Jerman adalah negara yang paling teratur, tak hanya di infrastrukturnya, namun di segala aspek keseharian sampai bahasanya. Saking teraturnya, hanya di Jerman, bahasa mengelompokkan jutaan kata benda menurut 3 jenis kelaminnya, yakni maskulin, feminim dan netral (di Prancis dan Italia hanya berdasarkan dua jenis kelamin). Misalnya Bulan itu menurut orang Jerman, maskulin, jadi di depan kata bulan ditambakan artikel: Der, kemudian Matahari itu menurut orang Jerman feminim, jadi di depan kata matahari, di tambahkan kata Die, lalu Buku, menurut orang Jerman itu netral, jadi di depan kata buku, di tambahkan artikel Das. Jangan tanyakan mengapa bulan itu maskulin, matahari itu feminim, karena di Jerman, tak hanya itu yang menurutku kurang masuk akal, tapi 5 hal berikut, juga kurasa agak berlebihan diterapkan dan terkesan konyol. (Mengingat di Indonesia, aturan dibuat untuk dilanggar dan semua serba easy going, jadi aku sebagai orang Indonesia juga tak henti-hentinya penasaran dan meneliti keanehan serta keunikan di Jerman yang bertolak belakang dengan budaya Indonesia. Apa saja itu?
1. MEMANCING HARUS PUNYA SIM
Surat Izin Memancing atau Angelschein wajib dipunyai bagi siapapun yang ingin memancing. Bagaimana cara mendapatkannya? pertama, sesorang yang ingin mendapatkan angelschein harus ikut les memancing selama beberapa jam, lalu ujian memancing dan interview. Tujuannya agar si pemancing tau jenis ikan apa saja yang boleh dan tidak boleh di pancing, dan kapan ikan akan bertelur, dan sebagainya. Demi keseimbangan alam dan keberlangsungan ekosistem di danau, para pemancing wajib punya angelschein. Kalau ada yang ketahuan memancing tanpa ada angelschein, bisa terkena denda ratusan euro.
2. BATAS MAKSIMAL SKUTER Matik dan Sepeda Motor: 25 sampai 40 km/jam
Bayangkan kalian yang punya skuter matik dan biasa kebut-kebutan di jalan raya, harus mengendarainya di Jerman dengan aturan maksimal kecepatannya tak boleh lebih dari 40 km/jam. Pasti akan terasa aneh dan nggak seru, bukan?. Ya, di Jerman, meski tidak ada batasan maksimal dalam mengendarai mobil di jalan tol, tapi demi keselamatan pengendara motor, semua sekuter dan motor di Jerman di stel (dari pabriknya) dengan batas maksimal 40 km/jam. Tak hanya itu, helm teropong, jaket kulit tebal, celana panjang, sepatu aman juga wajib dikenakan agar apabila terjadi kecelakaan, terpelanting jauh, dsb, pengendara motor tidak terluka parah. Sampai segitunya ya. Oleh karena itu, angka kecelakaan lalu lintas di Jerman terbilang cukup kecil, karena pemerintah memberlakukan aturan ini. Namun, sepeda motor balab, Harley Davidson, dan sebagainya, tentu saja diperbolehkan masuk jalan tol dengan kecepatan sesuka hati, asal berkendara, berpakainan dengan aman. Perlu diinformasikan lagi, harga SIM kendaraan roda dua bermotor (skuter matik) justru lebih mahal dari harga matiknya itu sendiri loh.
3. ATURAN MENAMAI ANAK
Meski aku telah menjelaskan di artikel sebelumnya tentang aturan menamai anak, sampai sekarang aku masih nggak habis pikir. Lha wong anak-anak sendiri loh, biar dinamai apa pun, kan terserah. Di Jerman, para orang tua tidak diijinkan menamai anak mereka dengan kata-kata yang dianggap aneh atau dianggap bukan nama, yang nanti akan memalukan anak, dsb.
