OSPEK Jerman vs Indonesia

OSPEK ?!?! Jerman Vs Indonesia

 Semua yang pernah menjadi pelajar pasti pernah mengalami masa orientasi siswa/mahasiswa baru alias OSPEK (kecuali pelajar TK dan SD, hehe). Sampai sekarang masih terkenang bagaimana masa orientasi SMP, SMA dan masuk kuliah, fase di mana kakak kelas/ tingkat mewajibkan kita mengenakan pakaian atau aksesoris di luar kewajaran, membawa bekal yang aneh, fase datangnya kesempatan bagi yang pernah di-ospek membalas dendam kepada adik tingkatnya, yang juga bisa jadi dirindukan karena pernah menjadi kakak ospek favorit, tergalak, dapat surat cinta dari adik kelas, fase memilukan yang tak sedikit mendapat pengalaman buruk, memalukan, bahkan memakan korban jiwa.
Nah, berhubung saat nulis ini, aku memasuki masa orientasi mahasiswa baru di Jerman, pengen banget nge-share gimana proses penerimaan mahasiswa baru di Jerman berikut masa orientasinya, apa persamaannya dan apa pula perbedaannya dengan masa orientasi mahasiswa baru di Indonesia.
  1. Tentang Pakaian

    Semua pasti ingat donk, apa yang pernah dikenakan saat Ospek dulu. Waktu ospek jadi mahasiswa bachelor dulu, seingatku aku disuruh memakai sabuk dari tali rafia tiga warna, yang mana setiap warna ditentukan berdasarkan kelompoknya. Tak hanya sabuk, rambut harus dikuncir 5 lah, memakai topi dari bola lah, dan sebagainya dan seterusnya.
    Bagaimana dengan di Jerman?
    Nope, nothing like that at all. Aku bertanya pada salah seorang teman bagaimana dulu orientasi di Gymnasium (semacam SMA) atau Kampus? Haruskah memakai pakaian khusus?
    Dia mengernyitkan mata sambil mengingat, lalu menjawab, kenapa pakaian khusus? Seingatku dulu orientasi di Gymnasium cuma setengah hari, kita didudukkan di aula, memakai pakaian seperti biasa (bukan seragam), lalu ditunjukkan semua hal tentang sekolah baru tersebut, contohnya letak perpustakaan di mana, bagaimana cara menyewa buku, di mana letak kantin, kelas-kelas, ruang guru, ruang olah raga, dan sebagainya. Setengah hari teori lalu setengah hari sisanya yang mau ikut berkeliling sekolah, akan dipandu guru per kelas, yang nggak mau ikut ya di kelas menunggu sampai waktu pulang.
  2. Jam Masuk saat Ospek

    Jam masuk saat Ospek di Indonesia biasanya sangat pagi, pukul 06.00 harus sudah ada di kampus dengan memakai segala atribut, kalau sampai ada yang terlambat bisa di bully seharian atau dihukum oleh kakak pembina. Lalu jam pulang biasanya juga larut sore, melebihi jam pelajaran atau kuliah biasa.
    Di Jerman?
    Pembukaan masa orientasi sudah ditentukan oleh pihak kampus. Jam pembukaan masa orientasi yang aku hadiri beberapa hari lalu adalah pukul 11.00, kemudian selanjutnya tidak ada paksaan untuk mengikuti orientasi. Lho? Trus?. Jadi, seminggu sebelum masa ospek, akan ada surat dari pihak kampus bahwa akan ada masa orientasi mahasiswa baru yang berlangsung selama 2 minggu, terbagi satu minggu pertama untuk orientasi uni (seluruh kampus) dan minggu kedua ospek jurusan. Pihak kampus memfasilitasi mahasiswanya untuk mengenal kampus dengan sebaik-baiknya dengan menyusun puluhan program pengenalan kampus, contohnya: program pengenalan kampus, memanfaatkan internet di kampus, fasilitas olah raga dan cara pendaftarannya, memanfaatkan fasilitas perpustakaan, dsb.

    Tak hanya program pengenalan kampus, tapi puluhan program pengenalan kota untuk mahasiswa yang datang dari luar kota atau luar negeri juga tersedia, contohnya: mengenal Hamburg pada malam hari, bagaimana memanfaatkan fasilitas kendaraan umum di Hamburg, mencari kamar kos atau apartemen di Hamburg, dan sebagainya. Seluruh program tersebut sudah ada di websites Uni, dan kita tinggal memilih dan mengatur sendiri waktu yang kita mau, seperti megatur jadwal kuliah. Kita tidak diharuskan mengikuti semua program yang disediakan, misalnya, aku sudah tinggal di Hamburg hampir dua tahun lamanya, jadi aku hanya memilih mengikuti program seputar kampus lantas skip semua program tentang pengenalan kota. Bagi yang benar-benar baru di Hamburg, program pengenalan kota juga penting agar dapat informasi dan menambah teman baru.

