Belajar bahasa Jerman tak harus mahal. Dan belajar di tempat yang mahal tak juga menjamin kesuksesan. Itu yang aku selalu aku tekankan pada kalian dan terutama pada murid-muridku sendiri.
Satu hal yang aku tekankan adalah: Kunci kesuksesan pembelajaran bahasa Jerman yang terbesar adalah terletak pada diri kalian sendiri. Aku sudah membuktikannya pada diriku sendiri dan aku pun mengamati banyak murid-murid yang kursus di tempatku. Jika mereka belajar bahasa Jerman memang karena cinta dan atas dasar rasa suka, sesulit apapun pembelajarannya, akan cepet masuknya. Sebailknya, akan sangat sulit mengajar jika ada murid yang belajar karena terpaksa: Terpaksa karena kedubes meminta sertifikat lulus Ujian A1, terpaksa karena mau ausbildung dan pengen ke Jerman secepatnya, karena belajar bahasa Jerman itu sebuah kewajiban, karena ingin ke Jerman dan sebagainya.
FALSCH!!!! FALSCH!!!! FALSCH!!!!
Jika aku sudah menemui murid seperti ini, dari awal, selalu aku luruskan pemikirannya dulu sebelum penerimaan otaknya terhadap bahasa Jerman yang akan dipelajari terblokir.
Belajar bahasa asing seharusnya bukan karena keterpaksaan, ujung-ujungnya kalian malah akan tertekan. Dalam kondisi tekanan yang konstan, otak kalian nggak akan bisa menerima pembelajaran. Jadi, kalau memang belajar bahasa Jerman untuk memenuhi kewajiban, ya lupakan saja. Mending stay di rumah dan lakukan kewajiban-kewajiban yang lain.
Karena kunci utama kesuksesan belajar sebuah bahasa itu adalah ‘Spaß atau kesenangan’, jadi jika kalian tak punya Spaß itu, pembelajaran tak akan sukses. Aku masih ingat saat pertama belajar bahasa Jerman. Seperti orang gila ngomong-ngomong sendiri, menirukan kata-kata sendiri. Meskipun guru lesku waktu itu tak bisa menjelaskan dengan gamblang dan aku dituntut untuk belajar semuanya secara mandiri (beliau hanya menjelaskan apa yang ada di buku pembelajaran wajib untuk anak SMA), nyatanya aku bisa lulus juga.
Berawal dari konsep mandiri dan kesenangan di atas lah, aku berusaha membuatkan banyak alternatif buat kalian yang memang ingin serius belajar bahasa Jerman dan lulus A1 tanpa membayar biaya kursus jutaan rupiah.
Baca juga: Belajar Bahasa Jerman? Jangan takut salah grammatik!
Kenali tipe kamu sebelum belajar!
Pastinya sudah tidak asing lagi di telinga kalian konsep belajar mandiri atau otodidak. Banyak sekali temanku yang berhasil lulus tes A1 hanya dengan belajar lewat youtube. Dengan modal niat dan ketekunan, mereka bisa berhasil.
Namun, aku memahami bahwa tak semua orang punya talenta bahasa yang sama. Meski niat dan keuletannya sama, hasilnya akan berbeda jika kemampuan penyerapan otak pada sebuah bahasa itu beda. Tak jauh-jauh contohnya. Murid lesku sendiri, diantara yang lain dia yang paling rajin. Selalu mengerjakan buku diary, mengumpulkan tugas tepat waktu dan selalu berani berbicara dengan Tobi. Namun, semua grammatik yang dia kerjakan, semua sms yang dia tulis dalam bahasa Jerman salah kaprah. Tak jadi masalah, namanya juga belajar, kan?
Aku bahkan memberi tambahan jam pelajaran untuk dia sampai berjam-jam. Pada saat pembelajaran berlangsung, dia mengerti semua yang diajarkan, namun saat sudah keesokan harinya, entah kemana perginya ilmu yang sudah dia mengerti itu.
Akhirnya, aku menyarankan dia untuk terus dan terus berlatih, ga masalah salah. Kurang huruf saat nulis, salah penempatan kata, atau yang lainnya. Yang penting dia tak berhenti mencoba.
Setelah selesai kursus, dia tak langsung Ujian, tapi beberapa bulan kemudian. Dia masih sering sms, kadang pakai bahasa Jerman, dia cerita kalau menemukan app yang bagus buat belajar dan website buat mendengarkan podcast dan nonton Video, dia mengulang lagi materi yang diajarkan, simulasi ujian yang aku berikan. Dan akhirnya, dia pun lulus A1 juga.
Namun, ada juga seorang murid (satu kelas dengannya) yang (mungkin jenius atau talenta bahasanya bagus), dia jarang masuk karena sakit. Namun, baru dijelaskan sekali saja, dia sudah langsung bisa dan tak perlu harus mengulang dan mengulang. Dan tak perlu ditanya lagi, dia juga lulus ujian Goethe dengan nilai yang baik.
Dari dua tipe di atas, aku yakin 100% meski tanpa diriku sebagai pembimbing, mereka pasti bisa asal memahami diri mereka sendiri. Di kelas, aku mengajar dengan cara yang sama kepada setiap murid, namun perlakuanku kepada masing-masing murid sangat berbeda. Aku berusaha mengerti karakter mereka. Apa mereka lebih suka bercanda dan kurang serius, apa mereka tipikal pemalu, apakah mereka tipikal pemberani, apa yang mereka sukai, metode apa yang cepat mereka kuasai, apa lebih ke grammar dulu, atau mendingan langsung berlatih seperti bayi, di pertengahan bulan, kami selalu evaluasi pembelajaran, apa yang harus aku improve sebagai guru, apa yang harus mereka improve, jadi aku pun banyak belajar dari mereka. Dan jika memang benar2 butuh seperti kasus pertama, pasti akan aku kasih kelas tambahan dan motivasi lebih untuk belajar. Kan kasihan kalau semua diperlakukan sama, sedangkan kebutuhan masing-masing murid itu beda2.
Belajar Bahasa Jerman otodidak super gratis:
Kalian bisa nonton video pembelajaran otodidak full di youtube:
Baca juga: Belajar Bahasa Jerman Otodidak, Bisa, Caranya?
Mulai dari Episod 1:
Belajar bahasa Jerman Online?
Kalian tinggal di Lombok dan ingin ke Jerman? Bisa kursus di Denkspa.
Nah, kalian tipikal pelajar bahasa yang mana? Yang cepat nyerap dan selalu ingat? Atau yang nyerap sekali lalu menguap? 😀
Youtube channel belajar bahasa Jerman dan seputar Jerman: Youtube Denkspa
Liebe Grüße und viel Erfolg weiterhin