4. ATURAN MEMBANGUN PAGAR RUMAH
Tak hanya bentuk bangunan rumah dan bangunan yang diatur pemerintah, namun membangun pagar, juga diatur. Kalau kalian berkunjung di Jerman, tidak akan kalian temui rumah berpagar tembok tinggi menutup rumah dan melindungi dari maling masuk. Karena pemerintah Jerman hanya memperbolehkan pemilik rumah membangun pagar tak lebih dari 1 meter saja. Oleh sebab itu, tata kota di Jerman terkesan lebih rapi dan indah.
5. MEMBAYAR PAJAK ANJING
Hundesteuer atau pajak untuk memelihara anjing juga diterapkan pemerintah Jerman. Besarnya pajak sebenarnya tidak terlalu mahal (sekitar 50 euro per tahun). Kalau memelihara anjing di Jerman, kita juga harus melaporkan dirinya (si anjing) ke pemerintah. Memelihara anjing di Jerman terbilang cukup ribet juga, selain mahal, biaya perawatannya yang juga mahal, membayar asuransi untuk pengobatan ke dokter juga, dan membayar pajak, mengajaknya jalan-jalan agar tidak stress, dan perawatan lainnya seperti salon, pijat, dsb. Meski demikian banyak juga yang memelihara anjing demi kesenangan. Pajak hewan ini berlaku hanya untuk anjing, untuk memelihara hewan seperti kucing, burung, ular, tikus, orang tidak perlu membayar pajak, hanya perawatan lain-lain yang sudah aku sebutkan di atas.
Pastinya masih banyak sekali hal-hal berbeda lainnya antara budaya Indonesia dan Jerman. Kalau kalian masih punya ide, bisa tulis di komen, nanti akan aku tambahkan, semoga tulisanku yang sedikit tadi menambah pengetahuan dan jadi inspirasi. Semua yang aku tulis di sini adalah untuk kesenangan dan hiburan serta menambah informasi budaya semata.
Aku senang bisa berbagi dengan kalian, akan lebih senang lagi bila kalian juga mau membaginya kepada orang lain, kakak, adik, saudara, yang barang kali ingin tahu serta menambah wawasan tentang perbedaan budaya antara Indonesia dan Jerman. Aku menerima kritik, saran agar kedepannya aku bisa sharing hal-hal unik yang bermanfaat dari Jerman. Sampai ketemu di topik lainnya.
Viele GrΓΌΓe
Lebih baik pelihara kucing ga kena pajak π . Ngomongin ttg anjing pernah teman les ku cerita tetangganya guru lesku diadukan ke rathaus klo si ibu ini punya anjing tp ga lapor dan ga bayar pajak, kadang aja aja tetangga reseh di Jerman hehe π .
Iya, kenapa anjing aja gitu yang harus bayar pajak?…orang Jerman emang suka reseh kalau ada orang yang melanggar peraturan dan merugikan orang lain. Secara mereka kan tertibbb bangettt… π
Kalau SIM untuk memancing pernah baca, di Swiss dan Perancis juga begitu. Mungkin rata-rata begitu ya π
Yang pagar rumah itu pun aneh tapi asyik, makanya cakep2 rumah di sana. Untungnya di sana pun aman.
omnduut.com
Iya,,,rumahnya jadi gak timpang,,,tapi rawan maling juga π
[…] Jerman negara yang liberal, tapi ironisnya, banyak peraturan yang mengekang. Kadang sebagai orang Indonesia, aku suka dibuat bingung oleh peraturan di Jerman. Tapi kalau aku pikir-pikir lagi, memang masuk akal dan demi kebaikan bersama juga. Seperti kewajiban memiliki Surat Ijin Memancing, membuat pagar,Β kalau maupotong pohon (pohon di halaman rumah sendiri) harus ijin pemerintah setempat, dsb. Baca juga: 5 aturan Konyol dan Kurang Masuk Akal di Jerman […]
boleh aku ya share ya…
Silakan π