  3. Tempat Ospek

    Terkadang tiba-tiba kangen masa-masa baris berbaris saat masih sekolah atau kuliah di Indonesia dulu. Saat Ospek, kita biasanya dikumpulkan masal di lapangan luas pagi-pagi dan briefing dari pembina lalu setelahnya seturut grup, kita masuk kelas masing-masing.
    Di Jerman?
    berkumpul di tempat di aula untuk tour campus
    Ospek yang berupa seminar ya tempatnya di gedung seminar atau kelas-kelas perkuliahan, lalu yang berupa aktivitas tour misalnya, biasanya kumpul di suatu tempat lalu dibimbing menuju arah tour keliling kampus atau keliling kota, atau menuju ke perpustakaan (untuk tour tentang perpustakaan).
  4. Yang Meng-Ospek

    Di Indonesia, anggota BEM biasanya yang meng-Ospek mahasiswa baru. Seru banget kalau jadi anggota BEM, bisa akting jadi kakak kelas yang kejam, manis, keras, lalu kenal adik kelas yang imut-imut lalu ngejailin sampai naksir mereka.
    Di Jerman?
    Tentu saja juga kakak tingkat atau mahasiswa senior yang meng-ospek, namun mereka bukan bertugas membimbing atau mengarahkan tapi lebih menyediakan fasilitas agar mahasiswa baru memilih sendiri jenis orientasi yang mereka butuhkan. Kakak tingkat ini juga bertugas memberi sambutan dan mengorganisir welcome party untuk mahasiswa baru, mereka juga selalu informatif kepada semua mahasiswa baru yang butuh bantuan atau punya pertanyaan seputar kampus. Mereka juga bisa dihubungi online atau di kantor BEM. Tapi seperti di Gymnasium, tidak ada kakak kelas senior yang meng-ospek adik kelas.
    Aku sempat bingung juga saat tahu bahwa kelas di Jerman (SD-SMA) tidak ada struktur organisasi kelasnya. Di setiap kelas, hanya ada satu captain (Klassensprecher), sudah itu saja, tidak ada wakil, bendahara, sekretaris, dsb. Klassensprecher ini ditunjuk oleh guru atau murid lainnya, tapi kebanyakan mereka malah mengajukan diri untuk menjadi captain, lalu meminta persetujuan dari murid-murid lain. Tapi tidak ada struktur resmi yang ditulis di dinding kelas oleh sekretaris. Mereka juga tidak punya jadwal piket, karena sudah ada petugas kebersihan dari sekolah. Padahal saat piket adalah saat paling seru saat SD, karena kita bisa maen maen air di kelas dan membersihkan kelas sampai lantai kinclong. Hehehe
  5. Kewajiban keikutsertaan Ospek

    Sampai sekarang suka sebel kalau ingat ada kakak tingkat atau teman yang bilang bahwa sertifikat Ospek penting buat kelulusan, dan kalau kita tidak ikut Ospek sekarang, maka tahun berikutnya kita harus ikut ospek bersama adik tingkat. Bullshit!!!! Ospek adalah orientasi untuk mahasiswa baru, kalau kita sudah satu tahun menjadi mahasiswa, otomatis kita tahu seluk beluk kampus, dsb, buat apa ikut ospek lagi?.
    Kalau di Jerman? Kita tidak diwajibkan ikut dan tidak ada yang menakut-nakuti bahwa sertifkat ospek itu penting buat kelulusan dsb. Kalau kita butuh informasi, ya datang, kalau sudah tahu ya nggak usah datang.
    Yah, itu sekilas tentang Ospek dari segi budaya yang berbeda, semoga bermanfaat. Semua pasti ada sisi positif dan negatifnya. Dengan tahu bahwa Ospek di Jerman yang seperti itu, aku jadi tahu, bahwa tujuan Ospek di Indoensia yang kelihatannya kejam dan nggak masuk akal itu agar kita bisa saling mengenal mahasiswa baru yang bahkan mungkin nggak sekelas, atau sefakultas dengan bekerja sama membuat benda-benda aneh yang diwajibkan dibawa saat ospek tersebut.
    Aku senang berbagi dengan kalian. Aku senang bisa berbagi dengan kalian, akan lebih senang lagi bila kalian juga mau membaginya kepda orang lain, kakak, adik, saudara, yang barang kali ingin tahu serta menambah wawasan tentang perbedaan budaya antara Indonesia dan Jerman. Aku menerima kritik, saran agar kedepannya aku bisa sharing hal-hal unik yang bermanfaat dari Jerman. Sampai ketemu di topik lainnya.
Jangan lupa like facebook fanpage Denkspa untuk mengetahui info harian seputar Jerman, terutama Hamburg (tempat aku tinggal sekarang). Klik di sini untuk like facebook fanpage Denkspa. Vielen Dank (Banyak terima kasih)
Viele Grüße

6 Comments

  1. yang nomor 5 itu, bisa digantiin dengan sesuatu mbak. kalau nggak ikut. do you know lah :).
    kalau yang ngospek tentara sih, nggak apa apa mbak. tapi kalau senior senior, kadang suka sok-sokan. tapi alhamdulilah dikampus mas. nggak jahat seniornya.
    perbandingan indonesia dan jerman seperti bukit dan gunung mbak .

  2. wakakakaka walaupun yaa ospek di Indonesia kesannya kurang mendidik apa gimana gitu ya, ospek tetep jadi kenangan banget. kenangan mau aja dibodo bodoin sama kaka tingkat yaa seru aja gitu jadi bahan ketawaan kalo diceritain pas kita udah tingkat 2 gitu. pas tingkat 1 mah rasanya benci banget ama kakanya. aduh kalo ketemu pingin mites

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


x

Related Posts

5 Asuransi Terbaik di Jerman dan Cara Daftarnya
Halo, teman-teman Denkspa! 👋 Hari ini aku mau ngobrol soal asuransi kesehatan di Jerman. Buat kalian yang baru mau pindah ke Jerman, m...
Perbandingan BPJS di Indonesia dan GKV di Jerman
Halo, teman-teman pembaca Denkspa! Sebagai seseorang yang pernah tinggal dan bekerja di Jerman, saya sering mendapat pertanyaan seperti ini: “Ba...
Panduan Menulis Motlet dan CV untuk Apply Visa FSJ/BFD ke Jerman
Program FSJ (Freiwilliges Soziales Jahr) dan BFD (Bundesfreiwilligendienst) di Jerman adalah bentuk layanan sukarela di Jerman yang ditujukan unt...
powered by RelatedPosts
Ada yang ingin ditanyakan?