image credit: Milliastuti |
Warga Hamburg yang tinggal di dekat Rote Flora, Sternschanze, Reeperbahn, St. Pauli adalah korban paling menderita oleh kejadian demo kaum anti kapitalis menentang KTT G20. Diberitakan dalam salah satu stasiun TV Jerman (NDR) bahwa banyak sekali orang-orang Hamburg yang ketakutan dan merasa terancam karena kejadian ini.
Yang tinggal di Hamburg sebenarnya bukanlah warga Hamburg saja, banyak orang Jerman dari kota lain, berikut orang asing yang tinggal di kota terbesar nomor 2 di Jerman ini. Dengan demikian, banyak sekali orang-orang yang dirugikan karena kendaraannya dibakar, yang lebih parah, mereka merasa ketakutan dan terancam, terlebih anak-anak yang tinggal di sekitar kawasan demo.
Apakah seluruh Hamburg kacau balau?
Sebenarnya kalau dibilang Hamburg benar-benar kacau, aku rasa TIDAK. Pada hari jumat, hari di mana demo besar-besaran dan banyak aksi pembakaran terjadi, aku sedang bekerja di jauh dari rumah. Saat itu aku berangkat sangat pagi (sekitar pukul 6.30), naik kereta bawah tanah, lalu subway dan sekitar satu jam, aku sampai di tempat kerja. Saat bekerja, rekan-rekan kerjaku bilang bahwa Hamburg sedang gonjang-ganjing sambil menunjukkan video-video horor seperti keadaan zaman perang padaku. Kontan saja aku panik, aku takut tak bisa pulang ke rumah.
Aku minta izin untuk pulang satu jam lebih awal (pukul 13.00) karena aku harus kembali bekerja di instansi lain. Sebenarnya aku bisa saja membatalkan pekerjaanku hari itu, tapi kuberanikan diri saja dan melihat apa yang terjadi.
Aku pulang ke rumah pukul satu, kembali melintasi subway dan kereta bawah tanah. SEMUANYA AMAN TERKENDALI. Saat tiba di rumah (di kawasan Horn), aku tiba tepat waktu, tak ada kereta yang terlambat, dengan kata lain tak ada aksi teror atau arnarkis selain di jalan raya, karena aku juga melintasi stasiun utama (hbf), memang banyak polisi berjaga-jaga, tapi di kawasan hbf, suasana tidak begitu mencekam. Aku sampai rumah tepat waktu dan kembali bekerja di instansi lain yang dekat dengan rumahku hingga pukul 21.00.
Pemerintah mengerahkan aparat keamanan seketat mungkin agar masih banyak orang-orang yang tak ikut berdemo, orang yang masih harus bekerja dan anak-anak yang masih harus sekolah, bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
Anak-anak mendapat tawaran penjagaan ekstra dari pemerintah yang diorganisir bersama dewan guru di TK atau pun SD untuk tetap bernaung di tempat yang aman (misalnya gedung sekolah) hingga orang tuanya menjemput sepulang kerja. Jika orang tua merasa kondisi sangat tidak memungkinkan untuk membiarkan anak-anak diluar penjagaan mereka, para orang tua tersebut boleh meliburkan anak-anak dari aktivitas sekolah selama hari berlangsungnya demo itu. Namun, hal itu hanya berlangsung di sekolah-sekolah dekat Rote Flora, Schanze, Reeperbahn, dan sekitarnya. Kulihat sekolah di tempatku bekerja, sekitar Harburg, Neuwiedenthal, Neugraben, Horner Rehnbahn, banyak anak-anak yang tetap melakukan aktivitas pulang pergi sekolah seperti biasa.
Seperti yang aku bilang di awal, warga Hamburg yang tinggal di sekitar kompleks para demonstran beraksi adalah warga yang paling dirugikan. Bahkan kulihat di TV, ada orang yang naik ke atas gedung dan teriak-teriak minta tolong kepada helikopter yang lalu lalang di udara. Di twitter juga disebutkan bahwa mereka merasa terancam, ketakutan, minta perlindungan, merasa seperti dalam peperangan, dsb. Selebihnya, seperti aku yang tinggal agak jauh dari pusat demo, semua aman-aman saja. Meskipun demikian, seharusnya kejadian anarkis yang ekstrim tersebut tak perlu terjadi jika mereka berdemo sesuai prosedur yang berlaku. Orang-orang keji tak bertanggung jawab memanfaatkan situasi demi melampiaskan kebencian mereka terhadap kaum kapitalis, tapi korban yang sesungguhnya tetap orang-orang tak bersalah yang sebenarnya tak ada sangkut pautnya dengan G20.
Demikian laporan singkat masih seputar G20 di Hamburg.