang sangat berbahaya (misalnya membakar rumah dan gedung warga). Hari ini, dikabarkan juga bahwa IKEA di sekitar Altona juga sempat jadi amuk masa dan hampir tersulut api. Oleh sebab itu, sudah sejak beberapa minggu toko-toko di kota mengepung etalase mereka dengan pelindung kayu yang melapisi kaca agar bebas dari amuk masa.

Dinding kuning dengan logo ‘Sale :)’ itu adalah etalase toko yang biasanya terlapisi kaca-kaca sehingga kita bisa melihat apa yang mereka pajang di sana.

Lalu Bagaimana Dengan Para Pejabat Tinggi Negara Itu? Tidakkah mereka tahu?

Tentu saja mereka tahu, tapi apa yang bisa mereka lakukan untuk mencegah sedangkan mereka sendiri dalam batas penjagaan ketat. Tapi memang sungguh sangat ironis. Seusai diskusi, para pejabat menikmati lantunan melodi dan konser musik yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya di Elbphilharmonie, sementara kondisi kota yang berjarak tak kurang dari 2 km di dekat Elphi porak poranda bagai lautan api menggelegak. Siang ini, Melanie Trump (istri Donald Trump) bahkan tak berani keluar hotel karena penjagaan yang sangat ketat akan bahaya yang bisa mengancam nyawanya oleh para demonstran.

Baca juga:
Elbphilharmonie Hamburg
7 fakta menarik seputar Elbphilharmonie Hamburg

Pertanyaan kita cuma: Apakah yang mereka lakukan ini membawa hasil dan berpengaruh para kondisi negara-negara di Afrika yang menjadi agenda diskusi mereka, juga membawa dampak besar bagi perekonomian negara berkembang seperti Indonesia? Kita lihat saja nanti….

 Salam dari Hamburg

Comments

  1. luar biasa dan sekaligus miris , membaca demo di jerman:( . lebih parah daripada di indo . apa lagi pejabat disana , mereka seolah-olah tak peduli dengan yang terjadi diluar gedung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *